Saturday, 31 May 2014
Contoh Surat Pengangkatan Kepala Paket C
S U R A T K E P
U T U S A N
PENGASUH PONDOK PESANTREN MA’AHIDUL ‘IRFAN
BANDONGAN
MAGELANG
NOMOR : 01.22/PP/M.Irf./IV//2010
TENTANG
Pengangkatan Kepala Program
Pendidikan Setara SMA/MA
Kejar Paket C Ma’ahidul ‘Irfan
Masa Khidmah 2010 - 2013
Bismillahirrohmanirrohim
Pengasuh Pondok Pesantren Ma’ahidul ‘Irfan Soropaten
Gandusari Bandongan Magelang
Membaca
|
:
|
AD/ART Pondok Pesantren Ma’ahidul ‘Irfan
|
Menimbang
|
:
|
1.
Bahwa untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar pada
Program Pendidikan Kejar Paket C Ma’ahidul ‘Irfan Bandongan, maka dipandang
perlu mengangkat Kepala Program Pendidikan
2.
Bahwa nama yang tersebut dibawah ini dipandang mampu
melaksanakan tugas sebagai Kepala Program Pendidikan
|
Mengingat
|
:
|
1.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2.
Pasal 5 dan 6 Anggaran Dasar Pondok Pesantren Ma’ahidul
‘Irfan
|
Dengan senantiasa memohon
Taufiq, Hidayah serta ridho Allah SWT
MEMUTUSKAN
Menetapkan
|
||||
Pertama
|
:
|
Mengangkat saudara
|
;
|
|
Nama Lengkap
|
:
|
Fajar Tri Anggono
|
||
Tempat, Tgl. Lahir
|
:
|
Wonosobo, 09 Agustus 1988
|
||
Alamat Lengkap
|
:
|
Sitikan, Ropoh, Kepil, Wonosobo
|
||
Sebagai
|
:
|
Kepala Program Pendidikan Kejar Paket C Ma’ahidul ‘Irfan
Bandongan, Kabupaten Magelang Masa Khidmah 2010-2013
|
||
Kedua
|
:
|
Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Program Pendidikan
Kejar Paket C Ma’ahidul ‘Irfan, senantiasa berpedoman kepada peraturan yang
digariskan oleh Pondok Pesantren Ma’ahidul ‘Irfan
|
||
Ketiga
|
:
|
Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan
untuk diketahui dan dilaksanakan, dan jika dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
|
Ditetapkan Di :
Magelang
Pada Tanggal :
22 April 2010
Pondok Pesantren Ma’ahidul ‘Irfan
Pengasuh,
KH. M Aliyyul Munief Qst
Lokasi: Indonesia
Bandongan, Magelang, Central Java, Indonesia
Manajemen Perpustakaan
PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS[1]
oleh
Arif Surachman{
PENDAHULUAN
Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke
waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan,
pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak
kepada “pengelompokkan” perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan,
kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah
perpustakaan “membengkak” menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai sebuah
spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi informasinya
perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi-tradisional,
elektronik, digital hingga perpustakaan “virtual”. Kemudian dilihat dari pola
kehidupan masyarakat berkembang mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid,
perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya. Kemudian juga
dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak
bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan
anak-anak, perpustakaan sekolah, perpustakaan akademik (perguruan tinggi),
perpustakaan perusahaan, dan lain sebagainya.
Namun dari sekian banyak istilah dan jenis
perpustakaan tersebut, sebetulnya berdasarkan sifat dan golongan besar
perpustakaan secara umum terbagi dalam sebuah bentuk perpustakaan khusus dan
perpustakaan umum. Dimana dari kedua perpustakaan tersebutlah berkembang
istilah lain yang disesuaikan dengan cara pengelolaan, pengguna, tujuan,
teknologi yang digunakan, pengetahuan yang dikemas, serta tujuan perpustakaan
didirikan.
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk
mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat
informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan.
Biasanya perpustakaan ini berada di bawah badan, institusi, lembaga atau
organisasi bisnis, industri, ilmiah, pemerintah, dan pendidikan misal perguruan
tinggi, perusahaan, departemen, asosiasi profesi, instansi pemerintah dan lain
sebagainya.
Perpustakaan khusus biasanya juga mempunyai karakteristik khusus
apabila dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang dikelola,
pemakai yang dilayani, dan kedudukannya. Sehingga dari hal tersebut nantinya
akan terlihat dengan jelas perbedaannya dengan perpustakaan-perpustakaan pada
umumnya.
PERPUSTAKAAN KHUSUS VS PERPUSTAKAAN UMUM
Perpustakaan khusus dan perpustakaan umum apabila
dilihat secara sekilas sebetulnya tidak ada banyak perbedaan. Bahkan tidak
sedikit terjadi “tumpang tindih” antara perpustakaan yang bersifat khusus dan
perpustakaan yang bersifat umum. Hanya dalam hal-hal tertentu akan terlihat
bahwa ada perbedaan signifikan antara keduanya.
