TATA RUANG KANTOR
- A. Pedoman letak
Kantor sebagai tempat
diselenggarakannya pekerjaan tata usaha didalamnya terdapat pegawai, perabot
kantor, mesin kantor, dan alat-alat kantor. Karena kantor berfungsi sebagai
tempat diselenggarakannya aktifitas kantor, maka penataan yang dilakukan harus
diperhatikan untuk kelancaran proses aktifitas kantor yang dilakukan.
Pengaturan perabor kantor, alat-alat, dan mesin kantor hendaknya tepat dalam
mengambil tempat yang berhubungan dengan prosedur kerja dan penggunakan
perlengkapan kantor yang tersedia. Sedangkan pengaturan tempat kerja atau
ruangan harus disesuaikan dengan suasana kerja, segi pengawasan, dan human
relation antar pegawai maupun dengan piimpinan kantor.
Namun di Sekolah Dasar Laboratorium
Universitas Negeri Malang (UM) tidak menggunakan tata cara penyusunan tata
letak ruang kantor, hal tersebut terjadi karena kedala yang dihadapi oleh
sekolah yaitu tentang kurangnya lahan sekolah untuk membangun ruangan yang
dibutuhkan oleh sekolah ini. Seharusnya pedoman tata ruang kantor yang benar
dalam penyusunan ruangan di sekolah yaitu harus berdekatan antara ruang kepala
sekolah, ruang TU, dan ruang guru, hal tersebut dapat menunjang proses
aktifitas kantor yang akan dilakukan. Untuk pengaturan tata ruang tata usaha di
sekolah ini belum memenuhi syarat atau standar yang telah ditentukan, hal
tersebut dapat tejadi karena kurangnya ruangan yang direalisasikan dari UM.
Dengan pengaturan tata ruang tata
usaha yang belum benar maka akan terjadi kerancuan dalam melakukan aktifitas
kantor, sebagai contoh dampak yang akan terjadi jika tidak ditata sesuai dengan
pedoman tata letak yaitu kalau ada rapat yang akan diselenggarakan di sekolah
ini maka tidak disampaikan secara lisan namun disampaikan dari mulut ke mulut,
selanjutnya pegawai maupun staf sekolah tidak akan semua dapat mengikuti rapat
tersebut karena ada beberapa guru bidang studi yang sudah meninggalkan sekolah
karena jam mengajar mereka telah habis.
Sebagai langkah awal dalam
merencanakan ruang kantor adalah perlu diketahui hubungan satuan yang
melaksanakan tata usaha itu dengan satuan-satuan yang lainnya dan memperhatikan
sifat pekerjaan. Hal itu perlu dilakukan dalam menetukan letak dan susunan yang
tepat bagi satuan tersebut. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam
menetukan letak, yakni:
- Satuan-satuan yang tugas pekerjaannya khusus melayani publik hendaknya diletakkan di tempat yang mudah didatangi oleh publik. Namun di sekolah ini ruang tata usahanya agak jauh dari jangkauan publik. Seharusnya ruang tata usaha letaknya lebih dekat dan mudah diakses oleh publik.
- Satuan-satuan pekerjaan yang pekerjaannya berhubungan erat satu sama lain hendaknya dikelompokkan pada satu tempat. Namun ruangan yang memeliki satuan kerja yang erat tidak sesuai dengan pedoman yang ditentukan, karena ruangannya terpisah, seharusnya ruangan tersebut jadi satu sehingga dapat memudahkan koordinasi antar pegawai-pegawai lainnya.
- Satuan pusat yang mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi tersebut hendaknya diberi tempat di tengah sehingga satuan-satuan lainnya dapat mudah menghubungi. Di sekolah ini sudah memenuhi pedoman yang telah ditetapkan.
- Satuan kerja yang bersifat gaduh hendaknya dijauhkan dari satuan lain. Di sekolah ini sudah memenuhi pedoman yang telah ditetapkan.
