Saturday, 26 April 2014

CERPEN LOVE IN SOROPATEN



LOVE IN SOROPATEN

Dilembah gunung sumbing yang cukup menyejukkan hati. Berdirilah bangunan yang sudah cukup tua namun masih berdiri dengan gagah menantang arus zaman yang terus menggerus peradaban.ia merupakan suatu kawah candradimuka bagi insan-insan yang akan bergelut dengan zaman  globlasisasi ini, juga merupakan penjara yang akan mengekar anak-anak remaja yang masih ingin  mencari jati diri agar  bisa menjadi insan kamil yang kelak berguna bagi dirinya khususnya, bagi agama dan Negara pada umumnya.tempat itu di beri nama  “alhuda“ oleh sang empunya dengan harapan agar ia menjadi petunjuk, kompas bagi siapa yang ingin menapak kehiduan berikutnya dengan bahagia.
Dan pada suatu pagi yang cerah, burung-burung bernyanyi sahut-sahutan, sang bayu membelai tubuh dengan mesranya. para petani mulai pergi kemana mereka akan bercengkrama dengan alam, kerbau pun tak ingin di tinggal turut pergi bersama kekasihnya sang petani.namun tiba-tiba kesrasian alam pagi itu terusik oleh aungan kendaraan yang masuk kekomplek bangunan itu.semua penghuni keluar mencari tahu apa gerangan yang telah menggemparkan jiwa mereka. daru pintu mobil keluar seorang bidadari yang begitu anggun nan cantik. tubuhnya tegap sorot matanya tajam kulitnya mengkilap seputih salju senyumannya menggoda setiap jiwa yang memandangnya. revalina adalah sebutan yang diberikan oleh orang-orang yang mengenalnya, semua penghuni keluar ingin melihat insan yang seperti magnet yang begitu menarik untuk dipandang
“Mas ada anak baru cantik buaaanget” teriak lukman
Seorang santri yang sedang membuat peta tersentak dengan teriakan itu, dia berlari keluar melihat ada apa gerangan? dengan mata yang sipit, aliran liur yang masih menetes, rambut bagai ijuk, dengan PDnya ia berdiri dengan tegak.
“Mana…….., Masya Allah, bidadari dari mana itu, itu anak barunya?”
“Iya mungkin?” sahut maulana dulut
“asyik ada IN” teriak mat plolor
Mat Plolor. sebenarnya, tokoh yang tak penting, tapi saya menjelaskan siapa dia. Ia adalah seorang santri ajaib. Kok bisa??? Karena walaupun sering makan tapi badan tak besar-besar hanya sebesar lidi yang dikuliti.
Dengan diantar dua orang bodyguard wanita itu berjalan ke sebuah rumah mungil nan bersih yang tak lain adalah rumah pemilik bangunan itu. sesampainya mereka di depan rumah, mereka disambut oleh seorang santri dalem, Mubarok biasa ia dipanggil.
“Silahkan duduk, sebentar saya panggilkan pak kyai dulu”.
“Oh ya” jawab tamu itu.
Dengan secepat kilat Mubarok pergi ke dalam menemui bapak kyai untuk memberi tahu bahwa ada tamu. tak berapa lama kyai itu menemui tamunya.
“Sudah lama pak” sapa pak kyai
“Ya terima kasih” jawab salah satu bodyguard
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Begini pak kyai, saya ingin titip anak saya untuk dididik di sini sehingga dia jadi anak yang solichah”ungkap salah satu bodyguard yang tak lain adalah ayahnya
“Siapa namanya?” Tanya pak kyai
“sri ajeng putri sasmawati revalina dwi kartika budi rahayu ningsih, tapi biasa di panggil revalina”, jawab ayahnya.
“oooo, revalina sepertinya nama seperti itu terlalu sulit untuk di hafal akan sulit bagaimana kalau diganti saja“. “diganti siapa pak kyai?” bagaimana kalau uswatun khasanah?” tanggap pak kyai.”apa itu artinya”. ”agar kelak dia menjadi contoh dalam masyarakat nanti.”
