Saturday 31 May 2014

Pendahuluan Karya Tulis Santri Nilai Pendidikan Akhlaq





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Rasanya sudah terlalu banyak buku-buku bermutu tinggi yang bertajuk tuntunan akhlak terpuji, tentang betapa pentingnya memiliki akhlak yang baik dalm berinteraksi dengan baik sesama manusia, hewan bahkan tumbuhan, sebagai sesama.

Akan tetapi semua itu tidak menyurutkan semangat penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini dikarenakan dalam karya ini tidak memuat tuntunan dan cara-cara berinteraksi yang dapat dikatakan sebagai akhlakul karimah. Disini karena sangat pentingnya akhlak di era globalisasi, era yang penuh dengan kemerosotan dan keboboran moral generasi muda maka sepertinya berapapun banyak buku tuntunan yang telah terbit dan dibaca, bila tanpa didasarihati yang lapang untuk menerima dan mengamalkan kebenaran tentunya semua sia-sia, tiada faedah, manfaat dan gunanya bagai pekerjaan menggarami lautan, atau lebih dalam seperti terkemuka didepan {moto} tambahnya ilmu dihati yang jelek bagai tambahnya air pada tanaman brotowali.
Lebih jelasnya agar kita tau betapa pentingnya akhlak perlu kita ketahui apakah itu akhlak? Akhlak islam ialah suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur. Mempunyai hubungan dengan dzat yang maha kuasa yakni allah azza wa yalla. Akhlak islam adalah produk dari keyakinan atas kekuasaan dan ke-esaan tuhan. Jadi akhlak adalah produk dari jiwa tauhid.[1]
Dengan demikian, akhlakul karimah tak akan pernah terwujud secara nyata, tulus ikhlas dan langgeng bila tanpa hati yang dipenuhi jiwa tauhid yakni hati atau jiwa yang bersih, lapang dan terang yang kan mudah menerima kebenaran hati yang bertaubat, kembali padanya dan berusaha mendekat padanya.
Di era ini, bagi mencari jarum di tengah tumpukan jerami, untuk menemukan manusia-manusia yang berjiwa tauhid. Banyak yang mengaku islam tetapi kebejatan moralnya melebihi yang tak percaya agama, bahkan bukti nyata {fakta} nya. Dimana ad beita, Koran, liputan dan kejadian criminal, dari pencurian agama, perampokan, pembunuhan, perzinaan, pencabulan, pelacuran, sabu-sabu, miras, karup sampai bentrokan antar keluarga, selalu ada. Selalu tersangkanya beragama islam, mengapa sampai separah itu, padahal semua itu dilarang oleh islam, semua itu secara logika dan bila dehlik dengan hati nurani amat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Lalu dimana hati nurani dan perasaan kita?
Semua itu terjadi, karena keruhnya hati, kurangnya pemahaman terhadap ajaran islam yang begitu santun dan toleran, kurang bahkan tidak adanya pengetahuan serta kesadaran hati menuju taubatan nasuha sebagai pintu gerbang menuju kebaikan setelah dosa-dosa yang dilakukan, sebagai langkah awal kesucian hati.
التائب من الذنب كمن لاذنب له (الحديث(
Artinya: “Orang-orang yang bertaubat dari dosa,seperti orang yang tiada dosa. (Al-Hadis).[2]

Bertautan erat dengan uraian barusan, tercetus dalam sanubari untuk menulis suatu karya yang menguraikan tentang tahap awal serta titian-titian menggapai akhlakul karimah yang bersumber dari hati nurani, Al-Qur’an serta As-Sunnah.
Berharap dengan tiap rangkaian kata dalam buku ini bisa memperbaiki hati-hati yang telah retak, menciptakan generasi muda bermoral islam tanpa merubah bentuk dan keadaan ruhani manusia namun justru menyempurnakannya. Memupuk kerukunan, perdamaian dan persatuan sebagai kekuatan hidup didunia penuh kekejaman ini dengan budi pekertinya yang luhur dan menentamkan.
Secara garis besar buku ini mengulas akarnya akhlak yang berada dihati ibarat pohon,tentu seluruh kinerja pohon itu bergantung pada akarnya, kuat/kokoh tidaknya pohon, subur tidaknya pohon, rindang tidaknya pohon, lebat tidaknya buah dari pohon, semua tergantung pada akar, maka, akhlak dan hati bagi jasad manusia layaknya akar bagai pohon.
انّ فى الجسد مضغة إذا صلحت، صلح الجسدكلّه وإذا فسدت فسد الجسدكلّه الا وهي القلب
Artinya: “Sesungguhnya didalam jasad {manusia} terdapat segumpal darah yang apabila baik maka baik pula selurun jasad. Dan apabila rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ingatlah itulah Hati.”

