LOVE
IN SOROPATEN
Dilembah
gunung sumbing yang cukup menyejukkan hati. Berdirilah bangunan yang sudah
cukup tua namun masih berdiri dengan gagah menantang arus zaman yang terus menggerus
peradaban.ia merupakan suatu kawah candradimuka bagi insan-insan yang akan
bergelut dengan zaman globlasisasi ini, juga
merupakan penjara yang akan mengekar anak-anak remaja yang masih ingin mencari jati diri agar bisa menjadi insan kamil yang kelak berguna
bagi dirinya khususnya, bagi agama dan Negara pada umumnya.tempat itu di beri
nama “alhuda“ oleh sang empunya dengan harapan
agar ia menjadi petunjuk, kompas bagi siapa yang ingin menapak kehiduan
berikutnya dengan bahagia.
Dan
pada suatu pagi yang cerah, burung-burung bernyanyi sahut-sahutan, sang bayu
membelai tubuh dengan mesranya. para petani mulai pergi kemana mereka akan
bercengkrama dengan alam, kerbau pun tak ingin di tinggal turut pergi bersama
kekasihnya sang petani.namun tiba-tiba kesrasian alam pagi itu terusik oleh
aungan kendaraan yang masuk kekomplek bangunan itu.semua penghuni keluar
mencari tahu apa gerangan yang telah menggemparkan jiwa mereka. daru pintu
mobil keluar seorang bidadari yang begitu anggun nan cantik. tubuhnya tegap
sorot matanya tajam kulitnya mengkilap seputih salju senyumannya menggoda
setiap jiwa yang memandangnya. revalina adalah sebutan yang diberikan oleh
orang-orang yang mengenalnya, semua penghuni keluar ingin melihat insan yang
seperti magnet yang begitu menarik untuk dipandang
“Mas
ada anak baru cantik buaaanget” teriak lukman
Seorang
santri yang sedang membuat peta tersentak dengan teriakan itu, dia berlari keluar
melihat ada apa gerangan? dengan mata yang sipit, aliran liur yang masih
menetes, rambut bagai ijuk, dengan PDnya ia berdiri dengan tegak.
“Mana……..,
Masya Allah, bidadari dari mana itu, itu anak barunya?”
“Iya
mungkin?” sahut maulana dulut
“asyik
ada IN” teriak mat plolor
Mat
Plolor. sebenarnya, tokoh yang tak penting, tapi saya menjelaskan siapa dia. Ia
adalah seorang santri ajaib. Kok bisa??? Karena walaupun sering makan tapi
badan tak besar-besar hanya sebesar lidi yang dikuliti.
Dengan
diantar dua orang bodyguard wanita itu berjalan ke sebuah rumah mungil nan
bersih yang tak lain adalah rumah pemilik bangunan itu. sesampainya mereka di
depan rumah, mereka disambut oleh seorang santri dalem, Mubarok biasa ia
dipanggil.
“Silahkan
duduk, sebentar saya panggilkan pak kyai dulu”.
“Oh
ya” jawab tamu itu.
Dengan
secepat kilat Mubarok pergi ke dalam menemui bapak kyai untuk memberi tahu
bahwa ada tamu. tak berapa lama kyai itu menemui tamunya.
“Sudah
lama pak” sapa pak kyai
“Ya
terima kasih” jawab salah satu bodyguard
“Ada
yang bisa saya bantu?”
“Begini
pak kyai, saya ingin titip anak saya untuk dididik di sini sehingga dia jadi
anak yang solichah”ungkap salah satu bodyguard yang tak lain adalah ayahnya
“Siapa
namanya?” Tanya pak kyai
“sri
ajeng putri sasmawati revalina dwi kartika budi rahayu ningsih, tapi biasa di
panggil revalina”, jawab ayahnya.
“oooo,
revalina sepertinya nama seperti itu terlalu sulit untuk di hafal akan sulit bagaimana
kalau diganti saja“. “diganti siapa pak kyai?” bagaimana kalau uswatun khasanah?”
tanggap pak kyai.”apa itu artinya”. ”agar kelak dia menjadi contoh dalam masyarakat
nanti.”