Secara umum sebetulnya kita dapat melihat, membedakan
dan membandingkan antara perpustakaan khusus dan perpustakaan umum seperti di
bawah ini:
PERPUSTAKAAN KHUSUS
|
PERPUSTAKAAN UMUM
|
|
Kedudukan |
Bernaung di bawah badan/
instansi/lembaga/organisasi tertentu seperti organisasi profesi, perusahaan,
pusat studi, departemen, dsb
|
Bernaung di bawah lembaga / badan
/ organisasi publik seperti pemerintah, yayasan social, dsb
|
Cakupan Subyek
|
Berkaitan erat dengan
bidang/subyek tertentu (khusus) dari berbagai disiplin ilmu.
|
Mencakup bermacam subyek / bidang
ilmu pengetahuan
|
Koleksi
|
Mempunyai jenis-jenis koleksi yang
mempunyai informasi tertentu (bidang tertentu tergantung dari spesifikasi
perpustakaan) dan termuat dalam berbagai media.
|
Biasanya koleksi berupa buku dan
pamlet dengan cakupan bidang koleksi yang lebih luas dan umum
|
Pemakai
|
Mempunyai / Melayani pemakai dalam
kelompok tertentu
|
Mempunyai / Melayani pemakai
secara umum / luas
|
Fungsi
|
Berfungsi untuk menyimpan,
menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.
|
Berfungsi untuk memberikan
fasilitas baca dan pinjam untuk tujuan pendidikan, rekreasi dan penelitian.
|
UNSUR PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS
Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan perpustakaan khusus, yakni:
Koleksi
Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada
koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau
untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan khusus
adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan
lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung
jasa penyebaran informasi muktahir serta penelusuran informasi.[2]
Pembinaan koleksi perpustakaan khusus
menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks,
majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus,
baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya.
Sumber Daya Manusia
Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang “ahli” dalam
bidang/subyek yang ditangani. Hal ini akan mempermudah perpustakaan dalam
memberikan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya
dalam perpustakaan khusus ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan
paham akan bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga kebutuhan akan “pustakawan khusus”
adalah penting.
Pengolahan
Proses pengolahan dalam perpustakaan
khusus pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya.
Hanya biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan
kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga terkadang dalam
klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter perpustakaan
tersebut.
Pengguna
Perpustakaan khusus dalam pemilihan dan setting pengelolaan sangat
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penggunanya. Hubungan antara
pengguna dan pengelola perpustakaan sangat erat terutama apabila dihubungkan
dengan pemenuhan kebutuhan dan pengembangan perpustakaan itu sendiri. Tidak
sedikit pengguna akan ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga
penentuan koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna
mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting mengapa
perpustakaan khusus itu ada.
Layanan
Layanan
perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna dan
organisasi/badan induk yang membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan
perlu selalu memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi
kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan
dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan
terbaru selalu ada.
Jenis layanan perpustakaan khusus dapat
bersifat terbuka maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi,
pengelola dan tipe penggunanya. Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan
sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih memberikan peluang
kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol. Terbuka artinya
siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada, sedangkan akses terbatas adalah
pengaturan terhadap proses pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas
baca, fotokopi, dan sebagainya.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA
Teknologi Informasi
Teknologi
informasi merupakan satu hal yang tidak bisa dihindarkan akan masuk ke dalam
proses perkembangan perpustakaan. Apalagi dalam perpustakaan khusus yang
mengutamakan informasi yang muktahir dan serba cepat, maka penerapan teknologi
informasi adalah kebutuhan mutlak. Hal ini terutama difokuskan pada teknologi
yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memperoleh informasi lebih
luas, cepat, tepat, dan up to date, misalkan melalui fasilitas Internet,
Database Online, Media Compact Disk, dan sebagainya.
Jaringan Kerjasama
Jaringan
kerjasama perpustakaan adalah penting, terutama bagi perpustakaan khusus yang
memiliki perhatian dalam bidang yang sama. Kerjasama ini akan banyak membantu
untuk peningkatan layanan perpustakaan dan saling melengkapi layanan informasi
antara satu perpustakaan dan perpustakaan lainnya dalam jaringan tersebut.
Pemasaran / Promosi
Pemasaran
atau promosi adalah hal penting yang perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan
khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan
dan calon pengguna. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan adalah
dapat dilihat dari tingkat kunjungan pengguna dan pemanfaatan informasi
(koleksi) oleh pengguna. Hal yang penting yang harus dipikirkan adalah dukungan
dari manajemen, karena promosi mestinya termasuk dalam anggaran perpustakaan
dan terintegrasi ke dalam proses perencanaan perpustakaan.