- B. ASAS TATA RUANG KANTOR
- Asas Jarak Terpendek
Proses tata ruang yang baik
memungkinkan penyelesaian sesuatu pekerjaan kantor menempuh jarak
sependek-pendeknya. Yakni dua titik yang dihubungkan dengan garis lurus , dalam
hal ini titik diartikan meja tugas pegawai dan titik yang satunya meja tugas
pegawai lainya. Pada SD LAB UM dapat disimpulkan, untuk letak masing-masing
staf sudah baik, yakni bagian depan ditempati oleh staf bendahara yang bertugas
mencatat, merekap keuangan siswa, membuat laporan keuangan siswa, membuat
daftar gaji guru beserta pegawai, mengerjakan tugas lain yang diberi oleh
atasan dan kepala sekolah. Staf persuratan/arsip bertugas menerima surat masuk,
mengagendakan surat masuk dan keluar, mengarsipkan surat masuk dan keluar. Pada
posisi tengah ditempati oleh staf urusan kesiswaan dan perlengkapan yang
bertanggung jawab terhadap buku induk siswa, administrasi kesiswaan,
perlengkapan dan barang sekolah. Pada posisi belakang ditempati oleh kepala
tata usaha yang bertangggung jawab terhadap semua kegiatan keadministrasian
sekolah dan melaporkan kegiatan keadministrasian sekolah kepada kepala sekolah.
Berdasarkan acuan asas jarak terpendek dan kondisi yang ada pada SD LAB UM,
kami rasa untuk koordinasi antar staf sudah cukup baik, namun ada kendala yang membuat
ruang gerak yang terlalu sempit.
- Asas Rangkaian Kerja
Tata ruang kantor yang baik
menempatkan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan
dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Proses pekerjaan
harus harus bergerak majudan bukan bergerak mundur atau menyilang. Pada SD LAB
UM, rangkaian kerja yang diterapkan kurang baik, karena anatara ruang tata
usaha dan ruang kepala sekolah berjauhan, sehingga komunikasi antara para staf
tata usaha dengan kepala sekolah kurang efktif.
- Asas Segenap Ruangan
Tata ruang kantor yang baik
mempergunakan semaksimal mungkin ruangan yang ada, sehingga tidak ada ruangan
yang dibiarkan tidak terpakai. Di sekolah ini tidak ada ruangan yang tidak
memiliki fungsi, karena sekolah ini kekurangan ruangan maka semua ruangan yang
telah ditetapkan fungsinya telah terpakai. Hendaknya di sekolah ini memiliki
cukup ruang untuk akftifitas kantor sehingga dapat memperlancar pekerjaan
kantor.
- Asas Perubahan Susunan Tempat Kerja
Penyusunan tata ruang kantor yang
baik memungkinkan diadakannya perubahan dengan mudah atau disusun kembali tanpa
banyak menelan biaya, waktu, dan proses pekerjaan yang sedang berjalan. Jadi
tata ruang kantor bersifat fleksibel dan tidak bersifat permanen. Namun di
sekolah ini bersifat permanen, penyusunan tata ruang tata usaha tidak pernah
dirubah penyusunannya, hal tersebut terjadi karena kurangnya ruangan yang ada
di sekolah ini.
- C. JENIS TATA RUANG
Jenis tata ruang yang digunakan di
SD LAB UM adalah jenis tata ruang terbuka, yang didalamnya terdapat beberapa
seksi/bagian yang bekerjasama tanpa dibatasi sekat, dikarenakan luas kantor
yang terbatas jenis tata ruang terbuka cocok digunakan pada ruangan yang
lahanya terbatas dan cukup dibatasi dengan perabot kantor (almari, meja kerja),
tetapi pada tata ruang terbuka yang dimiliki oleh SD LAB UM juga memiliki
kekurangan yakni kebisingan umum disebabkan pergerakan umum atau gangguan tamu.
D. TEKNIK TATA LETAK
Teknik tata ruang yang dapat kelompok deskripsikan dari SD LAB UM, tidak ada
teknik khusus yang digunakan dalam tata ruang di SD LAB UM, jadi dapat
disimpulkan bahwa teknik tata letak dalam menyusun kantor di SD LAB UM dapat
dikategorikan kurang, hal ini terindikasi dari kendala-kendala yang ada, di SD LAB
UM belum ada kantor umum yang memfasilitasi para tenaga pendidik hanya terdapat
kantor untuk ruang tenaga administrasi saja dengan ukuran 2,7m x 8m dan ruang
khusus kepala sekolah dengan ukuran 8m x 7m maka dari itu kelompok tidak
mendapatkan informasi tentang teknik tata ruang dalam menyusun ruangan
kantor yang sesuai dengan teori yang kelompok ketahui dari perkuliahan
manajemen perkantoran, apabila kami sesuaikan dengan teori di tempat kami
mengadakan observasi, meja kerja yang semestinya disusun menurut garis lurus