“Oh ya kalau itu memang  yang terbaik bagi anak saya“ sahut ayah revalina
Kemudian pak kyai memanggil salah satu santri putrinya untuk mengantar revalina kekamarnya dengan mata berkaca-kaca revalina mengikuti santri wati itu untuk pergi kekamrnya.
Masih pada hari yang sama ditempat itu juga datang anak baru namamya priyo. ia drop out  dari salah satu universitas terkemuka hanya karena masalah yang sebenarnya cukup sepele hanya karena ia ketahuan merokok dikampus
Kejadian itu berawal saat ia sedang berjalan keluar kelas karena suntuk mendengar penjelasan dari dosennya.begitu ia melewati mushola pandangannya jatuh pada sebuah puntung rokok yang ada pada salah  satu sudut mushola itu.diambilnya puntung rokok itu dan kemudian ia nyalakan. saat ia sedang asyik menghisap rokok itu dari belakang terdengar suara teriakan
“he kamu ngrokok ya” Tanya orang itu yang bekerja sebagai satpam di kampus itu.
“enggak pak“ jawab priyo sambil melemparkan puntung rokok itu.
Apes baginya puntung rokok yang ia buang mengenai muka satpam itu.secara reflek satpam itu pun melompat dan dengan tak sadar ia menginjak pot bunga adenium yang harganya cukup mahal.
            “aduh panas , kamu sengaja ya melempar puntung rokok itu ke muka saya“
            “tidak pak maaf pak saya tidak sengaja“
            “alah nggak usah banyak bicara lagi ayo ikut saya menghadap pak rector“ ajak satpam itu
            “jangan pak please pak , jangan lapor pak nanti saya bisa di keluarkan pak“ bela priyo
            “itu bukan urusan saya, yang penting saya telah melaksanakan tugas”
Kemudian priyo diseret satpam itu menghadap rector.
            “Selamat siang pak, ini ada salah satu mahasiswa bapak yang merokok di mushola”
            “Mana anaknya?”
            “sedang menunggu diluar” sahut pak satpam
            “Suruh dia masuk” kata rector
“oh ini anaknya, siapa namamu” Tanya rector
“nama saya priyo pak” jawab priyo
“Kenapa kamu berani merokok kamu tahu nggak kalau disini tidak boleh merokok” na pak Tanya rector
“Tadi pas saya jalan-jalan di mushola saya lihat puntung rokok masih menyala trus saya hisap sja pak, saya juga tak tahu itu milik siapa, mungkin milik pak satpam itu karena pak satpam yang berada disitu” jawab priyo.
“Benar itu milik kamu pak satpam”
“betul pak, maafkan saya pak, saya telah teledor” jawab pak satpam
“ok sekarang kita ke dekan biar beliau yang memutuskan”
Dengan langkah cepat mereka pergi ke ruang dekan
“siang pak maaf mengganggu”
“ada apa yak ok kelihatannya penting?”
“ini pak satpam dan priyo ketahuan merokok di mushola”
“menurut bapak hukuman apa yang pantas untuk mereka?”
“ini cukup berat, tapi peraturan hrus saya tegakkan”
“mereka harus di keluarkan dari kampus”
Dengan rasa dendam pak satpam keluar sambil membanting daun pintu tidak begitu dengan priyo mukanya murung dan pucat ia sangat menyesal atas perbuatannya cita-citanya untuk menjadi dokter hancur sudah karna dia di keluarkan. Sesampainya di rumah psk budi marah-marah kepada priyo melihat perbuatan anaknya yang memalukan, priyo hanya duduk diam saja mendengar kemarahan ayahnya iatak berani berkata apa-apa.kemudian ibunya mendekatinya,
“kamu kenapa kok ayahmu bisa marah begitu?”
