BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rasanya
sudah terlalu banyak buku-buku bermutu tinggi yang bertajuk tuntunan akhlak
terpuji, tentang betapa pentingnya memiliki akhlak yang baik dalm berinteraksi
dengan baik sesama manusia, hewan bahkan tumbuhan, sebagai sesama.
Akan tetapi semua itu tidak menyurutkan semangat penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini dikarenakan dalam karya ini tidak memuat tuntunan
dan cara-cara berinteraksi yang dapat dikatakan sebagai akhlakul karimah.
Disini karena sangat pentingnya akhlak di era globalisasi, era yang penuh
dengan kemerosotan dan keboboran moral generasi muda maka sepertinya berapapun
banyak buku tuntunan yang telah terbit dan dibaca, bila tanpa didasarihati yang
lapang untuk menerima dan mengamalkan kebenaran tentunya semua sia-sia, tiada
faedah, manfaat dan gunanya bagai pekerjaan menggarami lautan, atau lebih dalam
seperti terkemuka didepan {moto} tambahnya ilmu dihati yang jelek bagai tambahnya
air pada tanaman brotowali.
Lebih jelasnya agar kita tau betapa pentingnya akhlak perlu kita
ketahui apakah itu akhlak? Akhlak islam ialah suatu sikap mental dan laku
perbuatan yang luhur. Mempunyai hubungan dengan dzat yang maha kuasa yakni
allah azza wa yalla. Akhlak islam adalah produk dari keyakinan atas kekuasaan
dan ke-esaan tuhan. Jadi akhlak adalah produk dari jiwa tauhid.[1]
Dengan demikian, akhlakul karimah tak akan pernah terwujud secara
nyata, tulus ikhlas dan langgeng bila tanpa hati yang dipenuhi jiwa tauhid
yakni hati atau jiwa yang bersih, lapang dan terang yang kan mudah menerima
kebenaran hati yang bertaubat, kembali padanya dan berusaha mendekat padanya.
Di era ini, bagi mencari jarum di tengah
tumpukan jerami, untuk menemukan manusia-manusia yang berjiwa tauhid. Banyak
yang mengaku islam tetapi kebejatan moralnya melebihi yang tak percaya agama,
bahkan bukti nyata {fakta} nya. Dimana ad beita, Koran, liputan dan kejadian
criminal, dari pencurian agama, perampokan, pembunuhan, perzinaan, pencabulan,
pelacuran, sabu-sabu, miras, karup sampai bentrokan antar keluarga, selalu ada. Selalu tersangkanya beragama islam, mengapa sampai
separah itu, padahal semua itu dilarang oleh islam, semua itu secara logika dan
bila dehlik dengan hati nurani amat merugikan bagi diri sendiri maupun orang
lain. Lalu dimana hati nurani dan perasaan kita?
Semua
itu terjadi, karena keruhnya hati, kurangnya pemahaman terhadap ajaran islam
yang begitu santun dan toleran, kurang bahkan tidak adanya pengetahuan serta kesadaran
hati menuju taubatan nasuha sebagai pintu gerbang menuju kebaikan setelah
dosa-dosa yang dilakukan, sebagai langkah awal kesucian hati.
التائب من الذنب كمن لاذنب له (الحديث(
Bertautan erat dengan uraian barusan, tercetus dalam sanubari untuk
menulis suatu karya yang menguraikan tentang tahap awal serta titian-titian
menggapai akhlakul karimah yang bersumber dari hati nurani, Al-Qur’an serta
As-Sunnah.
Berharap dengan tiap rangkaian kata dalam buku ini bisa memperbaiki
hati-hati yang telah retak, menciptakan generasi muda bermoral islam tanpa
merubah bentuk dan keadaan ruhani manusia namun justru menyempurnakannya.
Memupuk kerukunan, perdamaian dan persatuan sebagai kekuatan hidup didunia
penuh kekejaman ini dengan budi pekertinya yang luhur dan menentamkan.
Secara
garis besar buku ini mengulas akarnya akhlak yang berada dihati ibarat
pohon,tentu seluruh kinerja pohon itu bergantung pada akarnya, kuat/kokoh tidaknya
pohon, subur tidaknya pohon, rindang tidaknya pohon, lebat tidaknya buah dari
pohon, semua tergantung pada akar, maka, akhlak dan hati bagi jasad manusia
layaknya akar bagai pohon.
انّ فى الجسد مضغة إذا صلحت، صلح
الجسدكلّه وإذا فسدت فسد الجسدكلّه
الا وهي القلب
Artinya: “Sesungguhnya didalam jasad {manusia} terdapat segumpal darah yang
apabila baik maka baik pula selurun jasad. Dan apabila rusak, maka rusak pula
seluruh jasad. Ingatlah itulah Hati.”