“Oh
ya kalau itu memang yang terbaik bagi
anak saya“ sahut ayah revalina
Kemudian
pak kyai memanggil salah satu santri putrinya untuk mengantar revalina kekamarnya
dengan mata berkaca-kaca revalina mengikuti santri wati itu untuk pergi kekamrnya.
Masih
pada hari yang sama ditempat itu juga datang anak baru namamya priyo. ia drop
out dari salah satu universitas
terkemuka hanya karena masalah yang sebenarnya cukup sepele hanya karena ia
ketahuan merokok dikampus
Kejadian
itu berawal saat ia sedang berjalan keluar kelas karena suntuk mendengar
penjelasan dari dosennya.begitu ia melewati mushola pandangannya jatuh pada
sebuah puntung rokok yang ada pada salah
satu sudut mushola itu.diambilnya puntung rokok itu dan kemudian ia nyalakan.
saat ia sedang asyik menghisap rokok itu dari belakang terdengar suara teriakan
“he
kamu ngrokok ya” Tanya orang itu yang bekerja sebagai satpam di kampus itu.
“enggak
pak“ jawab priyo sambil melemparkan puntung rokok itu.
Apes baginya
puntung rokok yang ia buang mengenai muka satpam itu.secara reflek satpam itu
pun melompat dan dengan tak sadar ia menginjak pot bunga adenium yang harganya
cukup mahal.
“aduh panas , kamu sengaja ya
melempar puntung rokok itu ke muka saya“
“tidak pak maaf pak saya tidak sengaja“
“alah nggak usah banyak bicara lagi
ayo ikut saya menghadap pak rector“ ajak satpam itu
“jangan pak please pak , jangan
lapor pak nanti saya bisa di keluarkan pak“ bela priyo
“itu bukan urusan saya, yang penting
saya telah melaksanakan tugas”
Kemudian priyo
diseret satpam itu menghadap rector.
“Selamat siang pak, ini ada salah
satu mahasiswa bapak yang merokok di mushola”
“Mana anaknya?”
“sedang menunggu diluar” sahut pak
satpam
“Suruh dia masuk” kata rector
“oh ini anaknya, siapa namamu” Tanya
rector
“nama saya priyo pak” jawab
priyo
“Kenapa kamu berani merokok kamu
tahu nggak kalau disini tidak boleh merokok” na pak Tanya rector
“Tadi pas saya jalan-jalan di
mushola saya lihat puntung rokok masih menyala trus saya hisap sja pak, saya
juga tak tahu itu milik siapa, mungkin milik pak satpam itu karena pak satpam
yang berada disitu” jawab priyo.
“Benar itu milik kamu pak
satpam”
“betul pak, maafkan saya pak, saya
telah teledor” jawab pak satpam
“ok sekarang kita ke dekan biar
beliau yang memutuskan”
Dengan langkah cepat mereka
pergi ke ruang dekan
“siang pak maaf mengganggu”
“ada apa yak ok kelihatannya
penting?”
“ini pak satpam dan priyo
ketahuan merokok di mushola”
“menurut bapak hukuman apa yang
pantas untuk mereka?”
“ini cukup berat, tapi peraturan
hrus saya tegakkan”
“mereka harus di keluarkan dari
kampus”
Dengan rasa dendam pak satpam
keluar sambil membanting daun pintu tidak begitu dengan priyo mukanya murung
dan pucat ia sangat menyesal atas perbuatannya cita-citanya untuk menjadi
dokter hancur sudah karna dia di keluarkan. Sesampainya di rumah psk budi
marah-marah kepada priyo melihat perbuatan anaknya yang memalukan, priyo hanya
duduk diam saja mendengar kemarahan ayahnya iatak berani berkata apa-apa.kemudian
ibunya mendekatinya,
“kamu kenapa kok ayahmu bisa
marah begitu?”