“di keluarkan dari sekolah buk” jawab priyo
“yang sudah ter jadi ya sudahlah tak usah di bahas lagin”
“sekarang mau apa, mau pindah sekolah?“ Tanya ibunya
“tak tau bu terserah ibulah aku nurut ibu aja”
“baiklah kalau begitu, besok kamu rapikan semua baju-baju kamu”
“emangnya mau keman bu?”
“kamu harus ngaji di pondok pesantren.” Jawab ibu
“pesantren mana bu?”
“di magelang, ibu punya teman yang mempunyai pondok pesantren”
Keesokan harinya ia dengan diantar ayahnya menuju magelang
Setelah ia sowan ke dalem kyai kemudian dia diantar pengurus pondok menuju kekamarnya, sejak itulah priyo memulai hidup sebagai santri.
            Setelah beberapa bulan priyo berada di pesantren perubahan priyo malah semakin menurun, mungkin karna telah bebas dari pengawasan orang tua, ia yang dulunya jarang meninggalkan kewajibannya dalam melakukan sholat 5 waktu itu, tapi sekarang malah jarang dilakukannya, harapan orangtuanya untuk menjadi anak yang sholeh sekarang sedang ditunda.
            Di suatu waktu saat azan subuh berkomandang, semua santri telah berada dimasjid untuk melakukan jama’ah subuh, tapi salah satu murid yang bandel sedang tertidur pulas dengan selimut yang tebal, tapi malangnya, pak kyai sedang Mengontrol mencari santri yang tak jamaah, semua kamar telah di periksa kurang satu kamar kurang satu kamar lagi yaitu kamar yang terletak di pojok utara yang terletak remang-remang karena kurangnya penerangan. dengan langkah pelan-pelan tapi pasti pak kyai memasuki kamar itu, dengan bekal sebuah senter pak kyai menyorotkan sinar-sinar senternya keseluruh sudut kamar dan terlihat sesosok yang sepertinya menyeramkan rambut awut-awutan, mata sipit, muka tak karuan dan ditambah dengkuran yang terdengar seperti suara diesel/sound system.
            “He bangun sholat subuh” ajak pak kyai
            “oaah, siapa sih ganggu aja ngantuk nih” jawab priyo
            “hus, ayo cepat bangun”
Tanpa sadar ia bangun dan langsung memarahi orang yang berada di depannya.
“heeee……..kamu berani ya sama saya emang kamu siapa berani-berani bangunin aku, tahu ngga’ kalau aku ini anak jendral” bentak priyo
“ya taulah kamu priyo kan, masak anak jendral bangunnya telat, cepat sholat subuh nanti keburu siang” jawab pak kyai
“iiii…..yaaaaa……pak kyai” jawab priyo sambil ngeloyor pergi menahan malu karna ia tak sengaja telah memarahi kyainya sendiri.
Pagi harinya semua santri ramai membicarakan kejadian tadi subuh.
“wah hebat ya priyo, berani-beraninya ia memarahi pak kyai” kata salah satu santri
“iya ya” jawab sntri yang lain
“trus pak kyai kok tidak menghukum dia ya?”
“ya nggak tau mungkin karna kasian sama dia”
“kasihan gimana?”
“kasihan aja, mukanya aja udah hancur masak mau ditambah lagi hancurnya, mau jadi kayak apa dia?”
“yaaaaa……..jadi gak karuanlah”
Priyo yang tak jauh dari santri-santri itu mendengar pembicaraan merek, langsung naik pitam dan menghampiri santri-santri itu.
“he siapa yang tadi ngomong kalau mukaku hancur” Tanya priyo
“aku emangnya kenapa ada yang salah?” jawab naf’an
“lo mau ajak rebut ya?”