Maka dari itu dengan membaca, meresapi, kemudian mengamalkan ilmu yang terbentang diseluruh lapisan bumi, terutama yang terukir dalam karya ini meski bahasa penyusunan dan kualitasnya jauh dari kata baik apalagi sempurna semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diberi tafi, yang diberi petunjuk untuk kembali padanya, yang diberi pertolongan untuk menyucikan hati memperbaiki akhlak, menambah ilmu serta menyebarkan ilmu agama.
لاحول ولاقوةالاباالله العلىّ العظيم

A.    Rumusan Masalah
1.      Upaya apakah yang perlu kita lakukan demi menciptakan sumber daya manusia yang bermoral islami, berakhlakul karimah dari akar-akarnya bukan hanya lahirnya saja?
2.      Seperti apa akar-akar akhlak tersebut begitu berpengaruh pada tumbuhnya akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Tujuan
Andainya mampu, tentu bahkan 1000 lembar kertaspun tak akan mampu menampung apa yang menjadi tujuan penulis berkaitan denganpenulisan muallafah ini, akan tetapi, dari segala sesuatu tentu ada intinya. Dan inti dari banyaknya tujuan yang tercetus dalam otak penulis adalah sebagai berikut
1.      Awalnya, hanya bertujuan sebagai alat penggugur kuajiban atas adanya tugas menulis muallafah sebagai tugas akhir pendidikan di Pondok Pesantren Ma’hidul ‘Irfan. Namun kini penulis ucapkan banyak terima kasih pada sang pencetus karena idenya yang brilliant.
2.      Dengan taufik serta hidayahNya semoga karya ini bermanfaat bag igenerasi setelah penulis maupun generasi penulis sendiri. semoga dari masa ke masa, dari generasi ke generasi karya ini tetap bermanfaat, tidak dilupakan, terus diperbaharui demi tercapainya kesempurnaannya.
3.      Semoga dengan buku in ibanyak generasi muda yang terbuka hati, mendapat petunjuk untuk bertaubat. Semoga dengan adanya karya ini akan lahir manusia-manusia berjiwa tauhid, manusia-manusia berakhlak mulia yang menghiasi ladang dunia.

C.    Kegunaan Karya Tulis
Karya ini bila diakui kualitas dan manfaatnya oleh orang banyak terutama penerbit buku, tentu akan sangat bermanfaat bagi generasi setelah ini, berguna untuk menciptakan manusia-manusia saleh, untuk mengabadikan segelintir ilmu dalam bentuk buku {karya tulis} sebagai warisan paling berharga bagi penerus umat.

D.    Telaah Pustaka
1.      Akhlakul karimah: akhlakul karimah adalah akhlak terpuji, yang diakui kesahihannya oleh khalayak banyak, oleh masyarakat sekitar, keluarga dan semua lapisan masyarakat yang berinteraksi dengan kita. Akhlakul karimah adalah senada dengan akhlak islam yang berarti suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur. Mempunyai hubungan dengan dzat yang maha kuasa allah azza wajalla. Akhlak islam adalah produk dari keyakinan atas kekuasaan dan keesaan tuhan. Jadi akhlak adalah produk dari pada jiwa tauhid.[3]
2.      Hati. Hati adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh manusia, terletak pada rongga perut kanan dibawah diafragam dengan berat 2 kg untuk orang dewasa serta berwarna merah. Hati berfungsi menawarkan racun, mengeluarkan zat yang tidak berguna, menghasilkan empedu. Serta mengubah provitamin A menjadi vitamin A namun menurut para suti hati merupakan inti dari segala hal. Baik buruk dari kita tergantung pada segumpal daging yang berwarna hati, diterima tidaknya semua amal tergantung pada getar hati. Jadi jagalah hati, karena bila kita merusaknya maka rusaklah segalanya. Dan bila kita menjagany aagar senantiasa sehat maka baguslah segalanya.
3.      Teori: teori adalah cara-cara melakukan/ mengerjakan sesuatu, tulisan maupun ucapan yang bersifat fleksibel, dapat berubah-ubah menurut kebutuhan, biasanya dikemukakan oleh orang-orang terdahulu yang lebih dalam dan besar pengaruh ilmunya.
4.      Generasi muda, generasi muda adalah, para reamaja, manusia dengan usia berkisar antara 12 th hingga 30 th. Secara luas generasi muda adalah kawula muda yang akan meneruskan perjuangan dan kehidupan orang-orang terdahulu, mereka mengembang amanah melanjutkan kehidupan manusia, melestarikan keturunan, memperbanyak umat dengan tanpa lepas dari tuntutan moral. Generasi muda adalah pewaris sah sebagai proses alih generasi, oleh kareananya harus dilakukan pembinaan dan pemberian kepercayaan agar generasi muda tumbuh dan berkembang secara mandiri, profesional dan bertanggung jawab.[4]
5.      Moral
6.      Islam
7.      Akhlakul kmarimah
8.      Kongrit