“di keluarkan dari sekolah buk” jawab
priyo
“yang sudah ter jadi ya sudahlah
tak usah di bahas lagin”
“sekarang mau apa, mau pindah
sekolah?“ Tanya ibunya
“tak tau bu terserah ibulah aku
nurut ibu aja”
“baiklah kalau begitu, besok
kamu rapikan semua baju-baju kamu”
“emangnya mau keman bu?”
“kamu harus ngaji di pondok
pesantren.” Jawab ibu
“pesantren mana bu?”
“di magelang, ibu punya teman
yang mempunyai pondok pesantren”
Keesokan harinya ia dengan diantar ayahnya
menuju magelang
Setelah ia sowan ke dalem kyai kemudian dia
diantar pengurus pondok menuju kekamarnya, sejak itulah priyo memulai hidup
sebagai santri.
Setelah
beberapa bulan priyo berada di pesantren perubahan priyo malah semakin menurun,
mungkin karna telah bebas dari pengawasan orang tua, ia yang dulunya jarang
meninggalkan kewajibannya dalam melakukan sholat 5 waktu itu, tapi sekarang
malah jarang dilakukannya, harapan orangtuanya untuk menjadi anak yang sholeh
sekarang sedang ditunda.
Di
suatu waktu saat azan subuh berkomandang, semua santri telah berada dimasjid
untuk melakukan jama’ah subuh, tapi salah satu murid yang bandel sedang
tertidur pulas dengan selimut yang tebal, tapi malangnya, pak kyai sedang
Mengontrol mencari santri yang tak jamaah, semua kamar telah di periksa kurang
satu kamar kurang satu kamar lagi yaitu kamar yang terletak di pojok utara yang
terletak remang-remang karena kurangnya penerangan. dengan langkah pelan-pelan
tapi pasti pak kyai memasuki kamar itu, dengan bekal sebuah senter pak kyai
menyorotkan sinar-sinar senternya keseluruh sudut kamar dan terlihat sesosok
yang sepertinya menyeramkan rambut awut-awutan, mata sipit, muka tak karuan dan
ditambah dengkuran yang terdengar seperti suara diesel/sound system.
“He
bangun sholat subuh” ajak pak kyai
“oaah,
siapa sih ganggu aja ngantuk nih” jawab priyo
“hus,
ayo cepat bangun”
Tanpa sadar ia bangun dan
langsung memarahi orang yang berada di depannya.
“heeee……..kamu berani ya sama
saya emang kamu siapa berani-berani bangunin aku, tahu ngga’ kalau aku ini anak
jendral” bentak priyo
“ya taulah kamu priyo kan, masak
anak jendral bangunnya telat, cepat sholat subuh nanti keburu siang” jawab pak
kyai
“iiii…..yaaaaa……pak kyai” jawab
priyo sambil ngeloyor pergi menahan malu karna ia tak sengaja telah memarahi
kyainya sendiri.
Pagi harinya semua santri ramai
membicarakan kejadian tadi subuh.
“wah hebat ya priyo, berani-beraninya
ia memarahi pak kyai” kata salah satu santri
“iya ya” jawab sntri yang lain
“trus pak kyai kok tidak
menghukum dia ya?”
“ya nggak tau mungkin karna kasian
sama dia”
“kasihan gimana?”
“kasihan aja, mukanya aja udah
hancur masak mau ditambah lagi hancurnya, mau jadi kayak apa dia?”
“yaaaaa……..jadi gak karuanlah”
Priyo yang tak jauh dari santri-santri itu
mendengar pembicaraan merek, langsung naik pitam dan menghampiri santri-santri
itu.
“he siapa yang tadi ngomong kalau mukaku hancur” Tanya priyo
“aku emangnya kenapa ada yang salah?” jawab naf’an
“lo mau ajak rebut ya?”