“kagak takut, aya kita tunjukan siapa yang paling jantan”
Langsung saja priyo menghantam naf’an, tapi sialnya bisa di tangkis kemudian naf’an dengan tangannya yang cukup kecil menurutku membalikan keadaan dengan menghantam muka priyo, dengan nafas tersengal-sengal priyo mendorong naf’an, tapi karana naf’an dulunya pernah menjadi anggota merpati putih jadinya ia dengan gampang menghindar dan priyo langsung menabrak pintu’ “duuuuuaaaarrrrr……”
”aaaaaaaaauuuuuuuu” teriak priyo
Priyo yang tidak terima dengan perlakuan naf’an langsung mengambil kayu balok yang berada tak jauh dari ia berada hendak memukulkan ke nafa’an, tapi belum sempat ia melaksanakan niatnya itu, dari belakang terdengar suara triyakan yang cukup menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitar itu.
            “he kok rame-rame ada apa ini?” Tanya pengurus keamanan yang bernama misbahudin
            “nggak ada apa-apa kok” jawab naf’an
            “bohong, pasti kalian berkelahi, ayo kalian semua ikut ke ndalem kyai biar pak kyai yang akan menghajar kalian” ajak misbahudin
Maka semua santri yang berada di situ langsung di giring menuju rumah pak kyai, pak kyai sedang asyik menyiram tanaman hiasnya kaget melihat santrinya datang dengan ber duyun-duyun tanpa ia undang.
            “ada apa ini kok rame-rame?” Tanya pak kyai
            “maaf pak kyai, ini ada yang berkelahi” jawab misbah
            “siapa yang berkelahi?” pak kyai kembali bertanya
            “priyo dan naf’an” jawab semua santri
            “priyo-priyo lagi-lagi kamu udah bangun kesiangan gak jama’ah masih juga berkelahi, mau jadi apa sih kamu?”
            “maafkan saya pak kyai”
            “saya akan memaafkan tapi ada syaratnya”
“apa itu pak kyai?”
“kamu harus berdiri disana, sebelum aku suruh berhenti jangan berhenti ataupun pergi kemana-mana, sanggup?”
“apapun akan saya lakukan asal pak kyai mau memaafkan saya”
“baik sekarang kamu berdiri di sana dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku datang !”
“baik pak kyai” jawab priyo
Disaat priyo sedang melaksanakan hukuman, saat keringat bercucuran membanjiri tubuhnya dari itu.dipandangnya terus apa atau siapa yang begitu Nampak berkilau. panas matahari bulan agustus yang cukup menghitamkan kulit itu tak begitu ia rasakan, perhatiannya tertuju pada kilauan itu. baru setelah semakin dekat ia baru paham bahwa ia adalah seorang santri putri tapi priyo tak tahu ia siapa
“ini ada makanan dari ibu nyai dimakan ya” suruh santriwati itu
Priyo hanya dlongop saja tak bicara apa-apa, ia begitu terpesona dengan bidadari yang satu ini
“kok diam saja, kamu sakit yaa” Tanya santriwati itu sambil pergi meninggalkan priyo
“e, kamu namanya siapa ?” teriak priyo
Tapi ia tak menjawab karena telah pergi menjauh dan tak mendengar apa yang ditanyakan oleh priyo.
Priyo masih penasaran siapa sebenarnya cewek itu, siapa namanya , dan punya pacar belum ya?.dan disaat ia sedang asyik melamun, tiba-tiba pak kyai datang
“priyo,” panggil pak kyai
Tapi priyo masih asyik dengan lamunannya ia penasaran siapa sebenarnya cewek itu kok begitu manis pikirnya
“ he priyo kamu dengar nggak“ teriak pak kyai
“iiiya pak kyai, ada apa pak kyai“ jawab priyo
“hukumanmu udah selesai sudah sana naik ke kamarmu ingat jangan lupa besok pagi kamu harus jamaah ya“ perintah abah
Sesampainya dikamar priyo masih plonga-plongo nasi yang tadi diberi mbak pondok itu tak iya sentuh sampai-sampai mat plolor masuk dan mengambil nasinya ia tak sadar. tapi lamunanya buyar oleh suara cacing perutya, ia baru sadar bahwa ia belum makan dari pagi tadi.
