BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga formal yang sudah dipercaya oleh seluruh
lapisan masyarakat sebagai sarana untuk meningkatkatkan sumberdaya manusia. Namun
dari sudut moralitas, sistem pendidikan yang berlangsung selama ini kurang bisa
menghantarkan bangsa Indonesia mencapai tujuan pembanguna nasional di bidang
pendidikan yang telah diamalkan dalam GBHN, yaitu membangun manusia seutuhnya.
Indikasi-indikasi yang di dapat dari penelitian tersebut diantaranya tawuran
dikalangan pelajar, mengedarkan dan mengkonsumsi narkoba serta kurangnya rasa
hormat murid kepada guru. Fenomena diatas menunjukkan adanya kekurangan
dalam praktek pendidikan di Indonesia, yaitu kurangya perhatian dalam aspek
moral. Dalam proses pendidikan hendaknya diberi penekanan pada upaya membimbing
dan membiasakan ilmu pengetahuan yang diajarkan tidak hanya dipahami, dikuasai
atau dimiliki, akan tetapi lebih dari itu perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.[1] Selain itu ilmu pengetahuan harus dilandasi aklak yang mulia.[2]
Agar
anak dapat membedakan dan dapat mencegah dari perbuatan yang kurang baik, dan
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena Rasulullah SAW telah memberi kepada kita semua suri
tauladan yang baik. Firman Allah SWT:
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
(الاية) [3]
Pondok
pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah menunjukkan
kemampuanya dalam mencetak kader-kader ulama dan telah berjasa turut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan keberhasilanya dalam menanamkam pendidikan
akhlakul karimah. Hal itulah yang akan menjadi model bagi santri untuk meningkatkan potensi
dirinya, karena sebaik-baik apapun ilmu pengetahuan jika tidak diketahui,
dipahami, dihayati dan diamalkan tidak akan berpengaruh apa-apa dalam kehidupan
manusia.
Model
pendidikan yang ada di pesantren pada mulanya
mendominasi pelajaran-pelajaran agama saja yang biasanya materi disajikan dalam
bahasa arab.[5] Sehingga bisa dikatakan adanya penyempitan orientasi kurikulum dalam lingkungan
pendidikan pesantren, disebabkan penekanan yang berlebih terhadap satu aspek disiplin keilmuan
tertentu, dan
mengabaikan aspek keilmuan yang lain. Tetapi dalam perkembanganya, yaitu sejak
kemerdekaan Indonesia, tidak sedikit pesantren yang menerapkan pendidikan dengan sistem madrasah sehingga banyak pesantren yang mendirikan lembaga
pendidikan formal di dalamnya dengan alasan menyikapi
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal dan keagamaan, terutama adalah
menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.[6] Untuk menindaklanjuti fenomena di atas, perlu
kiranya menggabungkan sistem pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat
pendidikan umum yang tidak mengabaikan pendidikan moral yang kuat.
MI
Nurul Huda Gondangrejo adalah salah satu lembaga yang berkembang bermula dari
pesantren pengadopsi pendidikan umum sehingga menjadi sebuah Madrasah
Ibtidaiyah yang tidak hanya membekali siswa dengan pendidikan umum yang unggul,
tetapi juga membekali siswa dengan pendidikan agama yang kuat. Berangkat dari
hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti model pembelajaran yang ada dan
dilaksanakan di MI Nurul Huda Gondangrejo. Dalam
konteks tersebut penulis ingin meneliti model integrasi pembelajaran pesantren dan madrasah di
MI Nurul Huda Gondangrejo Tahun Pelajaran 2011/2012.
B.
Rumusan
Masalah
Dari rumusan diatas pokok masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Faktor-faktor
apakah yang melatar belakangi berdirinya MI Nurul Huda Gondangrejo?
2.
Bagaimanakah
model pembelajaran yang ada di MI Nurul Huda Gondangrejo?
3.
Faktor Pendukung dan Hambatan apa saja yang dihadapi dari sistem integrasi
pembelajaran pada MI Nurul Huda Gondangrejo?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan pada pokok rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mengetahui latar belakang berdirinya MI Nurul Huda Gondangrejo.
2.
Untuk
mengetahui model pembelajaran yang ada di MI Nurul Huda Gondangrejo.
3.
Untuk
mengetahui Faktor Pendukung dan
Hambatan apa saja yang dihadapi dari Sistem Integrasi pembelajaran pada MI Nurul Huda
Gondangrejo.
D.
Kegunaan
Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
tentang model pembelajaran pesantren dan model pembelajarana sekolah sehingga dari
informasi tersebut dapat memberikan manfaat apabila ternyata pembelajaran
pesantren mempunyai pengaruh yang positifterhadap pelaksaan pembelajaran
sekolah, hal ini berarti bagi dewan asatidz khususnya dapat mengoptimalkan
pembelajaran pesantren dalam upaya meningkatkan
dan memajukan pembelajaran di sekolah selanjutnya dewan asatidz dapat senantiasa memberikan
bimbingan dalam membangkitkan sikap positif peserta didik .
E.
Kerangka
Teori
Untuk memudahkan dalam memahami isi dari
skripsi ini, maka penulis berikan kerangka teorinya sebagai berikut :
1. Model
Integrasi
Model adalah pola (ragam atau
acuan) dari sesuatu
yang akan dibuat atau di hasilkan.[7] Atau dapat diartikan
sebagai barang tiruan kecil yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi persis
seperti barang yang ditiru.[8]
2. Integrasi
3. Pembelajaran
Berasal dari kata ajar,
yaitu petunjuk kepada seseorang untuk diketahui, sedangkan belajar adalah suatu
usaha agar seseorang mengetahui sesuatu (pandai, terampil, dan sebagainya).[10]
Pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang (makhluk hidup) belajar.[11]
4. Pesantren
Pesantren berarti asrama
atau tempat murid mengaji.[12]
5. Madrasah
Sedangkan madrasah
adalah sekolah yang biasanya dimiliki oleh lembaga Islam. Dapat juga diartikan
perguruan yang berlandaskan agama Islam.[13]
F.
