4 Madzhab dalam Ilmu Fiqih
Ahlussunnah
wal Jama’ah berhaluan salah satu Madzhab yang empat. Seluruh ummat Islam di
dunia dan para ulamanya telah mengakui bahwa Imam yang empat ialah Imam Hanafi,
Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal telah memenuhi persyaratan
sebagai Mujtahid. Hal itu dikarenakan ilmu, amal dan akhlaq yang dimiliki oleh
mereka. Maka ahli fiqih memfatwakan bagi umat Islam wajib mengikuti salah satu
madzhab yang empat tersebut.
Madzhab
Hanafi
Dinamakan
Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit. Beliau lahir
pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini dikenal
madzhab Ahli Qiyas (akal) karena hadits yang sampai ke Irak sedikit, sehingga
beliau banyak mempergunakan Qiyas.
Beliau
termasuk ulama yang cerdas, pengasih dan ahli tahajud dan fasih membaca
Al-Qur’an. Beliau ditawari untuk menjadi hakim pada zaman bani Umayyah yang
terakhir, tetapi beliau menolak.
Madzhab
ini berkembang karena menjadi madzhab pemerintah pada saat Khalifah Harun
Al-Rasyid. Kemudian pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur beliau diminta
kembali untuk menjadi Hakim tetapi beliau menolak, dan memilih hidup berdagang,
madzhab ini lahir di Kufah.
Madzhab
Maliki
Pendirinya
adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia dilahirkan di Madinah pada tahun
93 H dan wafat pada tahun 179 H. Beliau sebagai ahli hadits di Madinah dimana
Rasulullah SAW hidup di kota tersebut.
Madzhab
ini dikenal dengan madzhab Ahli Hadits, bahkan beliau mengutamakan perbuatan
ahli Madinah daripada Khabaril Wahid (Hadits yang diriwayatkan oleh
perorangan). Karena bagi beliau mustahil ahli Madinah akan berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan perbuatan Rasul, beliau lebih banyak menitikberatkan kepada
hadits, karena menurut beliau perbuatan ahli Madinah termasuk hadits mutawatir.
Madzhab
ini lahir di Madinah kemudian berkembang ke negara lain khususnya Maroko.
Beliau sangat hormat kepada Rasulullah dan cinta, sehingga beliau tidak pernah
naik unta di kota Madinah karena hormat kepada makam Rasul.
Madzhab
Syafi’i
Tokoh
utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau
dilahirkan di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H.
Beliau
belajar kepada Imam Malik yang dikenal dengan madzhabul hadits, kemudian beliau
pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang dikenal sebagai madzhabul
qiyas. Beliau berikhtiar menyatukan madzhab terpadu yaitu madzhab
hadits dan madzhab qiyas. Itulah keistimewaan madzhab Syafi’i.
Di
antara kelebihan asy-Syafi’i adalah beliau hafal Al-Qur’an umur 7 tahun, pandai
diskusi dan selalu menonjol. Madzhab ini lahir di Mesir kemudian berkembang ke
negeri-negeri lain.
Madzhab
Hanbali
Dinamakan
Hanbali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin Hanbal As-Syaebani, lahir di
Baghdad Th 164 H dan wafat Th 248 H. Beliau adalah murid Imam Syafi’i yang
paling istimewa dan tidak pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke Mesir.
Menurut
beliau hadits dla’if dapat dipergunakan untuk perbuatan-perbuatan yang afdal (fadlailul
a'mal) bukan untuk menentukan hukum. Beliau tidak mengaku adanya
Ijma’ setelah sahabat karena ulama sangat banyak dan tersebar luas.
No comments:
Post a Comment