dan menghadap ke arah yang sama, masih belum kami dapatkan, bagian yang bekerja
sama letaknya harus berdekatan, bagian pelaksanaan yang penting harus
berdekatan dengan kamar pimpinan, dan di SD LAB UM sendiri untuk ruang kepala
sekolah ada sendiri dengan jarak yang cukup jauh dengan kantor tenaga
administrasi sekolah, bagian yang melayani masyarakat banyak (public)
ditempatkan di depan, untuk bagian yang melayani masyarakat seperti halnya
tenaga administrasi sekolah menurut kelompok masih kurang efektif apabila
merujuk pada teori karena letak ruangan tenaga administrasi yang merupakan
bagian utama yang langsung berhadapan dengan kepentingan umum tempatnya terlalu
menjorok ke dalam, ruang rapat harus diletakkan di bagian gedung yang bersusunan
tenang, sedangkan di SD LAB UM belum ada ruang khusus untuk rapat sehingga
dalam penyelenggaraan rapat meminjam tempat kelas-kelas yang digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar, harus terdapat ruangan arsip untuk mengumpulkan
arsip dari semua bagian untuk ruangan arsip di SD LAB UM masih belum ada ruang
arsip khusus sehingga penempatan untuk arsip-arsip masi dikumpulkan menjadi
satu dengan ruang tenaga administrasi, teknik-teknik dalam menyusun
kantor yang kami ketahui dari mata perkuliahan manajemen perkantoran masih
belum ada dan belum dapat diterapkan secara optimal, sehingga para
pegawai tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien, hal tersebut terjadi
karena kendalanya, di SD LAB UM masih belum ada kantor khusus untuk para tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai standar, dan hingga saat ini, di
SD LAB UM masi menggunakan kantor yang tersedia saja,
E. FAKTOR PENDUKUNG EFISIENSI
Faktor pendukung dalam tata ruang
kantor yang juga perlu untuk diperhatikan yang dapat mempengaruhi efisiensi
dalam pekerjaan perkantoran adalah cahaya, penerangan, warna, udara,
suara/musik, dekorasi, dan kebersihan.
Cahaya penerangan
Ruang kantor yang dapat kelompok
amati di SD LAB UM hanya ruang kantor tenaga administrasi dan ruang kepala
sekolah, dan cahaya yang ada apabila disesuaikan dengan teori cahaya yang
digunakan adalah cahaya setengah langsung cahaya yang dipancarkan sumber
penerangan arahnya tidak langsung kebidang yang diterangi dan sebagian
dipancarkan ke yang lain. Hal ini berarti bahwa 60% hingga 90% cahaya diarahkan
kebidang kerja dan selebihnya diarahkan ke langit-langit, dan menurut pendapat
personalia di kantor SD LAB UM pencahayaan yang sudah cukup menerangi dan cukup
mendukung dalam keterlaksaan dan proses kegiatan di kantor tersebut walaupun
ruang kantor yang tersedia belum memenuhi standart yang ada.
Warna
Warna mempercantik kantor dan
memperbaiki kondisi di mana pekerjaan kantor itu dilakukan. Warna bersama
cahaya adalah faktor yang memeprtinggi efisiensi. Melalui warna yang tepat pada
dinding ruangan dan alat-alat kantor, maka kegembiraan dan ketenangan kerja
terpelihara, serta mencegah kesilaun yang mungkin cahaya yang berlebihan. Warna
yang serasi akan menimbulkan keindahan, kegairahan, dan kenikmatan dalam
melaksanakan pekerjaan kantor. Warna merah, kuning, dan oranye dianggap
sebagai warna panas yang dapat menimbulkan efek psikologis untuk merangsang
perasaan hangat dan gembira. Sebaliknya warna sejuk seperti biru, violet, dan
hijau tua menimbulkan pengaruh ketenangan atau ketentraman yang dapat
mengurangi ketegangan otot tubuh dan tekanan darah. Sehingga warna memiliki
sifat yang memberikan keindahan, arti psikologis, dan sekaligus juga arti
ekonomis. Untuk Indonesia sebaiknya digunakan warna redup seperti biru, hijau,
abu-abu. Namun pada kantor SD LAB UM tidak terdapat warna yang
mempercantik atau memperbaiki keadaan kantor, karena ruang yang digunakan untuk
kantor masi terbatas.
Udara
Untuk udara pada ruang kantor SD LAB
UM, dapat dikatan mempunyai udara dengan sirkulasi udara yang berkelanjutan
namun kondisi ruangan yang sempit mempengaruhi terhadap sirkulasi udara yang
berkelnjutan sehingga keadaan udara di kantor SD LAB UM dapat dikategorikan
kurang.
