Adil
belum tentu sama
Ia
yang ingin menggapaiku
Kini
tinggal bayang semu
Yang
terlintas dalam pandangan kosongku
Ketika cahaya surya surut mulai renta
Siang kian larut
Terang makin hilang
Dan kakuatan semakin rusak
Terbayang
dalam fikirku
Akan
segala yang pernah aku alami
Engkau
janjikan
Engkau
ucapkan
Engkau
ungkapkan
Dan
engkau harapkan
Bukan maksudku mengemis simpati
Namun…
Inilah kehidupan
Penuh sandiwara dalam duka
Penuh canda dalam lara
Dan penuh luka dalam bahagia
Sedikit
aku raba dadaku
Yang
kian tak merasa
Disayangi…
dan
Dikasihi
Dengan rintihan ternoktah
Di atas puing-puing pijakan pena
Melompat dengan ceria
Meneteskan air mata kebahagiaan
Gundah, resah, dan amarah
Hadir dalam jiwa
Hingga
aku berharap
Suatu
ketika
Aku…
Engkau…
Bertemu,
bersatu, bersenda,
Bergurau,
berjalin talian kasih
Dengan
rasa, jiwa, hati, ceria
Yang
berbeda
Berbeda dalam asa
Bersatu dalam azam
Terima
kasih
Meski
tak bisa ku ungkapkan
Namun…
Jiwa ini kesakitan
Ketika engkau sebut kata-kata
“Mohon Maaf telah bertemu,
dan terima
kasih telah meninggalkanku”
In
memorian: 3 maret 2011
JSIO
No comments:
Post a Comment