“Oh iya  aku kan masih punya nasi“
“lo mana nasiku kok hilang“
“makanya jangan nglamun doang, tadi nasinya diambil mat plolor , emangnya kamu mikirin siapa ya” Tanya plendus pada priyo
“enggak kok , bukan siapa-siapa kok” bela priyo
“halah jujur saja aku tuh dah pernah jatuh cinta jadi ku tahu bagaimana sifat anak yang sedang jatuh cinta, dah bilang saja siapa dia” Tanya plendus
“ku juga nggak tahu siapa dia” jawab priyo
“lo kok mnggak tahu gimana“ Tanya plendus
“ku baru pertama kali lihat kok“ jawab priyo
“ciri-cirinya gimana mungkin aku tahu” sahut plendus
“mukanya manis, pipinya merah badannya tidak terlalu tinggi tapi juga nggak pendek amat “jawab priyo
“apa dia tadi pakai baju putih kerudung pink trus rok putih” Tanya plendus
“lo kok kamu tahu” jawab priyo
“apa ia punya gingsul” Tanya plendus
“ya ia punya ginsul “ jawab priyo
“wah lebih baik kau urungkan niatmu untuk mencintainya” saran plendus
“emangnya kenapa” Tanya priyo
“dia tu uswatun khasanah banyak pria yang udah ia tolak , lagian orangnya itu nyebelin“ sahut plendus
“ah nggak tu malah ia ramah tadi , ia juga perhatian tu padaku malahan aku diberi nasi tadi” bela priyo
“ya udah kalau nggak percaya, yang penting aku dah ngingetin kamunya” jawab plendus
Pagi harinya priyo melihat cewek itu di warung pak anshor dekat pondok, spontan ia lansung memanggil cewek itu.
“us beli apa ?“
Tapi uswatun hanya tersenyum, hati priyo pun berbunga-bunga begitu sapaannya dibalas dengan senyuman
Di pondok putri  itu akan diadakan Paket C bagi santri yang tak lulus SMA dan sedang butuh tutor untuk mapel matematika dan syaratnya harus lulus SMA. kebetulan yang lulus sma dipondok itu hanya priyo dan plendus, maka dipanggillah mereka berdua oleh sang kyai
“barok, panggilkan priyo dan faul suruh mereka manghadap sekarang juga” perintah sang kyai
“inggih pak kyai“ jawab barok
Maka barok pun langsung naik ke pondok untuk mencari priyo dan faul
“yo  plendus mana“ Tanya barok
“emang ada apa sih kok cari plendus kan biasanya suka cari maul we“ jawab barok
“kamu dan plendus disuruh menghadap pak kyai sekarang juga“ perintah barok
“apa disuruh menghadap ada apa yaa”
“ya nggak tahu pokoknya kamu menghadap sekarang“ barok
Dengan hati berdebar-debar priyo menuju ke dalem pak kyai.
“assalamualaikum bapak memanggil saya” Tanya priyo
“heem, kamu lulusan sma kan?’ Tanya pak kyai
“iya pak , memangnya ada apa ya” Tanya priyo penasaran
“kamu bisa bantu sayakan…….?“ Tanya pak kyai
“bantu apa pak kyai” Tanya priyo
“kamu bantu saya mengajar Paket C dipondok putri ya mau kan?”
“inggih pak kyai “jawab pak kyai
Dalam hati priyo berpikir “wah kebetulan bisa ketemu sama uswatun setiap hari.
Benar saja setiap pagi priyo selalu rajin pergi mengajar matematika walaupun sebenarnya ia tidak terlalu pandai matematika tapi karena demi cintanya pada sang pujaan hati ia pun rela belajar matematika sampai larut malam agar tidak kelihatan bodoh dan yang epnting uswatun pasti akan jatuh cinta kepadanya.
Semakin lama semakin sering bertemu rasa cinta pun semakin menggebu ia ingin sekali tahu bagaimana perasaan uswatun sebenarnya kepada priyo. maka dengan akal-akalannya ia menyuruh para siswanya untuk menulis pesan dan kesan selama diajar olehnya, dengan begitu mungkin uswatun akan mengungkapkan perasaanya lewat tulisan itu.
