Sunday 15 January 2012

INTEGRASI BANGSA INDONESIA

INTEGRASI BANGSA INDONESIA

Pada dasarnya antara Nation Indonesia maupun Negara Indonesia memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Ernest Renan, Nation adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang saling merasa setiakawan satu sama lain, tetapi nation tidak tergantung pada kesamaan asal ras, suku bangsa, agama ataupun hal-hal lain yang sejenis, karena nation hanyalah merupakan suatu kesepakatan bersama. Untuk itu yang dimaksud dengan Nation Indonesia adalah kesatuan solidaritas yang didasarkan atas perasaan kebangsaan Indonesia, yang berkehendak untuk hidup bersama di tanah air Indonesia sebagai suatu bangsa. Sedangkan pengertian dari negara Indonesia yaitu suatu organisasi politik, suatu struktur politik dimana para warganegara adalah anggota dari organisasi politik besar tersebut. Keanggotaan dalam organisasi negara atau kewarganegaraan diatur oleh aturan hukum. Jadi undang-undanglah yang menyatakan apakah seseorang adalah warganegara Indonesia atau bukan. Dari penjelasan tersebut di atas dapatlah dibedakan antara keduanya yaitu dalam Negara Indonesia, kesatuan solidaritasnya berpedoman pada undang-undang atau terikat pada hukum. Sedangkah dalan Nation Indonesia, kesatuan solidaritasnya hanya didasarkan pada perasaan kebersamaan atau rasa solidaritas kebangsaan Indonesia. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa pada masa lalu sebelum terbentuknya negara Indonesia. Nation Indonesia belum ada, yang ada hanyalah nation-nation yang lebih kecil yaitu seperti bangsa Aceh, Batak, Bali, Jawa dan lain sebagainya. Tetapi setelah terbentuknya Negara Indonesia maka Nation Indonesia keanggotaannya berasal dari berbagai bangsa yang ada di kepulauan Indonesia termasuk bangsa Cina, Arab dan sebagainya. Hal ini berarti Nation Indonesia tidak terbatas pada bangsa yang sama ataupun, ras yang sama, karena Nation Indonesia keanggotaannya berasal dari keanekaragaman ras dan suku bangsa serta agama yang berkembang di Indonesia. Dari penjelasan tersebut di atas apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak kembali uraian materi berikutnya. Sebagai warganegara Indonesia tentu Anda memahami bahwa masyarakat Indonesia beranekaragam atau dikatakan sebagai masyarakat Majemuk/Plural. Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands India: A Study of Plural Economy (1967), untuk menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras dan etnis sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik. Kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukkan oleh struktur masyarakatnya yang unik, karena beranekaragam dalam berbagai hal. Faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 13.677 pula besar maupun kecil sehingga hal tersebut menyebabkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa, dimana setiap suku bangsa memandang dirinya sebagai suku jenis tersendiri.
b.      Letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara Benua Asia dan Australia, maka Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan. Hal ini mempengaruhi terciptanya pluralitas/kemajemujkan agama.
c.       Iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah kepulauan Nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan kemajemukan regional.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kemajemukan Indonesia tampak pada perbedaan warga maryarakat secar horizontal yang terdiri atas berbagai ras, suku bangsa, agama, adat dan perbedaan-berbedaan kedaerahan. Menurut Robertson (1977), ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri- ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun temurun.Untuk itu ras yang hidup di Indonesia antara lain Ras Melayu Mongoloid, Weddoid dan sebagainya. Sedangkan untuk suku bangsa / etnis yang tersebar di Indonesia sangatlah beraneragam dan menurut Hildred Geertz di Indonesia terdapat lebihdari 300 suku bangsa, dimana masing-masing memiliki bahasa dan identitas kebudayaan yang berbeda. Dalam kemajemukan agama di Indonesia secara umum agama yang berkembang di Indonesia adalah Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha. Selain itu terdapat agama-agama lain seperti Kong Hu Chu, Kaharingan di Kalimantan, Sunda Kawitan (suku Baduy) serta aliran kepercayaan. Dengan demikian keanekaragaman tersebut merupakan suatu warna dalam kehidupan, dan warna-warna tersebut akan menjadi serasi, indah apabila ada kesadaran untuk senantiasa menciptakan dan menyukai keselarasan dalam hidup melalui persatuan yang indah yang diwujudkan melalui integrasi. