Cara
Penyampaian Da’wah
Beberapa cara
dan sistematika penyampaian da’wah dapat digambarkan seperti berikut:
1.
Untaian
kata-katanya harus tertata rapi, teratur, dan indah didengar sehingga orang
yang mendengarnya tidak bosan
2.
Keadaan
raut muka harus sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan. Contoh: Raut muka
lucu, seram, sedih, ataupun gembira.
3.
Bahasa
yang digunakan harus sesuai dengan situasi pendengar. Semisal dalam humor
sebaiknya digunakan sebagai pemanis agar suasana menjadi nyaman kembali, namun
jangan sampai isi dari seluruh da’wah adalah humor belaka. Karena hal tersebut
hanya akan merusak makna dan tujuan da’wah yang sebenarnya, selain itu hal tersebut
akan mengurangi kewibawaan pribadi da’i yang menyampaikannya. Untuk itu, sangat
diperbolehkan menghias da’wah dengan humor, namun perlu diingat bahwa humor
yang diperbolehkan adalah humor yang bukan: Plesetan, Porno, ataupun humor
sentimentil.
4.
Isi
da’wah harus bersifat aktual yaitu menceritakan keadaan yang sesuai dengan
kejadian yang baru atau sedang terjadi di masyarakat luas
5.
Isi
da’wah harus kontekstual, yaitu sebuah kejadian yang nyata dan dapat dibuktikan
keadaannya[1]
6.
Seorang
da’i kiranya memperhatikan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi
خَاطِبِ
النَّاسَ عَلَى قَدْرِ عُقُوْلِهِمْ... الحديث
Artinya: “Berbicaralah kepada manusia sesuatu dengan daya terima
(Predict Position) yang mereka miliki, baik dalam menerangkan masalah, bahasa
yang digunakan, maupun cara berbusana.”
Maka dari itu, seorang da’i dalam memberikan ceramahnya harus sesuai
dengan situasi dan kondisi, misalnya memberikan ceramah kepada:
a.
Masyarakat
kota
b.
Masyarakat
pedesaan
c.
Orang
awam
d.
Orang
berpengalaman atau berpendidikan, meliputi: Kalangan Pelajar, Guru, Mahasiswa,
Alim Ulama, dan sebagainya
e.
Remaja
atau orang tua
makasih banyak.
ReplyDeletesemoga bermanfaat dan penuh keberkahan.
amin, amin, amin...ya rabbal 'alamin...
ReplyDelete