Dan pada hari yang telah ditentukan memang sengaja pada hari itu ia tidak menambah materi tapi menugaskan para santriwati untuk memberikan komentar tentang dia.setelah menunggu beberapa saat ia pun mengumpulkan secarik demi secarik kertas yang berisi kritikan itu. setelah semua anak mengumpulkan priyo buru-buru pamit ingin segera membaca apa yang sebenarnya ditulis oleh pujaan hatinya itu.dia kemudian memilih tempat yang sepi agar tidak ada orang yang tahu setelah dipilih-pilih akhirnya ketemu juga .walaupun tidak secara Jelas ia menulis namanya tapi priyo paham bahwa yang dibacanya adalah milik uswatun, karena ia memberi inisial cah taruman dan satu-satunya cah taruman adalah uswatun. Dalam kertas itu ia tdak menulis apa-apa, hanya menulis kata “sempurna” .begitu berbunga-bunga hatinya begitu membaca isi surat itu.dan begitulah hari-hari indah itu berlangsung.ia sungguh beruntung dapat bertemu kekasih hatinya itu tanpa ada halangan .
Tapi kejadian itu tak berlangsung lama karena ada suatu kejadian yang membuat mereka tidak bisa bertemu.saat priyo diberi tugas kyai untuk fotocopy undangan ke Magelang, ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah dan harus istirahat di rumahnya .
Uswatun terkejut mendengar berita itu, ia mencari kabar bagaimana nasib priyo, tapi tak ada yang tahu.uswatun tak dapat tidur nyenyak, makanpun tak enak karena memikirkan nasib priyo.karena frustasi akhirnya uswatun keluar dari pondok. Ia tak ingin terus menerus dalam kesedihan dan ingin mengobati hatinya yang sakit karena ditinggal oleh priyo.
Tiga bulan kemudian priyo telah sembuh dan telah kembali ke pondok, tapi hatinya sedih begitu mendengar bahwa uswatun telah keluar.ia tak begitu saja bisa melupakan uswatun karena ia adalah cinta pertamanya. Hatinya hancur berkeping-keping.
Disaat dia sedang galau kang fajar masuk kekamarnya .
“kenapa kok murung, apa nggak punya duit” Tanya fajar
“nggak papa,tumben kang ada apa kok kesini ada yang penting ya?” jawab kang fajar
“kamu besok ikut workshop ke semarang ya” perintah fajar
“besok?” Tanya priyo
“iya bisa kan?, lagian kan bisa sambil refreshing” tambah fajar
“ya okelah “ jawab priyo
“ini surat tugasnya besok pagi-pagi aku antar sampai terminal”
“siap laksanakan” sahut priyo
Keesokan harinya dengan diantar fajar ia menuju ke terminal magelang.
“tunggu saja disini nanti akan ada agus, dia anak dari kaliangkrik utusan pesantren mranggen yang akan bersamamu ke semarang” perintah fajar
Tiba-tiba hp priyo bordering.
“halo siapa ini yaa” Tanya priyo
“ini agus cepet aku tunggu didepan bis handoyo,lima menit lagi mau berangkat “ perintah agus
“ya ,tunggu akun segera kesana “ jawab priyo
setelah lima menit berputar putar akhirnya ketemu juga,mereka langsung naik bis dan meluncur melaju ke semarang.
Setibanya mereka dihotel mereka langsung check in dan masuk kamar.priyo langsung
Merebahkan tubuhnya ke kasur karena kelelahan sehabis perjalanan jauh.
            Jam telah menunjukkan pukul 04.00 sore .acara pembukaan akan segera dimulai, priyo langsung bergegas naik ke lantai 4 tempat acara itu.