Suara dan Musik
Kantor yang gaduh jarang disebut
sebagai kantor yang efisien, karena tidak menyenangkan dan menimbulkan
kekacauan. Bunyi gaduh, ribut, bising, dan ramai akan mengganggu konsentrasi
kerja pegawai. Pengaruh suara gaduh dalam waktu yang relatif singkat belum
terasa, akan tetapi setelah jangka waktu tertentu orang akan menjadi sangat
lelah dan lekas marah. Untuk menghindari kebisingan, satuan tugas yang seperti
mesin atau alat gaduh diletakkan pada tempat khusus dan diberi peredam suara
dengan karton tebal berlobang pada dinding/lantai, serta memberi lapisan karet
busa tipis di bawah mesin ketik. Untuk kantor di SD LAB UM, karena ruang kantor
yang sempit mempengaruhi terhadap timbulnya bunyi bising dan ramai yang cukup
mengganggu terhadap kefektifan pekerjaan masing-masing karyawan atau staf.
Dekorasi.
SD LAB UM belum terdapat dekorasi
sesuai standart yang menciptakan suasana ruang kerja perkantoran melalui
pemasangan gorden yang menarik dalam ruangan. Dekorasi melalui pemasangan
gorden, lantai dengan hamparan permadani , dinding yang dihiasi dengan
lukisan-lukisan yang indah, dan pohon-pohon hias dan bunga-bungaan hanya
terdapat pada ruang khusus kepala sekolah dan belum terdapat pada ruang tenaga
administrasi sekolah, dan untuk gambar yang berkaitan dengan fungsi dan tugas
kantor belum ada, jadi dapat kelompok simpulkan bahwa untuk dekorasi yang dapat
mendukung terciptanya suasana nyaman dan indah dalam ruang kantor di SD LAB UM
masih kurang.
Kebersihan
Untuk kebersihan di lingkungan SD
LAB UM khususnya di ruang kantor yang kami amati yaitu ruang kantor tenaga
administrasi dan ruang kantor khusus kepala sekolah sudah baik, karena di SD
LAB UM terdapat petugaskebersihan khusus yang menangani kebersihan di
lingkungan sekolah SD LAB UM khususnya ruang kantor yang menjadi objek
observasi.
F. LINGKUNGAN FISIK
Lembaga pendidikan hendaknya memperhatikan lingkungan fisik dalam kantor.
Kenyamanan dan keamanan dalam bekerja dapat menghemat pengeluaran dan tenaga,
sebab pegawai menjadi lebih energik dan sehat, yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pikiran mereka untuk menciptakan ide/gagasan inovasi baru untuk
kemajuan lembaga. Namun yang terjadi di SD Laboratorium UM masih jauh
dari kenyamanan dikarenakan
- UKS masih belum menggunakan tenaga ahli yang khusus bekerja untuk menangani siswa-siswa yang sakit, akan tetapi masih menggunakan jasa guru olahraga untuk merangkap sebagai tenaga UKS, untuk kotak obat sudah cukup baik.
- Tempat air minum (dispenser) terdapat hanya pada ruang kepala sekolah saja sehingga dirasa masih kurang.
- Dapur masih belum tersedia dikarenakan keterbatasan ruang
- Tempat pakaian basah juga masih belum tersedia
- Lantai atau gang yang terdapat disana juga tidak terlalu licin sehingga masih baik digunakan untuk murid setingkat SD
- Sebagian tangga yang ada sudah diberi pegangan tetapi masih ada tangga yang tidak diberi pegangan dan bagian terbuka telah diberi pagar
- Mesin berbahaya sebagian sudah diberi pelindung tetapi juga masih ada yang membahayakan murid sehingga dirasa kurang mendapat perhatian
- Alarm dan pemadam kebakaran masih dirasa kurang
- Telepon dirasa sudah cukup, terdapat di ruang TU, dan kepala sekolah
- Pintu darurat untuk keadaan bahaya tidak ada, semestinya minimal ada 2 pintu darurat yang harus dimiliki oleh sekolah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan fisik yang ada di SD Laboratorium UM dirasa cukup akan tetapi masih
sangat perlu dilakukan pembenahan dan pemenuhan standar-standar yang ada.
BAB
III
MANAJEMEN
KEARSIPAN
- A. Asas Penyimpanan Arsip
Arsip merupakan salah satu unsur
yang sangat menunjang dalam pengambilan keputusan, maka arsip harus selalu
tersedia ketika diperlukan, kecepatan penemuan kembali sangat diutamakan.
Penemuan kembali akan dimudahkan dengan penyimpanan arsip yang relatif dekat
dengan penggunaan informasi. Terdapat tiga penyimpanan arsip kantor, yakni penyimpanan
terpusat (sentralisasi), penyimpanan desentralisasi, dan kombinasi kedua asas.