Metode Penelitian
Untuk
membantu dalam penulisan sekripsi ini, penulis mengamnil beberapa metode untuk
dijadikan landasan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, sedang metode yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal sebagaimana tersebut di bawah ini.[14]
1.
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan
kualitatif fenomenologi yakni dengan mengamati fenomena-fenomena dunia
konseptual subyek yang diamati melalui tindakan dan pemikiranya guna memahami
makna yang disusun oleh subyak disekitar pembelajaran di pesantren dan
pembelajaran di sekolah.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Penulisan ini selain menggunakan riset kepustakaan yang sering
disebut dengan kualitatif, untuk memenuhi akurasi data terhadap sumber data
primer dan sekunder maka penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:[15]
a.
Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan teknik utama dalam penelitian ini, teknik
wawancara digunakan untuk menangkap makna secara mendasar dalam interaksi yang
spesifik. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara yang tidak
terstrutur artinya dalam melakukan wawancara tanpa menyusun daftar pertanyaan
yang ketat. Kelebihan wawancara tidak terstruktur dipilih dengan harapan dapat
dilaksanakan lebih personal yang memungkinkan diperoleh informasi
sebanyak-banyaknya. Selain itu, melalui wawancara tidak tersetruktur memungkinkan
dicatat respon efektif yang tampak selama wawancara berlangsung. Apabila
diperkenankan oleh informan dan bila dibutuhkan peneliti mengguanakan alat bantu
berupa: Buku catatan, alat perekam dan pengambilan foto dengan kamera.
b.
Observasi Partisipan
Teknik observasi partisipan ini digunakan untuk melengkapi dan menguji hasil
wawancara yang diberikan oleh informan. Observasi partisipan dilakukan dalam tiga
tahap, dimulai
dari observasi diskriptif secara luas dengan melukiskan secara umum tentang
model integrasi pembelajaran pesantren dan sekolah. Berikutnya dilakukan observasi
terfokus untuk menemukan kategori-kategori, yang pada akhirnya diadakan
penyempitan dengan melakukan observasi selektif (selective observations)
dengan mencari perbedaan diantara kategori-kategori semua hasil pengamatan
dicatat sebagai rekaman pengamatan lapangan (field note) yang nantinya
akan dilakukan refleksi.
c.
Studi Dokumentasi
Study dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber-sumber non insani. Penggunaan studi dokumentasi ini didasarkan pada lima
alasan yaitu: [16]
1.
Sumber-sumber
ini tersedia dan murah (terutama dari segi waktu)
2.
Dokumen
dan rekaman merupakan informasi yang stabil, akurat dan dapat
dianalisis kembali.
3.
Dokumen
dan rekaman merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan
mendasar dalam konteksnya.
4.
Sumber ini
merupakan pernyataan legal yang dapat memenuhi akuntabilitas.
5.
Sumber ini
bersifat nonreaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik
kajian.
3.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh
peneliti. Teknis analisis dilakukan dengan menelaah data, menata, membagi menjadi
satuan-satuan yang dapat dikelola, mencari pola, menemukan apa yang bernakna
dan apa yang akan diteliti dan dilaporkan secara sistematis. Data itu sendiri terdiri dari
diskripsi-diskripsi yang rinci mengenai situasi, peristiwa, orang, interaksi, dan perilaku.
Dengan kata lain, data merupakan diskriptif dari pernyataan-pernyataan
seseorang tantang perspektif pengamalan atau sesuatu hal, sikap, keyakinan dan
pikiranya serta petikan-petikan isi dokumen yang berkaitan dengan suatu program.
G.
Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam lima bab:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teori, metode penelitian
dan sisitematika penulisan.
BAB II Sistem
Pembelajaran Madrasah dan Pesantren
Pada bab ini berisi telaah teoristik tentang model pembelajaran
pesantren dan pembelajaran di madrasah.
BAB III Gambaran
Umum MI Nurul Huda Gondangrejo
Pada Bab ini dialporkan tentang keadaan yang melihat responden,
lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan siswa dalam proses pembelajaran
BAB
IV Model Integrasi Pembelajaran pada MI Nurul Huda
Di
dalamnya dibahas tentang analisis seluruh
pembelajaran yang ada pada MI Nurul Huda Gondangrejo
BAB
V Penutup
Merupakan
bagian akhir penulisan yang tercakup didalamnya kesimpulan, saran-saran dan
kata penutup
[2] Mansur, Sejarah Sarekat Islam dan
Pendidikan Bangsa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.136.
[3] Qs. Al
Ahzab ayat 21, (Beirut: Dar Al Khoir, 2002), hlm. 430.
[5] Yasmadi, Modernisasi
Pesantren,kritik Nur Kholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.78.
[6] Depag RI, Modernisasi Pesantren, Nur
Cholis Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 78.
[7] Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 662. Lihat juga pada
Sugono, Dendy, et. al., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 1034.
[8] Sugono, Dendy, et. al., Kamus
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 1034.
[9] Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 383. Lihat juga pada Sugono, Dendy, et. al., Kamus
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 594.
[10] Sugono, Dendy, et. al., Kamus Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional,
2008), hlm. 23.
[13] Sugono, Dendy, et. al.,
Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 962.
[14] Astutik,
Sri, Profil MI Nurul Huda Gondangrejo Windusari, (Magelang: MI Nurul
Huda, 09 Oktober 2011)
No comments:
Post a Comment