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan integrasi dan bagaimana integrasi itu terjadi. Anda simak uraian selanjutnya. Jika Anda mendengar atau membaca istilah Integrasi, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Kesatuan, atau persatuan. Banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang Integrasi. Menurut Hendropuspito OC dalam bukunya “Sosiologi Sistematik” istilah integrasi berasal dari kata latin integrare yang berarti memberikan tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata tersebut maka menurunkan kata integritas yang berarti keutuhan atau kebulatan dan integrasi berarti membuat unsur-unsur tertentu menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Secara umum integrasi diartikan sebagai pernyataan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan yang serasi. Kata integrasi berkaitan erat dengan terbentuknya suatu bangsa, karena suatu bangsa terdiri dari berbagai unsur seperti suku/etnis, ras, tradisi, kepercayaan dan sebagainya,yang beranekaragam. Untuk itu integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur tersebut, sehingga terwujud kesatuan wilayah, kesatuan politik, ekonomi, sosial maupun budaya yang membentuk jatidiri bangsa tersebut. Integrasi bangsa tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan suatu proses perjalanan waktu yang panjang yang harus diawali adanya kebersamaan dalam kehidupan. Kebersamaan tersebut memiliki arti yang luas yaitu kebersamaan hidup, kebersamaan pola pikir, kebersamaan tujuan dan kebersamaan kepentingan. Dengan demikian integrasi suatu bangsa dilandasi oleh cita-cita dan tujuan yang sama, adanya saling pendekatan dan kesadaran untuk bertoleransi dan saling menghormati. Demikian pula untuk integrasi bangsa Indonesia. Mengingat Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan memiliki keanekaragaman budaya. Maka sangat memerlukan proses integrasi, karena dampak dari kemajemukan ini sangat potensial terjadinya konflik/ pertentangan. Kecenderungan terjadinya konflik di Indonesia sangatlah besar, untuk itu hendaknya setiap warga masyarakat di Indonesia harus menyadari dan mempunyai cita-cita bersama sebagai bangsa Indonesia. Cita-cita bersama sebagai bangsa Indonesia adalah sederhana tetapi agung yaitu suatu masyarakat dimana semua golongan dapat hidup rukun. Mengembangkan diri tanpa merugikan golongan lain dan bahkan membantu mendukung golongan-golongan lain, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan makmur. Perlu juga disadari bahwa mengejar cita-cita yang demikian tidaklah mudah, bukan merupakan proses yang sekali jadi, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Dan untuk mencapainya bukan hanya merupakan tugas orang-orang tertentu atau golongan- golongan tertentu tetapi merupakan tugas seluruh nation/bangsa yang memiliki solidaritas terhadap kebangsaan Indonesia. Dalam mengupayakan, memperjuangkan cita-cita yang luhur tersebut diperlukan pemahaman kondisi, dalam kenyataan pemahaman dari segi-segi budaya dan akhirnya kebijaksanaan yang didasarkan atas kearifan dan perhitungan sebagai integrasi dapat terwujud. Dari penjelasan tersebut di atas, apakah Anda dapat memahami dengan baik? Kalau Anda sudah paham silahkan simak kembali uraian materi selanjutnya. Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu ; pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak jaman prasejarah sampai awal abad 20, dan kedua, proses integrasi politik kaum elite sejak awal abad 20 sampai jaman Hindia Belanda. Dalam proses integrasi geo politik di Indonesia mulai menonjol pada awal abad 16 dan dalam proses integrasi bangsa Indonesia tersebut banyak faktor yang berperan antara lain pelayaran dan perdagangan antar pulau serta adanya bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan. Para pedagang-pedagang Islam mejadi motor penggerak terjadinya proses integrasi, hal ini karena dalam ajaran Islam tidak membedakan manusia baik berdasarkan kasta, agama, suku/etnis atau golongan. Bagi pedagang-pedangan Islam yang terpenting adalah perdagangan yang saling menguntungkan. Dengan adanya hal tersebut maka mempermudah hubungan dan komunikasi suku bangsa yang berada di Nusantara. Sedangkan integrasi kaum elite yang berkembang pada awal abad 20 yang berperan adalah pendidikan karena dengan pendidikan lahirlah golongan intelektual Indonesia yang menyadari nasib bangsanya sehingga berusaha mengembangkan wawasan integral kebangsaan. Untuk itu integrasi politik kaum elite merupakan tulang punggung gerakan Nasionalisme Indonesia. Melalui gerakan nasionalisme maka lahirlah integrasi nasional bangsa Indonesia sampai sekarang.


DAFTAR PUSTAKA
G. Moedjanto, Negara dan Nasionalisme Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 1995

Ahmad Mansur Suryanegara, Meneruskan Sejarah – Wacana Pergerakan Islam diIndonesia, Mizan, Jakarata, 1996

R. Soekmono, Sejarah Kebudayaan Indonesia 3, Kanisius, Yogyakarta, 1985

Nugroho Notosusanto, dkk, Sejarah Nasional Indonesia III, Depdikbud, Jakarta, 1992

Siswoyo, Sejarah untuk SMA, Intan, Klaten, 1979.

Sardiman A.M. & Kusriyantinah, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, Kendang

Sari, Surabaya, 1995.

Chalid Latif & Irwin Lay, Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, PT Pembina Peraga, Jakarta, 1993.

Harsya W. Bachtiar, Integrasi Nasional Indonesia, Jakarta.

Dr. Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, CV Rajawali, Jakarta, 1989

Lambang Trijono & Suharko, Sosiologi 2, Depdikbud, Jakarta, 1998.

No comments:

Post a Comment