Di SD Laboratorium UM asas yang
digunakan dalam penyimpanan arsip adalah asas sentralisasi (terpusat). Menurut
Zulkarnain dan Sumarsono (2011: 110) “Asas sentralisasi merupakan
penyelenggaraan dan penyimpanan arsip dalam satu lokasi di suatu kantor”. Hal
ini memang sesuai dengan fakta yang terdapat di SD Laboratorium UM, hanya saja
tidak terdapat ruang khusus untuk penyimpanan arsip. Faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan sehingga SD Laboratorium UM memilih asas sentralisasi yaitu supaya
jalurnya satu tempat, pencariannya mudah, dan lebih fokus.
Setiap asas yang digunakan memiliki
kelebihan serta kerugian masing-masing. Menurut SD Laboratorium UM
manfaat/kelebihan dari penggunaan asas sentralisasi pada penyimpanan arsipnya
yaitu bisa satu tempat, sehingga menghemat waktu karena pencariannya lebih
mudah. Sedangkan kerugian dari penggunaan asas sentralisasi itu sendiri menurut
SD Laboratorium UM tidak ada. Tetapi tempat atau ruangan untuk menyimpan arsip
masih kurang serta petugas khusus untuk mengurus arsip juga belum ada, sehingga
saat ini bidang kearsipannya masih di bantu oleh bagian surat menyurat.
Rencananya akan segera diadakan petugas khusus arsip untuk mengelola arsip
dengan benar, efektif, dan efisien.
- B. Sistem Penyimpanan Arsip
10
|
Sistem penyimpanan arsip atau Filing
System adalah kegiatan mengatur dan menyusun arsip dalam suatu tatanan yang
sistematis dan logis, menyimpan serta merawat arsip untuk digunakan secara aman
dan ekonomis (Sedarmaryanti, 2003). Tujuan dari penataan arsip atau berkas
menurut Zulkarnain dan Sumarsono (2011: 113) adalah:
- Agar arsip dapat disimpan dan diketemukan kembali dengan cepat dan tepat.
- Menunjang terlaksananya penyusutan arsip dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Senada dengan pernyataan di atas,
tujuan dari penataan arsip di SD Laboratorium UM yaitu supaya data bisa dicari
dengan lebih mudah. Seperti halnya data-data arsip yang terpusat pada satu
tempat, yakni di ruang Tata Usaha. Sedangkan sistem penyimpanan arsip yang
digunakan adalah sistem masalah/perihal/subjek yang merupakan salah satu sistem
penataan berkas berdasarkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
organisasi yang menggunakan sitem ini (Sedarmayanti, 2003). Masalah-masalah
tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek yang disusun dalam satu daftar yang
disebut daftar indeks. Penyimpanan arsip di SD Laboratorium UM sesuai dengan
kode surat. Misalnya: surat untuk Tata Usaha menggunakan kode TU, dan surat
untuk Kemahasiswaan menggunakan kode KM. dengan sistem penyimpanan seperti itu
akan lebih memudahkan petugas SD Laboratorium UM dalam mencari arsip.
- C. Prosedur Filling
Filling yaitu langkah atau usaha
mengolah kumpulan warkat atau naskah yang mengandung informasi atau nilai
sejarah berdasarkan suatu sistem tertentu. Sedangkan warkat ialah setiap
catatan tertulis, bergambar, dan terekam yang berisi keterangan tentang suatu
hal atau peristiwa yang dibuat untuk membantu ingatan seseorang/ instansi/
lembaga. Warkat terdiri atas 2 macam yaitu warkat dinamis dan statis.
Menurut hasil penelitian yang kami lakukan di SD Laboratorium UM yang
termasuk warkat dinamis diantaranya yaitu SK (Surat Keputusan), akta yayasan,
akta pendirian, surat-surat sekolah, sedangkan yang termasuk dalam warkat
statis menurut teori adalah warkat yang sudah tidak digunakan lagi untuk
penyelenggaraan tugas sehari-hari, namun menurut sekolah saat ini warkat
statis belum ada, karena arsip alumni-alumni termasuk dalam warkat dinamis
dengan alasan masih digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Kegiatan prosedur filling di sekolah tersebut untuk saat ini belum ada bagian
khusus yang menangani tentang kearsipan, sehingga masih dikerjakan oleh bagian
surat menyurat dan proses kegiatannya kurang memenuhi standart, akan tetapi KTS
(Kartu Tunjuk silang) di sekolah tersebut masih belum ada. Namun dengan keadaan
kegiatan prosedur filling seperti itu sekolah sudah memperoleh data dengan
mudah dan cepat, namun hambatan yang dialami dalam kegiatan prosedur filling di
sekolah tersebut adalah kegiatan masih dilakukan oleh bagian surat menyurat
belum ada bagian khusus untuk kearsipan dan kunci arsip masih dibawa oleh orang
yang bersangkutan di bagian surat menyurat belum ada satu orang yang
bertanggung jawab atas kearsipan di sekolah.