STUDI KASUS
Berikut ini adalah sebuah contoh dari
pengelolaan perpustakaan khusus.
Studi Kasus American Corner UGM
American Corner merupakan sebuah
layanan yang digagas oleh US Embassy dan dikelola untuk memberikan informasi
khusus mengenai Amerika Serikat dan hal-hal yang berhubungan dengannya. US
Embassy melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk
mendirikan American Corner yang diintegrasikan dalam perpustakaan perguruan
tinggi tersebut. Operasional pengelolaan diserahkan kepada perpustakaan
perguruan tinggi sedangkan untuk koleksi dan fasilitas sarana dan prasarana
fisik didukung oleh US Embassy.
Pada
prinsipnya American Corner memberikan pelayanan kepada pengguna secara umum,
hanya dalam pelaksanaannya pengguna American Corner adalah mereka-mereka yang
mempunyai minat terhadap studi Amerika. Hal ini dikarenakan koleksi yang ada di
America Corner “melulu” mengenai studi Amerika mulai dari sejarah, politik,
kesenian, bahasa, geografi, hingga program-program pendidikan dan beasiswa.
Ruang
American Corner terbagi dalam ruang koleksi VCD/DVD, Ruang Baca dan Ruang
Koleksi, dan Ruang Akses Internet. Pelayanan American Corner ini bersifat
terbuka akan tetapi keanggotaan bersifat terbatas. American Corner UGM sendiri
saat ini memiliki 2 jenis koleksi yakni koleksi American Corner dan Koleksi
American Studies. Koleksi yang saat ini dikelola berupa buku teks, majalah,
jurnal, buku referensi, direktori, peta, dan koleksi film baik dokumenter
maupun bukan dalam format VCD, DVD, dan VHS yang semuanya mengkhususkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan Amerika. Pengguna dapat menggunakan semua
koleksi secara “bebas”. Koleksi American Corner sendiri hanya dapat dibaca,
difotokopi dan tidak dipinjamkan, sedangkan koleksi American Studies Library
dapat dipinjam oleh anggota perpustakaan yang merupakan sivitas akademika UGM.
Koleksi Buku diklasifikasi dengan menggunakan home system, yaitu berdasarkan
subyek-subyek tertentu seperti Biography, Culture Essay, Fiction, History,
Reference, Political Science, dan sebagainya. American Corner juga mempunyai
fasilitas tambahan berupa program kegiatan seperti seminar, diskusi, presentasi
beasiswa, pemuttaran film dan sebagainya. Program diskusi tersebut merupakan
bagian yang dikemas oleh American Corner sebagai media untuk mempromosikan
American Corner sekaligus untuk melibatkan pengguna dalam layanan American
Corner. Selain itu American Corner menyediakan komputer yang dapat digunakan
oleh pengguna untuk mengakses internet dan database yang dilanggan oleh US
Embassy.
Dalam
pelaksanaan dan pengelolaan American Corner, pengelola selalu berkoordinasi
dengan US Embassy (IRC – Information Resource Center) dan juga mengadakan
pertemuan rutin dengan seluruh pengelola American Corner di Indonesia. Hal ini
menjadi penting agar pelayanan American Corner dapat selalu pada “jalurnya” dan
meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu American Corner UGM melakukan upaya
kerjasama dengan berbagai pihak sebagai upaya penyebaran informasi,
memaksimalkan koleksi, dan menemukan bentuk American Corner sebagai pusat informasi.
American
Corner UGM merupakan sebuah layanan khusus yang notabene sebetulnya merupakan
perpustakaan yang dikelola secara khusus namun terintegrasi ke dalam
perpustakaan akademik (perguruan tinggi).
Studi Kasus Perpustakaan PSKP UGM
Perpustakaan
Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) adalah
merupakan perpustakaan di bawah pusat studi yang berfungsi sebagai sumber
informasi ilmiah bagi staf, peneliti dan mahasiswa bidang perdamaian, keamanan
dan resolusi konflik. Perpustakaan PSKP UGM memfokuskan pada koleksi yang
berhubungan dengan bidang perdamaian, keamanan dan resolusi konflik baik berupa
hasil penelitian, tesis, skripsi, disertasi, buku teks, buku referensi,
majalah, jurnal, kliping artikel surat kabar hingga koleksi VCD/DVD.
Perpustakaan ini merupakan bagian terintegrasi dengan pusat studi dimana
dituntut mampu memberikan daya dukung terhadap kebutuhan dalam pelaksanaan visi
dan misi pusat studi.
Selain
itu perpustakaan ini juga merupakan sumber belajar bagi mahasiswa Magister
Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada (MPRK UGM) sehingga
dalam pembinaan koleksi selalu disesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang
ada. Keanggotaan perpustakaan pusat studi ini bersifat terbatas artinya hanya
diperbolehkan bagi internal staf dan peneliti PSKP UGM dan mahasiswa MPRK UGM.