Maka
dari itu dengan membaca, meresapi, kemudian mengamalkan ilmu yang terbentang
diseluruh lapisan bumi, terutama yang terukir dalam karya ini meski bahasa
penyusunan dan kualitasnya jauh dari kata baik apalagi sempurna semoga kita
termasuk golongan orang-orang yang diberi tafi, yang diberi petunjuk untuk
kembali padanya, yang diberi pertolongan untuk menyucikan hati memperbaiki
akhlak, menambah ilmu serta menyebarkan ilmu agama.
لاحول ولاقوةالاباالله العلىّ العظيم
A.
Rumusan Masalah
1.
Upaya
apakah yang perlu kita lakukan demi menciptakan sumber daya manusia yang
bermoral islami, berakhlakul karimah dari akar-akarnya bukan hanya lahirnya
saja?
2.
Seperti
apa akar-akar akhlak tersebut begitu berpengaruh pada tumbuhnya akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Tujuan
Andainya mampu, tentu bahkan 1000 lembar kertaspun tak akan mampu
menampung apa yang menjadi tujuan penulis berkaitan denganpenulisan muallafah
ini, akan tetapi, dari segala sesuatu tentu ada intinya. Dan inti dari
banyaknya tujuan yang tercetus dalam otak penulis adalah sebagai berikut
1.
Awalnya,
hanya bertujuan sebagai alat penggugur kuajiban atas adanya tugas menulis
muallafah sebagai tugas akhir pendidikan di Pondok Pesantren Ma’hidul ‘Irfan. Namun
kini penulis ucapkan banyak terima kasih pada sang pencetus karena idenya yang
brilliant.
2.
Dengan
taufik serta hidayahNya semoga karya ini bermanfaat bag igenerasi setelah
penulis maupun generasi penulis sendiri. semoga dari masa ke masa, dari
generasi ke generasi karya ini tetap bermanfaat, tidak dilupakan, terus
diperbaharui demi tercapainya kesempurnaannya.
3.
Semoga dengan buku in ibanyak generasi muda
yang terbuka hati, mendapat petunjuk untuk bertaubat. Semoga dengan adanya
karya ini akan lahir manusia-manusia berjiwa tauhid, manusia-manusia berakhlak
mulia yang menghiasi ladang dunia.
C.
Kegunaan Karya Tulis
Karya ini bila diakui kualitas dan manfaatnya oleh orang banyak
terutama penerbit buku, tentu akan sangat bermanfaat bagi generasi setelah ini,
berguna untuk menciptakan manusia-manusia saleh, untuk mengabadikan segelintir
ilmu dalam bentuk buku {karya tulis} sebagai warisan paling berharga bagi
penerus umat.
D.
Telaah Pustaka
1.
Akhlakul
karimah: akhlakul karimah adalah akhlak terpuji, yang diakui kesahihannya oleh
khalayak banyak, oleh masyarakat sekitar, keluarga dan semua lapisan masyarakat
yang berinteraksi dengan kita. Akhlakul karimah adalah senada dengan akhlak
islam yang berarti suatu sikap mental dan laku perbuatan yang luhur. Mempunyai
hubungan dengan dzat yang maha kuasa allah azza wajalla. Akhlak islam adalah
produk dari keyakinan atas kekuasaan dan keesaan tuhan. Jadi akhlak adalah
produk dari pada jiwa tauhid.[3]
2.
Hati.
Hati adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh manusia, terletak pada rongga
perut kanan dibawah diafragam dengan berat 2 kg untuk orang dewasa serta
berwarna merah. Hati berfungsi menawarkan racun, mengeluarkan zat yang tidak
berguna, menghasilkan empedu. Serta mengubah provitamin A menjadi vitamin A
namun menurut para suti hati merupakan inti dari segala hal. Baik buruk dari
kita tergantung pada segumpal daging yang berwarna hati, diterima tidaknya
semua amal tergantung pada getar hati. Jadi jagalah hati, karena bila kita
merusaknya maka rusaklah segalanya. Dan bila kita menjagany aagar senantiasa
sehat maka baguslah segalanya.
3.
Teori:
teori adalah cara-cara melakukan/ mengerjakan sesuatu, tulisan maupun ucapan
yang bersifat fleksibel, dapat berubah-ubah menurut kebutuhan, biasanya
dikemukakan oleh orang-orang terdahulu yang lebih dalam dan besar pengaruh
ilmunya.
4.
Generasi
muda, generasi muda adalah, para reamaja, manusia dengan usia berkisar antara
12 th hingga 30 th. Secara luas generasi muda adalah kawula muda yang akan
meneruskan perjuangan dan kehidupan orang-orang terdahulu, mereka mengembang
amanah melanjutkan kehidupan manusia, melestarikan keturunan, memperbanyak umat
dengan tanpa lepas dari tuntutan moral. Generasi
muda adalah pewaris sah sebagai proses alih generasi, oleh
kareananya harus dilakukan pembinaan dan pemberian kepercayaan agar generasi
muda tumbuh dan berkembang secara mandiri, profesional dan bertanggung jawab.[4]
5.