Di SD Lebaoratorium UM yang berwenang menentukan suatu warkat menjadi arsip
statis belum ada bagian khusus yang menangani hal tersebut sehingga yang
berwewenang adalah Kepala Sekolah, bagian surat menyurat atau pegawai Tata
Usaha. Antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan bahwa kegiatan
prosedur filling di sekolah tersebut masih kurang memenuhi standart karena
proses kegiatan yang dilakukan belum ada penanggung jawab yang khusus menangani
tentang kearsipan.
- D. Peralatan Penyimpanan Arsip
Pada sebuah file atau dokumen perlu
dicatat, diberkaskan, disimpan, dan ditemubalikan untuk keperluan kedinasan.
Kegiatan tersebut tentunya memerlukan perlengkapan dan peralatan penyimpaan
beserta prosedur pengolahannya.
Pada sekolah yang kami lakukan penelitian peralatan penyimpanan arsip masih
jadi satu dengan ruang Tata Usaha yang ukurannya kecil, karena sekolah tidak
memiliki ruangan khusus untuk kearsipan maka ruang tata usaha ditambah dengan
kearsipan sehingga ruangan terkesan sempit. Pada arsip jenis dinamis sekolah
menyimpannya dengan menggunkan map plastik, map gantung, maupun CD sesuai
kebutuhan dan menurut sekolah faktor yang patut dipertimbangkan sebelum membeli
peralatan penyimpanan arsip relatif standart seperti kesetaraan peralatan,
efisiensi, kualitas, dan nilai ekonomis peralatan yang berorientasi jangka
panjang.
Sekolah masih menggunakan peralatan penyimpanan arsip manual yaitu dengan
filling cabinet. Dengan menggunakan jenis penyimpanan filling cabinet menurut
sekolah kelebihannya adalah mudah dalam pencatatan dan mencari data, namun
kekurangannya yaitu ribet karena masih sistem manual. Pertimbangan keputusan
menggunakan peralatan penyimpanan arsip yaitu agar data lebih mudah dicari.
Antara teori dengan fakta atau keadaan nyata dilapangan bahwa peralatan
penyimpanan arsip di SD Laboraturium UM belum sesuai dan masih minim fasilitas
dan pengadaan di sekolah tersebut. Maka perlu diadakan penanganan untuk
menindaklanjutin tentang peralatan penyimpanan arsip.
- E. Personil Kearsipan
Personil kearsipan merupakan
orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengelola bagian kearsipan disuatu
lembaga/organisasi. Di SD Laboratorium UM bagian kearsipan yang urgen ini masih
belum ada. Pengelolaan arsip ditangani oleh staff Administrasi Sekolah
bagian tata persuratan. Akan tetapi menurut Zulkarnain (2011:124) “Sehubungan
dengan rumitnya mekanisme proses dan prosedur administrasi kearsipan yang terus
berubah sesuai dengan kehidupan masyarakat maupun tata pemerintahan, maka
penataan, pemeliharaan sampai dengan penyusutan arsip memerlukan tenaga
terampil dan penuh dedikasi untuk mengelola arsip”. Oleh karena hal tersebut SD
Laboratorium UM dirasa kurang baik, karena pengelola bagian arsip sangat
diperlukan untuk menjaga dokumen-dokumen penting serta prevasi suatu lembaga
yaitu SD Laboratorium UM. Mengingat arsip menurut Qosim (2010) merupakan
“Dokumen yang digunakan sebagai alat dan sekaligus sebagai bukti
terselenggaranya suatu aktifitas lembaga ataupun organisasi”.
Peran dengan tugas pengelola arsip dan surat menyurat di SD Laboratorium UM
yaitu membuat surat, kebutuhan agenda, dan menyimpan arsip. Sehingga personil
bagian kearsipan di SD ini dirasa kurang mencukupi. Pegawai bagian tata
persuratan yang berperan rangkap sebagai pengelola arsip akan kesulitan
menangani keduanya, apalagi bagian kearsipan belum dikuasai secara mendalam
karena bukan bidangnya. Sedangkan peran pengelola arsip menurut Zulkarnain
(2011: 124) diantaranya:
- Menjadikan informasi yang terekam akan tersedia ketika diperlukan oleh pihak yang berwenang atau berkepentingan.