Sedangkan untuk penggunaan perpustakaan ini bersifat terbuka untuk umum,
khususnya untuk layanan baca dan fotokopi.
Klasifikasi
koleksi menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification) dan telah
menggunakan katalog elektronik sebagai media penelusuran informasi koleksi.
Perpustakaan pusat studi ini ditangani oleh 1 orang pustakawan dengan dibantu
dua tenaga operasional yang kesehariannya merupakan staf bagian administrasi
pusat studi. Sebagai sebuah perpustakaan khusus, perpustakaan ini mempunyai
kekhususan dalam bidang koleksi dan informasi yang dikelola, pengguna, dan juga
cara pelayanannya.
PENUTUP
Pada intinya perpustakaan khusus adalah
perpustakaan yang mempunyai kekhususan dalam hal informasi yang dikemas,
koleksi yang dimiliki, pengguna, dan juga cara pengelolaannya. Perpustakaan
khusus menjadi penting karena biasanya merupakan bagian dari tercapainya sebuah tujuan, misi
maupun visi sebuah organisasi atau institusi. Eksistensi dan mutu dari
perpustakaan khusus ini sangat dipengaruhi oleh informasi, koleksi dan cara
pengelolaan sehingga menarik dan mampu mencukupi kebutuhan penggunanya. Hal ini
dikarenakan biasanya apa yang ada diperpustakaan khusus “tidak bisa
diketemukan” di perpustakaan lain.
Dalam
sebuah institusi pendidikan, keberadaan perpustakaan khusus harus memberikan
andil tersendiri dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya sinergi yang
kuat antara kebijakan dalam institusi pendidikan dengan pengelola perpustakaan
terutama untuk memberikan daya dukung dalam mencapai tujuan dan misi institusi.
Disini peran pengambil kebijakan, pengelola perpustakaan dan civitas akademika
(pengguna) tidak bisa saling dipisahkan.
BAHAN BACAAN
________. Guidelines
for Australian Special Libraries. 1999.
http://www.alia.org.au/policies/special.libraries.html . Diakses tanggal 19
Agustus 2005.
________.
“Starting A Special Library from Scratch”. Special Libraries Handbook.
http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/SpecialLibrariesHandbook/ScratchIndex_files/ScratchLibraryIndex.htm.
Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
________. Top
Ten Reasons to Use an Information Center. http://www.sla.org/content/SLA/
professional/meaning/what/isldten.cfm Diakses tanggal 20 Agustus 2005.
Ala, Roland
Astall. Special Libraries and Information Bureaux: an examination guidebook.
Melbourne: F W Cheshire, 1966.
Berry, Aimee.
“Promoting Special Library Services”. Special Libraries Handbook. 21
April 1999. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/SpecialLibrariesHandbook/
promoting.htm Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Broxis, Peter F. Organising
the Arts. Melbourne, F W Cheshire, 1968.
Harrison, K.C. The
Library and the Community. London: Andre Deutsch, 1963.
Haverkamp, Laura
J and Kelly Coffey. “Instruction Issues in Special Library”. Special
Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/
SpecialLibrariesHandbook/ Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Hunter, David. Core
Competencies and Music Librarians. Library School Liaison Subcommittee of
the Music Library Association, April 2002.
Parent, Roger H.,
“What’s Special About Special Libraries?” 64th IFLA General
Conference August 16-August 21, 1998. Chicago: American Association of Law
Libraries, 1998.
Perpustakaan
Nasional RI. Panduan Koleksi Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 1992.
__________. Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
1992.
__________. Pembinaan
Jaringan Layanan Perpustakaan dan Informasi Bidang Perpustakaan Khusus.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1992.
__________. Standar
Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2002.
Price, Carol
Lynn. “Defining Value in Information Centers”. CLIS 724/Spring 2004. Special Libraries Handbook.
http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/
SpecialLibrariesHandbook/definingvalue.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Setiarso,
Bambang. “Upaya Pemberdayaan Forum Perpustakaan Khusus di Masa Mendatang”. Makalah
disampaikan pada Rapat Kerja Pusat XI – Ikatan Pustakawan dan Seminar Ilmiah.
Jakarta: Perpustakaan Nasional, 5-7 November 2001.
Shofner, Pamela.
“Use of Library Committees in Special Libraries”. CLIS J724. April 26,
2004.
Weaver, Susanna. “Non-Traditional
Jobs for Special Librarians”. Special Libraries Handbook. http://www.libsci.sc.edu/bob/class/clis724/
SpecialLibrariesHandbook/non-traditional.htm. Diakses tanggal 18 Agustus 2005.
Subscribe to:
Posts (Atom)