Monday 9 January 2012

PENDIDIKAN ANAK 1


Bismillahirohmaannirrohiim...
TARBIYATUL AULAD FIL ISLAMY
Pendidikan Anak-Anak Dalam Islam

Oleh: KH. M ALiyyul Munief Qst


Berbicara tentang pendidikan khususnya pendidikan anak-anak adalah penting untuk ditela’ah, karena mereka semua merupakan amanat bagi orang tua, yang mana kelak pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Dimana Al-quran telah mengkisahkan Luqman (QS Luqman:13) yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya, berikut hadits-hadits baik bersifat perintah maupun perbuatan Rosul dalam mendidik anak. Kita semua berharap putra-putri kita kelak mempunyai pendidikan yang menunjang baik formal maupun non formal, kiranya tidak ada salahnya sejenak kita evaluasi dengan siapa, dimana dan seperti apa kajian ilmunya, yang mungkin belum kita pahami/teliti sebelumnya, semoga yang bersangkutan satu warna (sejalan) dengan amaliyah-ubudiyah kita selaku orang tua yang referensinya ajaran Rosullullah saw dan ahlus sunnah waljama’ah, hati-hati jika tidak sejalan, kedepannya bisa jadi kesenjangan keluarga jika, suatu keluarga beragam dalam bertaqlid-berijtihad.
Selaku menusia biasa kapasitas dalam menjaga dan mendidik anak sangatlah terbatas dan kalau boleh jujur peranan terpenting bukanlah guru-ustadz atau lembaga pendidikan (Sekolah/pesantren) yang ada, mereka tidak lain adalah kita sendiri selaku orang tua, terlebih bagi sang ibu. Seperti yang disampaikan sayidah Fatimah binti Muhammad saw  bahwa ayahanda pernah bersabda padanya :

“Al-ummahatu Madrosatul Aulad”
“Bahwa ibu menjadi (Madrasah) kaca  benggala dan dasar pendidikan anak-anak mereka”

Dalam Al-fatawi  ibn Hajar Al-haitami bahwa ShahabatAli karromallahu wajhah turut menegaskan:
"Didiklah anak-anak kalian semua dengan tiga perkara: Mencintai Nabi-nabimu beserta keluarganya dan gemar membaca Al-Qur'an"

Dalam hal didik-mendidik khususnya untuk anak-anak, bagi orang tua yang merasa repot/kurang berkompeten tentunya mencari alternative lain, buktinya tidak sedikit anak-anak yang disekolah-kan, dipondok-kan bahkan ada pula yang mendatangkan guru pengajar, Sementara di Indonesia ini telah banyak lembaga pendidikan dengan latar belakang yang berbeda, masing-masing meyakini bertujuan baik, silahkan orang tua menentukan pilihan karena, pada dasarnya al-quran menjelaskan kebebasan dalam kehidupan Islam:
 “ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (QS Al Baqoroh : 256)

Kita berhak menentukan seperti apa gaya-cara hidup didunia ini, hanya saja ihtiyat/berhati-hati wajib diterapkan dalam menentukan suatu pilihan, termasuk dalam memilih ilmu atau lembaga pendidikan, semoga pembaca sekalian lebih mengedepankan pendidikan diniyahnya, karena QS At-taubah ayat 122 dengan jelas   menekankan kewajiban menuntut ilmu memprioritaskan ilmu agama dan menyebarkan ilmu agama tersebut.
Pertanyaannya adalah
1.   Jika kita sendiri yang mendidik, apakah tahapan-metode pendidikannya seperti tuntunan Rasullullah?
2.    Jika dititipkan di lembaga pendidikan, apakah kajian ilmunya sejalan dengan amaliyah-ubudiyah kita selaku orangtua ?
3.    Apakah yakin, seorang anak kedepannya tetap sepaham dengan orang tua, jika teryata lembaga-guru yang mentransfer ilmu berbeda dalam bertaqlid-berijtihad ?

berhati-hatilah bisa jadi semacam boumerang manakala orangtua keliru memposisikan anak dalam hal pendidikan, kita juga tahu lembaga yang pahamnya berbeda, berbeda pula yang disajikan, ini sangatlah rawan bagi anak-anak, karena pada umumnya mereka akan menyerap semua yang diajarkan, sekaliagi berhati-hatilah karena komitmen-konsistensi dalam bertaqlid-berijtihad dengan mudah diasupkan. Jika benar demikian, bagaimana pendapat pembaca sekalian tentang generasi Islam menimba ilmu di lembaga pendidikan yang bukan Islam ? Kristen/hindu misalnya ! , terus bagaimana, maaf, apabila warga Nahdliyin menimba ilmu (nyantri/sekolah) di lembaga pendidikan yang bukan Nahdliyin dan sebaliknya?. kiranya jawaban akan berbeda-beda karena, prinsip hidup kita berbeda pula. Untuk itu marilah selaku orang tua/guru wajib mengetahui apa  yang harus diajarkan kepada anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh Rasulullah saw, pendididikan Tuntunan Rasullullah diantaranya adalah
1. Pondasi TAUHID dan AQIDAH yang benar
Tauhid merupakan landasan Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid siapapun  pasti terjatuh ke dalam kesyirikan. Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya.(QS Luqman: 13)
Dan (Ingatlah) ketika Luqman  Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar "

Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika mengajari anak paman beliau Abdullah bin Abbas.
“Pada suatu hari aku(Ibnu Abbas) pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran” (HR At-Tirmidzi )

2.   Tuntun MELAKSANAKAN IBADAH
Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya. An-Nawawi Al-Jawie dalam karyanya menegaskan 
Kewajiban orang tua memerintah anaknya untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun bila tidak mau menjalankan shalat (Riyadul Badi’ah hal : 30) 
Ketika shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insyaAllah ketika dewasa mereka akan terbiasa. Mengajarkan Al-Quran, Hadist, doa dan dzikir yang ringan, dimulai dengan surat-surat pendek, bacaan dalam shalat,. Tidak lupa baca tulis beserta tajwid-nya, Begitu pula doa keseharian hendaknya mereka mulai menghapalkan, seperti doa sebelum/sesudah makan dan tidur dsb.

3. Didik dengan ADAB-AKHLAQ Mulia
Ajarilah anak dengan berbagai adab Islamy seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan salam dsb. Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata-bersikap jujur, berbakti kepada orang tua-guru,  dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

4.   Melarang PERBUATAN HARAM
Hendaknya sedini mungkin diperingatkan dari  perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan semisal minum khamr,  judi, dzolim, mengambil hak orang lain, durhaka dan lain sebagainya.
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah: 90): “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah”.(An-Nahl: 115)

5.  Ajari cinta damai-Jihad Fii Sabiilillah
Sebelumya pahami terlebih dahulu dengan betul bahwa jihad bersifat mutlak, ada jihad nafsiyah (person) ada pula jihad ‘umumiyah (umum), yang jelas asalkan memperjuangkan yang haq dijalan Allah itu termasuk jihad fii sabilillah. seperti amar ma’ruf nahi mungkar, sekolah-nyantri, mengajar, mendermakan sebagian harta. melawan rasa malas menunaikan kewajiban, sabar atas cobaan dan masih banyak contoh-contoh yang lain, Ada pula ba’dul mufassirin yang berpendapat bahwa :
Fisabilillah itu mencakup juga kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, pesantren, rumah sakit pantiasuhan dan  lain-lain. (alquran.chm-digital QS At-taubat: 5) 
Untuk mengajarkan mereka cinta damai beri tahu mereka tentang keutamaan-pahala saling mencintai–rukun (HR Bukhori), berikut larangan dan contoh dampak akibat perbuatan merusak-anarkis. (Al-qashash : 77). kita juga bisa menjelaskan kepada anak-anak kita bahwa jihad tidak harus/hanya terjun perang di medan laga, tapi bisa juga dibidang sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, kepribadian dan sebagainya. Jangan lupa berikan juga mereka contoh dampak akibat kesalahan pemahan dalam berjihad fii sabiilillah seperti, berpuasa sunat tapi menjadi pemalas menjalankan kwajiban sholat, malas sekolah/ngaji, mengdzolimi dirisendiri, termasuk juga bom bunuh diri dan masih banyak lagi contoh yang lain. Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

6.  Biasakan Pakaian Syar’i
Hendaknya dibiasakan menggu-nakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat. Tentang hal ini, Rasulullah saw  bersabda (Shahih, HR. Abu Daud) ;
“Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk mereka” 
Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka menge-nakan kerudung sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan Rasulullah saw dalam mendidik anak. kiranya para orang tua-guru dapat merealisasikannya dalam pendidikan mereka. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar me-nasehati mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka. Setelah kita ketahui betapa pentingnya akan pendidikan anak-anak, sebagai generasi yang akan mengatur maju-mundurnya negara dan agama, kiranya tidak bisa dipungkiri bahwa tidak akan pernah tewujud tanpa dukungan materi diiringi ihtiyar spiritual, JER BASUKI MOWO BEO. Maka akan menjadi sangat penting dimana generasi kita akan dituntut berperan aktif dalam mengarungi warna-warni kehidupan yang sebentar ini. Kiranya ini merupakan tanggung jawab semua pihak terkait khususnya mereka yang mempunyai kelebihan rizki untuk andil mendermakan pikiran-tenaga-harta yang Allah titipkan, guna menopang kesetabilan laju roda pendidikan, Nah, ini merupakan kesempatan kita untuk merespon niatan mulia, suatu usaha melestarikan dinul haq sebagai wujud ikhtiyar meraih ridloNya. Semoga kedepannya dapat menjadi jawaban atas problematika negeri ini, dalam rangka mencerdas- kan generasi bangsa yang terampil berkarakter sholeh.
Demikian sekelumit dari kami Tarbiyatul Aulad Fil Islamy kami hadirkan, semoga diberi umur panjang dikesempatan yang lain tuntunan Rosulullah Saw dalam mendidik anak-anak dapat kami lanjutkan, Wallahu a’lam bishsawab.



SDIT Ma’arif
Ma’ahidul ‘Irfan
Jln Raden Abdullah Bandongan
Magelang 56151

Disusun oleh:
Zain Al Masykur


Dipublikasikan oleh:
Joko Sungsang

No comments:

Post a Comment