“kagak takut, aya kita tunjukan siapa yang paling jantan”
Langsung saja priyo menghantam naf’an, tapi
sialnya bisa di tangkis kemudian naf’an dengan tangannya yang cukup kecil
menurutku membalikan keadaan dengan menghantam muka priyo, dengan nafas
tersengal-sengal priyo mendorong naf’an, tapi karana naf’an dulunya pernah
menjadi anggota merpati putih jadinya ia dengan gampang menghindar dan priyo
langsung menabrak pintu’ “duuuuuaaaarrrrr……”
”aaaaaaaaauuuuuuuu” teriak priyo
Priyo yang tidak terima dengan perlakuan
naf’an langsung mengambil kayu balok yang berada tak jauh dari ia berada hendak
memukulkan ke nafa’an, tapi belum sempat ia melaksanakan niatnya itu, dari
belakang terdengar suara triyakan yang cukup menarik perhatian orang-orang yang
ada di sekitar itu.
“he
kok rame-rame ada apa ini?” Tanya pengurus keamanan yang bernama misbahudin
“nggak
ada apa-apa kok” jawab naf’an
“bohong,
pasti kalian berkelahi, ayo kalian semua ikut ke ndalem kyai biar pak kyai yang
akan menghajar kalian” ajak misbahudin
Maka semua santri yang berada di situ
langsung di giring menuju rumah pak kyai, pak kyai sedang asyik menyiram
tanaman hiasnya kaget melihat santrinya datang dengan ber duyun-duyun tanpa ia
undang.
“ada
apa ini kok rame-rame?” Tanya pak kyai
“maaf
pak kyai, ini ada yang berkelahi” jawab misbah
“siapa
yang berkelahi?” pak kyai kembali bertanya
“priyo
dan naf’an” jawab semua santri
“priyo-priyo
lagi-lagi kamu udah bangun kesiangan gak jama’ah masih juga berkelahi, mau jadi
apa sih kamu?”
“maafkan
saya pak kyai”
“saya
akan memaafkan tapi ada syaratnya”
“apa itu pak kyai?”
“kamu harus berdiri disana, sebelum
aku suruh berhenti jangan berhenti ataupun pergi kemana-mana, sanggup?”
“apapun akan saya lakukan asal
pak kyai mau memaafkan saya”
“baik sekarang kamu berdiri di
sana dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku datang !”
“baik pak kyai” jawab priyo
Disaat priyo sedang melaksanakan hukuman, saat
keringat bercucuran membanjiri tubuhnya dari itu.dipandangnya terus apa atau
siapa yang begitu Nampak berkilau. panas matahari bulan agustus yang cukup
menghitamkan kulit itu tak begitu ia rasakan, perhatiannya tertuju pada kilauan
itu. baru setelah semakin dekat ia baru paham bahwa ia adalah seorang santri
putri tapi priyo tak tahu ia siapa
“ini ada makanan dari ibu nyai
dimakan ya” suruh santriwati itu
Priyo hanya dlongop saja tak
bicara apa-apa, ia begitu terpesona dengan bidadari yang satu ini
“kok diam saja, kamu sakit yaa” Tanya
santriwati itu sambil pergi meninggalkan priyo
“e, kamu namanya siapa ?” teriak
priyo
Tapi ia tak menjawab karena
telah pergi menjauh dan tak mendengar apa yang ditanyakan oleh priyo.
Priyo masih penasaran siapa sebenarnya
cewek itu, siapa namanya , dan punya pacar belum ya?.dan disaat ia sedang asyik
melamun, tiba-tiba pak kyai datang
“priyo,” panggil pak kyai
Tapi priyo masih asyik dengan
lamunannya ia penasaran siapa sebenarnya cewek itu kok begitu manis pikirnya
“ he priyo kamu dengar nggak“ teriak
pak kyai
“iiiya pak kyai, ada apa pak
kyai“ jawab priyo
“hukumanmu udah selesai sudah
sana naik ke kamarmu ingat jangan lupa besok pagi kamu harus jamaah ya“ perintah
abah
Sesampainya dikamar priyo masih
plonga-plongo nasi yang tadi diberi mbak pondok itu tak iya sentuh sampai-sampai
mat plolor masuk dan mengambil nasinya ia tak sadar. tapi lamunanya buyar oleh
suara cacing perutya, ia baru sadar bahwa ia belum makan dari pagi tadi.