Moral
6.
Islam
7.
Akhlakul
kmarimah
8.
Kongrit
E.
Metodologi Penulisan
Dalam penulisan muallafah ini penulis menggunakan metode-metode
yang telah diajarkan oleh pembimbing. Yakni metode yang terstruktur secara
sistematis, yakni teknis pengumpalan data serta teknis analisis data.
1. Penggumpulan Data
Sembilan Puluh persen (90%)
data dalam penyusunan mualah ini dari study pustaka. 10% sisanya penulis rujuk
pada kehidupan nyata di pondok pesantren
ma’ahidul ‘irfan. dimana pondok pesantren merupakan berometer akhlak bagi
masyarakat awam namun perlu di
ketahuidalam pemaparan hasil opservasi lapangan tidaklahbegitu ketara bahkan
terkesan tidak merupakan hasil opservasi lapangan,semua itu tidak luput dari
keterbatasan kemampuan penulis dalam merangkai kata. lebih rincinya.
a.
Studi
Pustaka.
Dalam fase ini
penulis banyak menggunakan buku-buku terjemah dalm bahasa indonesia,
dikarenakan tak bisanya mencerna isi kandungan dari kitab yang masih murni
berbahasa arab. Dari berbagai buku dan kitab yang tiada terhitung penulis
mengutip dan menelaah berbagai pendapat, kiat, nasihat, hadis, dan tentuny ayat
Al-Qur’an. Yang perlu ditekankan bahwa dalam merujuk {mengambil, mengutip}.
Pendapat dan yang lainya, penulis lebih suka mengutip dari terjemahy kitab kuno
karya ulama salaf seperti, minhajul abidin, jhya’ulumudin, tambihul ghofilin
dan yang sejenisnya. Adapun pengutipan dari buku-buku baru tetap tak dapat
ditinggalkan. Sebelum berpindah bahasa, perlu diketahui dan maklumi, bahwa
nanti didalam bab-bab selanjutnya banyak tulisan yang berupa pendapat dan
kutipan dari berbagai buku-buku atau kitab, mungkin 80% dari karya ini adalah
hasil kutipan, hasil saudaran dan rubahan kalimat dari buku lain, semua itu
dikarenakan amat terbatasnya daya ingat serta potensi penulis. Berkaitan dengan
itu, mohon kemaklumannya. Sungguh tak ada niat sedikitpun untuk menjadi
plagiat.
b.
Obserkasi
Lapangan.
Sebenarnya pada
kenyataan yang telah dijalani, Fase doservasi lapangan hanyalah kata yang sama
sebagai pelengkap tulisan, faktanya penulis tak pernah terjun kelapangan.
Penulis hanya meneliti dan mengamati kehidupan disekitar penulis yakni pondok
pesantren Ma’ahidul Irfan soropaten bandongan.
Dimana pondok
pesantren merupakan tolok ukur keagamaan terutama akhlaknya, baik kepada sesama
maupun sang pencipta.
2.
Teknis
Analisis Data
Dengan menelaah
hasil pengamatan di pesantren kemudian diserasikan, diselaraskan dan dirangkai
dengan data-data dari buku-buku dan kitab pada akhirnya dapat ditulislah karya
tulis ini.
Meski awalnya
kebinggungan mau menulis apa pada akhir meski dengan bahasa dan susunan kalimat
yang kurang teratur dan tak indah, karya ini dapat disusun dengan dasar
data-data yang sudah diperoleh.
F.
Sistematika Penulisan
Sampai luar
Sampai dalam
Surat pernyataan keaslian
Halaman pengesahan
Motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan
Dalam bab ini
terdapat latar belakang, rumusan masalah tujuan penulisan, kegunaan karya
tulis, telaah pustaka, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASA TEORI
Pada bab ini
diuraikan tentang pengertian akhlakul karimah, kaitan erat antara akhlakul
karimah dengan iman dan yaqwa, apa akibatnya, manfaatnya yang berkaitan dengan
akhlak kemudian jalan dari iman dan taqwa menuju akhlakul karimah
BAB III ANALISA MASALAH
Bab ini terbagi
menjadi 3 kelompok besar yang dapat perkecil menjadi 2 bagian, 1 bagian
menguraikan tentang inti segala sesuatu yakni hati dengan berbagai permasalah
dan pembenahannya sedang bagian lain secara garis besar mengulas tentang akhlak
hati atau jiwa tauhid yaitu:
Taubat, Tawakal, Dzikrul Maut, Khauf Dan Rajaan, Mahabah Kemudian Ikhlas,
Syukur, Zuhud, Sabar, Dan Ridho
BAB IV PENUTUP
Bab terakhir
berisi kesimpulan saran serta penutup. Lampiran.
No comments:
Post a Comment