E.     Metodologi Penulisan
Dalam penulisan muallafah ini penulis menggunakan metode-metode yang telah diajarkan oleh pembimbing. Yakni metode yang terstruktur secara sistematis, yakni teknis pengumpalan data serta teknis analisis data.
1.      Penggumpulan Data
Sembilan Puluh persen (90%) data dalam penyusunan mualah ini dari study pustaka. 10% sisanya penulis rujuk pada  kehidupan nyata di pondok pesantren ma’ahidul ‘irfan. dimana pondok pesantren merupakan berometer akhlak bagi masyarakat awam  namun perlu di ketahuidalam pemaparan hasil opservasi lapangan tidaklahbegitu ketara bahkan terkesan tidak merupakan hasil opservasi lapangan,semua itu tidak luput dari keterbatasan kemampuan penulis dalam merangkai kata. lebih rincinya.
a.       Studi Pustaka.
Dalam fase ini penulis banyak menggunakan buku-buku terjemah dalm bahasa indonesia, dikarenakan tak bisanya mencerna isi kandungan dari kitab yang masih murni berbahasa arab. Dari berbagai buku dan kitab yang tiada terhitung penulis mengutip dan menelaah berbagai pendapat, kiat, nasihat, hadis, dan tentuny ayat Al-Qur’an. Yang perlu ditekankan bahwa dalam merujuk {mengambil, mengutip}. Pendapat dan yang lainya, penulis lebih suka mengutip dari terjemahy kitab kuno karya ulama salaf seperti, minhajul abidin, jhya’ulumudin, tambihul ghofilin dan yang sejenisnya. Adapun pengutipan dari buku-buku baru tetap tak dapat ditinggalkan. Sebelum berpindah bahasa, perlu diketahui dan maklumi, bahwa nanti didalam bab-bab selanjutnya banyak tulisan yang berupa pendapat dan kutipan dari berbagai buku-buku atau kitab, mungkin 80% dari karya ini adalah hasil kutipan, hasil saudaran dan rubahan kalimat dari buku lain, semua itu dikarenakan amat terbatasnya daya ingat serta potensi penulis. Berkaitan dengan itu, mohon kemaklumannya. Sungguh tak ada niat sedikitpun untuk menjadi plagiat.
b.      Obserkasi Lapangan.
Sebenarnya pada kenyataan yang telah dijalani, Fase doservasi lapangan hanyalah kata yang sama sebagai pelengkap tulisan, faktanya penulis tak pernah terjun kelapangan. Penulis hanya meneliti dan mengamati kehidupan disekitar penulis yakni pondok pesantren Ma’ahidul Irfan soropaten bandongan.
Dimana pondok pesantren merupakan tolok ukur keagamaan terutama akhlaknya, baik kepada sesama maupun sang pencipta.
2.      Teknis Analisis Data
Dengan menelaah hasil pengamatan di pesantren kemudian diserasikan, diselaraskan dan dirangkai dengan data-data dari buku-buku dan kitab pada akhirnya dapat ditulislah karya tulis ini.
Meski awalnya kebinggungan mau menulis apa pada akhir meski dengan bahasa dan susunan kalimat yang kurang teratur dan tak indah, karya ini dapat disusun dengan dasar data-data yang sudah diperoleh.

F.     Sistematika Penulisan
Sampai luar
Sampai dalam
Surat pernyataan keaslian
Halaman pengesahan
Motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini terdapat latar belakang, rumusan masalah tujuan penulisan, kegunaan karya tulis, telaah pustaka, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASA TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang pengertian akhlakul karimah, kaitan erat antara akhlakul karimah dengan iman dan yaqwa, apa akibatnya, manfaatnya yang berkaitan dengan akhlak kemudian jalan dari iman dan taqwa menuju akhlakul karimah
BAB III ANALISA MASALAH
Bab ini terbagi menjadi 3 kelompok besar yang dapat perkecil menjadi 2 bagian, 1 bagian menguraikan tentang inti segala sesuatu yakni hati dengan berbagai permasalah dan pembenahannya sedang bagian lain secara garis besar mengulas tentang akhlak hati atau jiwa tauhid  yaitu: Taubat, Tawakal, Dzikrul Maut, Khauf Dan Rajaan, Mahabah Kemudian Ikhlas, Syukur, Zuhud, Sabar, Dan Ridho
BAB IV PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan saran serta penutup. Lampiran.


[1]               10 Induk Akhalk Terpuji, hlm. 09
[2]               Terjemah Tanbihul Ghafilin, Pembangunan Jiwa-jiwa Moral Umat, hlm. 109
[3]               10 Induk Akhlak Terpuji, Hlm. 9
[4]               Tema Program dan Pesan PKB Al Barkari, Jakarta, 1999.

No comments:

Post a Comment