“Oh iya aku kan masih punya nasi“
“lo mana nasiku kok hilang“
“makanya jangan nglamun doang, tadi
nasinya diambil mat plolor , emangnya kamu mikirin siapa ya” Tanya plendus pada
priyo
“enggak kok , bukan siapa-siapa
kok” bela priyo
“halah jujur saja aku tuh dah
pernah jatuh cinta jadi ku tahu bagaimana sifat anak yang sedang jatuh cinta, dah
bilang saja siapa dia” Tanya plendus
“ku juga nggak tahu siapa dia” jawab
priyo
“lo kok mnggak tahu gimana“ Tanya
plendus
“ku baru pertama kali lihat kok“
jawab priyo
“ciri-cirinya gimana mungkin aku
tahu” sahut plendus
“mukanya manis, pipinya merah
badannya tidak terlalu tinggi tapi juga nggak pendek amat “jawab priyo
“apa dia tadi pakai baju putih
kerudung pink trus rok putih” Tanya plendus
“lo kok kamu tahu” jawab priyo
“apa ia punya gingsul” Tanya
plendus
“ya ia punya ginsul “ jawab
priyo
“wah lebih baik kau urungkan
niatmu untuk mencintainya” saran plendus
“emangnya kenapa” Tanya priyo
“dia tu uswatun khasanah banyak
pria yang udah ia tolak , lagian orangnya itu nyebelin“ sahut plendus
“ah nggak tu malah ia ramah tadi
, ia juga perhatian tu padaku malahan aku diberi nasi tadi” bela priyo
“ya udah kalau nggak percaya, yang
penting aku dah ngingetin kamunya” jawab plendus
Pagi harinya priyo melihat cewek
itu di warung pak anshor dekat pondok, spontan ia lansung memanggil cewek itu.
“us beli apa ?“
Tapi uswatun hanya tersenyum, hati
priyo pun berbunga-bunga begitu sapaannya dibalas dengan senyuman
Di pondok putri itu akan diadakan Paket C bagi santri yang tak
lulus SMA dan sedang butuh tutor untuk mapel matematika dan syaratnya harus
lulus SMA. kebetulan yang lulus sma dipondok itu hanya priyo dan plendus, maka
dipanggillah mereka berdua oleh sang kyai
“barok, panggilkan priyo dan
faul suruh mereka manghadap sekarang juga” perintah sang kyai
“inggih pak kyai“ jawab barok
Maka barok pun langsung naik ke
pondok untuk mencari priyo dan faul
“yo plendus mana“ Tanya barok
“emang ada apa sih kok cari
plendus kan biasanya suka cari maul we“ jawab barok
“kamu dan plendus disuruh
menghadap pak kyai sekarang juga“ perintah barok
“apa disuruh menghadap ada apa
yaa”
“ya nggak tahu pokoknya kamu
menghadap sekarang“ barok
Dengan hati berdebar-debar priyo
menuju ke dalem pak kyai.
“assalamualaikum bapak memanggil
saya” Tanya priyo
“heem, kamu lulusan sma kan?’
Tanya pak kyai
“iya pak , memangnya ada apa ya”
Tanya priyo penasaran
“kamu bisa bantu sayakan…….?“
Tanya pak kyai
“bantu apa pak kyai” Tanya priyo
“kamu bantu saya mengajar Paket
C dipondok putri ya mau kan?”
“inggih pak kyai “jawab pak kyai
Dalam hati priyo berpikir “wah
kebetulan bisa ketemu sama uswatun setiap hari.
Benar saja setiap pagi priyo
selalu rajin pergi mengajar matematika walaupun sebenarnya ia tidak terlalu
pandai matematika tapi karena demi cintanya pada sang pujaan hati ia pun rela
belajar matematika sampai larut malam agar tidak kelihatan bodoh dan yang
epnting uswatun pasti akan jatuh cinta kepadanya.
Semakin lama semakin sering
bertemu rasa cinta pun semakin menggebu ia ingin sekali tahu bagaimana perasaan
uswatun sebenarnya kepada priyo. maka dengan akal-akalannya ia menyuruh para
siswanya untuk menulis pesan dan kesan selama diajar olehnya, dengan begitu
mungkin uswatun akan mengungkapkan perasaanya lewat tulisan itu.