- Melindungi informasi yang berharga tersebut dari kerusakan, pemalsuan atau penyalahgunaan, serta pencurian.
Sehingga dapat terlihat pengelolaan
bagian ini kurang berperan sebagaimana mestinya. Arsip memiliki peranan sebagai
sumber informasi dan sumber dokumentasi. Sebagai sumber informasi, arsip dapat
membantu meningkatkan petugas yang lupa mengenai sesuatu masalah. Sebagai
sumber dokumentasi, arsip dapat digunakan oleh pimpinan organisasi untuk
membuat ataupun mengambil keputusan secara tepat mengenai masalah yang sedang
dihadapi. Tentunya keberadaan pegawai arsip ini yang diperlukan menyangkut
perannya yang begitu penting.
Untuk menjadi pengelola arsip di SD
Laboratorium UM yang menjadi prasyaratnya yaitu dapat melaksanakan semua sistem
administrasi sekolah, cakap dalam pembuatan surat menyurat, dan biasanya untuk
surat menyurat drafnya sudah ada, petugas hanya tinggal mengganti sesuai dengan
kebutuhan. Sedangkan menurut pegawai pengelola arsip perlu ditunjang beberapa
faktor seperti “Pemahaman tentang manajemen organisasi dan administrasi
kearsipan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan resiko atau tanggung
jawab kerja, serta memilki sikap dan perilaku sesuai, yakni: kejujuran
menyimpan rahasia organisasi; cerdas berdaya ingatan tinggi; teliti tekun dan
cekatan; serta kreatif dan disiplin dalammenciptakan kerapian di ruang arsip”
(Zulkarnain, 2011:124).
Adapun usaha dalam meningkatkan
staff pengelola administrasi SD Laboratorium UM yaitu dengan mengikut sertakan
pegawai dalam pelatihan mengenai tata persuratan dan kearsipan. Meskipun dalam
kenyataannya pelatihan tesebut sangatlah jarang karena arsiparis masih dianggap
belum begitu diperhitungkan, dan cukup dengan staff administrasi sekolah saja.
- F. Arsip Elektronik
Ada beberapa wujud dari arsip, yaitu salah satunya arsip elektronik yang lebih
praktis. Menurut Zulkarnain (2011:125) “Arsip elektronik atau arsip digital
merupakan arsip yang telah mengalami perubahan bentuk fisik dari lembaran
kertas menjadi lembaran elektronik disebut alih media”. Begitupun di
dalam SD Laboratorium UM yang juga memilki arsip elektronik. Bentuk arsip
tersebut berupa dokumen-dokumen seperti surat-surat dalam bentuk digital dan
foto-foto sebagai hasil dokumentasi suatu kegiatan atau program.
Pengelolaan arsip elektronik
di SD Laboratorium UM yaitu setelah data digital diperoleh maka langsung
diproses. Media penyimpanan yang digunakan biasanya menggunakan CD. Data-data
yang diterima langsung disimpan, dimasukkan disesuaikan dengan waktu dokumen
tersebut dibuat. Sedangkan menurut Zulkarnain (2011:125) “Arsip elektronik atau
arsip digital merupakan arsip yang telah mengalami perubahan bentuk fisik dari lembaran
kertas menjadi lembaran elektronik disebut alih media. Proses alih media
menggunakan perangkat komputer yang dibantu dengan peralatan scanner
kecepatan tinggi. Hasil alih media arsip disimpan dalam bentuk file-file
yang secara fisik direkam dalam media elektronik seperti hard disk, CD,
DVD dsb”. Di SD Laboratorium UM dalam bagian kearsipan khususnya elektronik
dirasa cukup akan tetapi dalam pengelolaanya dibutuhkan manajemen yang lebih
tertata dalam pengelompokan dan pengelolaannya karena media penyimpanannya
kurang dapat dituju secara langsung. Dan juga kendala belum ada pengelolanya
secara khusus.
Usaha dalam melindungi arsip
elektronik oleh pengelola kearsipan di SD Laboratorium yaitu dengan menyimpan
media penyimpanannya yang berbentuk CD dengan sebaik mungkin , ditempatkan
ditempat yang bersih supaya tidak lembab.