            Setelah acara pembukaan selesai ada suara dari mikropon
“dimohon bagi semua peserta agar tidak keluar dulu akan ada pembagian kelas”
Dengan perasaan jengkel karena lama telah menunggu akhirnya namanya di panggil ia masuk dalam kelas A. begitu mendengar nama priyo disebut uswatun yang berada tidak jauh dari situ langsung memanggil priyo
“priyo, kamu priyo kan” Tanya uswatun
“Uswatun, kamu kok disini”Tanya priyo
“ iya aku kan juga guru Paket C di ponpes cilacap”jawab uswatun
“eem kebetulan banget ya kita bisa ketemu kita disini” tambah priyo
Tiba-tiba dari belakang agus mendorong pundak priyo
“aduh-aduh malah pacaran, yo kekamar yuk ku mau mandi,eee ini siapa kenalin dong ma aku” Tanya agus
“hus orang kok pengin tahu aja udah sana pergi dulu aku masih ada yang harus q selesaikan dulu,ini kuncinya”perintah priyo
“ok selamat menikmati ya” kata agus sambil lari ngibrit ke kamar
Dan dipojok ruangan pertemuan itu mereka berbincang-bincang melepas rindu setelah lama tak bertemu.
Malam harinya ia tidak bisa tidurmemikirkan uswatun. Ia ingin melamarnya agar ia bisa menikahi uswatun.
 pagi harinya priyo tak seperti biasanya  jam 07.00 ia sudah bangun .ia bangun pagi untuk menemui uswatun yang telah menunggunya diball room .ia berencana mengungkapkan perasaannya itu ditaman depan hotel
“dah lama nunggu ya, maaf yaa” kata priyo
“nggak apa-apa, sebenarnya ada apa sih kok kayaknya penting banget” Tanya ucha
“sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu “
“apa itu” Tanya ucha(singkatan dari uswatun chasanah atau revalina)
“maukah kau menjadi istriku” Tanya priyo
Ucha hanya diam saja tak menjawab.priyo pun ikut-ikutan diam ia jadi semakin penasaran dan berdebar-debar.
“apa kamu sungguh-sungguh” Tanya ucha
“aku sungguh-sungguh mencintaimu” jawab priyo
 “jika kamu memang sungguh-sungguh sehabis workshop kamu ikut aku menemui ayahku dicilacap” kata ucha
            Sehabis workshop berakhir priyo dengan ditemani agus pergi kerumah ucha untuk meminangnya. Sesampainya dirumah ucha kebetulan ayahnya sedang berada dirumah tanpa menyia-nyiakan waktu, priyopun langsung menghampiri ayah ucha.
            “assalammu’alaikum, apakah ini betul ayahnya revalina” Tanya priyo
            “betul, ada apa ya,,,,,?” jawab bapak ucha
            “ada yang ingin saya bicarakan”
            “tentang apa ya?”
            “tentang reva ee…… bolehkah saya……. Menikahi reva”
            “apakah kamu sudah bekerja?”
            “belum pak?”
            “gak boleh kalau kamu belum bekerja”
            “terus gimana pak?”
            “besok kalau kamu dah kerja baru boleh ngelamar anak saya”
            Begitu mendengar jawaban dari ayah ucha priyo langsung pulang dengan rasa agak kecewa, tapi kalau di pikir-pikir benar juga kata ayah ucha,nanti ucha mau di kasih makan apa?” gumamnya dalam hati.
Satibanya di pesantren ia bertekat ingin rajin belajar dan meneruskan kuliahnyaagar mendapat pekerjaan yang layak.
            4 tahun kemudian priyo telah memperoleh gelar sarjana Dan bekerja di sebuah perusahaan dan sambil mengajar anak-anak mengaji. Dengan bermodalkan cincin 5 gram priyo pergi melamar ucha yang telah lama menanti sang pangeran.
            Akhirnya priyo menemukan pelabuhan cintanya dan hidup bahagia walaupun hidup pas-pasan dengan dikaruniai sepasang anak kembar yang sangat lucu.

No comments:

Post a Comment