Dan pada hari yang telah
ditentukan memang sengaja pada hari itu ia tidak menambah materi tapi
menugaskan para santriwati untuk memberikan komentar tentang dia.setelah
menunggu beberapa saat ia pun mengumpulkan secarik demi secarik kertas yang
berisi kritikan itu. setelah semua anak mengumpulkan priyo buru-buru pamit
ingin segera membaca apa yang sebenarnya ditulis oleh pujaan hatinya itu.dia
kemudian memilih tempat yang sepi agar tidak ada orang yang tahu setelah
dipilih-pilih akhirnya ketemu juga .walaupun tidak secara Jelas ia menulis
namanya tapi priyo paham bahwa yang dibacanya adalah milik uswatun, karena ia
memberi inisial cah taruman dan satu-satunya cah taruman adalah uswatun. Dalam
kertas itu ia tdak menulis apa-apa, hanya menulis kata “sempurna” .begitu berbunga-bunga
hatinya begitu membaca isi surat itu.dan begitulah hari-hari indah itu
berlangsung.ia sungguh beruntung dapat bertemu kekasih hatinya itu tanpa ada
halangan .
Tapi kejadian itu tak
berlangsung lama karena ada suatu kejadian yang membuat mereka tidak bisa
bertemu.saat priyo diberi tugas kyai untuk fotocopy undangan ke Magelang, ia
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah dan harus istirahat di
rumahnya .
Uswatun terkejut mendengar
berita itu, ia mencari kabar bagaimana nasib priyo, tapi tak ada yang
tahu.uswatun tak dapat tidur nyenyak, makanpun tak enak karena memikirkan nasib
priyo.karena frustasi akhirnya uswatun keluar dari pondok. Ia tak ingin terus
menerus dalam kesedihan dan ingin mengobati hatinya yang sakit karena ditinggal
oleh priyo.
Tiga bulan kemudian priyo telah
sembuh dan telah kembali ke pondok, tapi hatinya sedih begitu mendengar bahwa
uswatun telah keluar.ia tak begitu saja bisa melupakan uswatun karena ia adalah
cinta pertamanya. Hatinya hancur berkeping-keping.
Disaat dia sedang galau kang
fajar masuk kekamarnya .
“kenapa kok murung, apa nggak
punya duit” Tanya fajar
“nggak papa,tumben kang ada apa
kok kesini ada yang penting ya?” jawab kang fajar
“kamu besok ikut workshop ke
semarang ya” perintah fajar
“besok?” Tanya priyo
“iya bisa kan?, lagian kan bisa
sambil refreshing” tambah fajar
“ya okelah “ jawab priyo
“ini surat tugasnya besok pagi-pagi
aku antar sampai terminal”
“siap laksanakan” sahut priyo
Keesokan harinya dengan diantar
fajar ia menuju ke terminal magelang.
“tunggu saja disini nanti akan
ada agus, dia anak dari kaliangkrik utusan pesantren mranggen yang akan
bersamamu ke semarang” perintah fajar
Tiba-tiba hp priyo bordering.
“halo siapa ini yaa” Tanya priyo
“ini agus cepet aku tunggu
didepan bis handoyo,lima menit lagi mau berangkat “ perintah agus
“ya ,tunggu akun segera kesana “
jawab priyo
setelah lima menit berputar
putar akhirnya ketemu juga,mereka langsung naik bis dan meluncur melaju ke
semarang.
Setibanya mereka dihotel mereka
langsung check in dan masuk kamar.priyo langsung
Merebahkan tubuhnya ke kasur karena
kelelahan sehabis perjalanan jauh.
Jam
telah menunjukkan pukul 04.00 sore .acara pembukaan akan segera dimulai, priyo
langsung bergegas naik ke lantai 4 tempat acara itu.