Manfaat dari penggunaan arsip
elektronik ini karena dalam penggunaan tempatnya lebih praktis, dengan CD akan
lebih mengirit tempat dan biaya. Sedangkan keuntungan Arsip Elektronik menurut
Daryono (2011) Dalam penyimpanan arsip secara elektronik akan diperoleh
beberapa keuntungan serta efisiensi, bila dibandingkan dengan sistem
penyimpanan arsip secara konvensional. Adapun keuntungan dari penyimpanan arsip
elektronik adalah:
- Penghematan investasi berupa ruang kearsipan
Semakin berkembangnya sebuah arsip,
maka akan memerlukan ruang penyimpanan yang semakin besar juga. Hal ini dapat
diatasi atau diefisienkan dengan cara sistem penyimpanan arsip dengan
pengalihan media arsip konvensional kedalam media arsip elektronik.
- Penghematan investasi berupa kertas, tinta cetak (printer & fotocopy)
Keunggulan utama dari sistem
berbasis elektronik adalah penyebarannya yang bersifat elektronik, tidak lagi
memerlukan kertas dan tinta, dan cukup dengan mengkopi pada disk atau media
lainnya, walaupun pada saat tertentu kertas tetap masih dibutuhkan.
- Efisiensi waktu akses
Metode pengarsipan konvesional akan
sangat sulit menemukan sebuah arsip yang terdapat dalam ruang kearsipan, hal
ini dipengaruhi oleh sistem penempatan yang berpindah-pindah, arsip sering
dipinjam, dan biasanya tidak dikembalikan pada tempatnya, serta penyimpanan
yang tidak terstruktur, berbeda dengan arsip elektronik, sistem penyimpanan
yang terstruktur memudahkan temu kembali arsip semudah menginput kode arsip,
sama halnya apabila kita melakukan pencarian sebuah dokumen di komputer.
- Pengematan SDM
Dalam sistem arsip konvensional
tentunya banyak melibatkan petugas kearsipan untuk mengelola dan melayani
kebutuhan arsip, dan hal ini belum menjamin kecepatan dan ketepatan dalam
sistem pencarian arsip. Berbeda dengan arsip elektronik, tentu saja dapat
dilakukan penekanan kebutuhan SDM, selain itu sistem temu kembali informasi
tidak harus melibatkan SDM yang banyak, namun akses informasi dapat
dilakukan dengan cepat.
- Memperkecil kemungkinan kehancuran data
Dengan arsip elektronik akan
memudahkan melakukan Back-up data, sehingga kita akan mempunyai cadangan
terhadap arsip-arsip penting yang dimiliki. Hal ini untuk mencegah kehancuran
arsip yang disebabkan oleh bencana seperti banjir dan kebakaran.
- G. Proses Pemusnahan Arsip
Pemusnahan arsip adalah kegiatan
menghancurkan atau memindahkan fisik dan informasi arsip melalui cara-cara
tertentu, sehingga fisik dan informasinya tidak dapat dikenali lagi. Pemusnahan
arsip dapat dilakukan untuk arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaan lagi atau
arsip tersebut telah melampaui jangka waktu penyimpanan. Kegiatan ini
membutuhkan kesungguhan dan ketelitian yang tinggi sehingga tidak terjadi
kesalahan sekecil apapun, serta juga memiliki resiko hukum yang sangat tinggi,
karena arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak dapat diciptakan atau
diadakan lagi. Tujuan dilakukannya pemusnahan arsip adalah untuk menjaga
kontinuitas pengelolaan arsip dan menjaga keseimbangan daur hidup arsip, sejak
diciptakan kemudian dikelola dan akhirnya dimusnahkan.
Setelah kami melakukan observasi di
SD Laboratorium UM, pihak sekolah menjelaskan bahwa proses pemusnahan arsip
telah dilakukan namun hanya secara umum saja, dalam hal ini proses
pemusnahannya belum mengacu pada prosedur, metode, dan langkah-langkah yang
mengacu pada teori pemusnahan arsip. Kendala utamanya adalah karena di sekolah
ini belum ada tenaga khusus yang menangani tentang kearsipan. Berkaitan dengan
pemusnahan arsip pihak sekolah hanya menyeleksi jika terdapat arsip yang tidak
mempunyai nilai guna maka akan dimusnahkan. Tetapi tidak pernah menyiapkan
prosedur guna menetapkan metode pemusnahan yang paling sesuai untuk diterapkan
di sekolah. Selain itu belum terdapat adanya berita acara berkaitan dengan
proses pemusnahan arsip. Pemusnahan arsip dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana yakni jika ada arsip yang dirasa tidak ada lagi nilai guna maka akan
dimusnahkan, dan diserahkan kepada pihak yang membutuhkan kertas-kertas yang
sudah tidak terpakai lagi oleh sekolah tersebut.
No comments:
Post a Comment