Setelah
acara pembukaan selesai ada suara dari mikropon
“dimohon bagi semua peserta agar
tidak keluar dulu akan ada pembagian kelas”
Dengan perasaan jengkel karena
lama telah menunggu akhirnya namanya di panggil ia masuk dalam kelas A. begitu
mendengar nama priyo disebut uswatun yang berada tidak jauh dari situ langsung
memanggil priyo
“priyo, kamu priyo kan” Tanya
uswatun
“Uswatun, kamu kok disini”Tanya
priyo
“ iya aku kan juga guru Paket C di
ponpes cilacap”jawab uswatun
“eem kebetulan banget ya kita
bisa ketemu kita disini” tambah priyo
Tiba-tiba dari belakang agus
mendorong pundak priyo
“aduh-aduh malah pacaran, yo
kekamar yuk ku mau mandi,eee ini siapa kenalin dong ma aku” Tanya agus
“hus orang kok pengin tahu aja
udah sana pergi dulu aku masih ada yang harus q selesaikan dulu,ini
kuncinya”perintah priyo
“ok selamat menikmati ya” kata
agus sambil lari ngibrit ke kamar
Dan dipojok ruangan pertemuan
itu mereka berbincang-bincang melepas rindu setelah lama tak bertemu.
Malam harinya ia tidak bisa
tidurmemikirkan uswatun. Ia ingin melamarnya agar ia bisa menikahi uswatun.
pagi harinya priyo tak seperti biasanya jam 07.00 ia sudah bangun .ia bangun pagi
untuk menemui uswatun yang telah menunggunya diball room .ia berencana
mengungkapkan perasaannya itu ditaman depan hotel
“dah lama nunggu ya, maaf yaa”
kata priyo
“nggak apa-apa, sebenarnya ada
apa sih kok kayaknya penting banget” Tanya ucha
“sebenarnya ada yang ingin aku
bicarakan denganmu “
“apa itu” Tanya ucha(singkatan
dari uswatun chasanah atau revalina)
“maukah kau menjadi istriku”
Tanya priyo
Ucha hanya diam saja tak
menjawab.priyo pun ikut-ikutan diam ia jadi semakin penasaran dan
berdebar-debar.
“apa kamu sungguh-sungguh” Tanya
ucha
“aku sungguh-sungguh
mencintaimu” jawab priyo
“jika kamu memang sungguh-sungguh sehabis
workshop kamu ikut aku menemui ayahku dicilacap” kata ucha
Sehabis
workshop berakhir priyo dengan ditemani agus pergi kerumah ucha untuk
meminangnya. Sesampainya dirumah ucha kebetulan ayahnya sedang berada dirumah
tanpa menyia-nyiakan waktu, priyopun langsung menghampiri ayah ucha.
“assalammu’alaikum,
apakah ini betul ayahnya revalina” Tanya priyo
“betul,
ada apa ya,,,,,?” jawab bapak ucha
“ada
yang ingin saya bicarakan”
“tentang
apa ya?”
“tentang
reva ee…… bolehkah saya……. Menikahi reva”
“apakah
kamu sudah bekerja?”
“belum
pak?”
“gak
boleh kalau kamu belum bekerja”
“terus
gimana pak?”
“besok
kalau kamu dah kerja baru boleh ngelamar anak saya”
Begitu
mendengar jawaban dari ayah ucha priyo langsung pulang dengan rasa agak kecewa,
tapi kalau di pikir-pikir benar juga kata ayah ucha,nanti ucha mau di kasih
makan apa?” gumamnya dalam hati.
Satibanya di pesantren ia bertekat ingin
rajin belajar dan meneruskan kuliahnyaagar mendapat pekerjaan yang layak.
4
tahun kemudian priyo telah memperoleh gelar sarjana Dan bekerja di sebuah
perusahaan dan sambil mengajar anak-anak mengaji. Dengan bermodalkan cincin 5
gram priyo pergi melamar ucha yang telah lama menanti sang pangeran.
Akhirnya
priyo menemukan pelabuhan cintanya dan hidup bahagia walaupun hidup pas-pasan
dengan dikaruniai sepasang anak kembar yang sangat lucu.
No comments:
Post a Comment