Sunday 29 April 2012

CONTOH PIDATO

CONTOH PIDATO TEMA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَرْسَلَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاَحْسَنِ الْخَلْقِ وَالْخُلُقِ وَاْلاَدَبِ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى وَنَبِيِّكَ الْمُرْتَضَى وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ اَجْمَعِيْنَ، اَمِّابَعْدُ:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا....الاية
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَدَّبَنِيْ رَبِّيْ فَاَحْسَنَ تَأْدِيْبِيْ...الحديث
Ø  Yang terhormat ……….
Ø  Tidak lupa hormat kami haturkan kepada ……
Ø  Kepada yang terhormat …….
Ø  Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah YME, Tuhan semesta alam, Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya kepada kita sehingga pada hari, jam, menit, dan detik ini kita masih diberi kesempatan untuk senantiasa meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepadaNya. Selain itu Allah-lah yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan kepada kita untuk berjumpa, bertemu, dan berkumpul dalam tempat yang penuh dengan berkah ini tanpa halangan suatu apapun. Untuk itu rasa syukur kita kepada Allah, kita lahirkan dengan bersama-sama meningkatkan keimanan kita, serta dengan bacaan tahmid bersama, Alhamdulillahirabbil’alamien.
Shalawat serta salamNya semoga tetap tercurah atas Nabi Besar Muhammad SAW, seorang nabi yang telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada seluruh umatnya dengan kebaikan dan kesempurnaan akhlak dan adab. Maka dari itu, sebagai wujud rasa cinta kita kepada Rasulullah marilah kita lahirkan dengan membaca shalawat bersama, Allahumma shalli ‘ala Muhammad. Semoga kita semua adalah segolongan umat yang mendapat syafa’at rasulullah di hari kiamat nanti, amien.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah SAW sebagai tauladan seluruh umat Islam telah mengajarkan, memberikan teladan dalam perilaku keseharian. Tersebut dalam Alquran al karim:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة
Yang artinya: “sesungguhnya telah kamu temukan tauladan dalam diri rasulullah”
Tauladan yang perlu kita ketahui dalam diri rasulullah, salah satunya adalah perilaku mulia beliau SAW. Betapa besar dan hebatnya akhlak dan adab beliau. Dibuktikan dengan suatu hadits yang telah disabdakan beliau, bahwa: “Tuhanku telah mengajariku Adab (sopan santun), dan sekaligus telah melimpahkan lebih tentang adabku.”
Salah satu Keteladanan yang patut kita semua tiru dan teladani dalam menjalani kehidupan adalah akhlak rasulullah yang begitu mulia. Karena rasulullah diutus di dunia ini adalah untuk menyempurnakan adab dan akhlak seluruh umatnya. Betapa besar dan mulianya akhlak dalam diri beliau, tidak ada orang yang tidak menghormati beliau karena akhlaknya. Adalah wajib bagi kita untuk menghormat beliau dengan segala pujian, serta segala apa yang kita miliki tidak bisa berbanding dengan jasa yang telah diberikan kepada kita.
Tidak beda dengan orang tua kita, orang yang telah merawat kita sebelum, ketika, bahkan setelah kita dilahirkan. Jika jasa rasulullah SAW memberikan tauladan tentang adab dan akhlak, maka jasa orang tua adalah telah memberikan kesempatan kehidupan kepada kita. Betapa besar dan mulia jasa orang tua kepada kita. Ibu kita yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, selama sembilan bulan membawa, dan selalu menemani kita , baik susah maupun senang selalu beliau rasakan ketika kita masih dalam kandungan. Seorang ibu ketika mengandung sangatlah sulit untuk menjalankan aktifitas sehari-hari, bahkan untuk beristirahat saja harus dengan tenaga. Ingin tidur miring kanan atau kiri berat sebelah, mau tengkurup seperti gangsingan, dan lain sebagainya. Selain itu ibu selalu menjaga pola makan agar gizi kita yang masih dalam kandungan selalu tercukupi. Belum lagi ketika kita dilahirkan, begitu besar taruhan yang dibebankan.
Ketika Seorang ibu melahirkan, taruhan yang diberikan adalah nyawanya, jika gagal dalam melahirkan maka nyawa ibu melayang, namun alhamdulillah perlu kita syukuri karena kita semua lahir dalam keadaan sehat wal afiat, begitu juga dengan ibu kita. Perlu kita lahirkan rasa syukur yang begitu besar ketika kita melihat wajah ibu kita yang selalu tersenyum melihat tingkah laku kita, selalu tersenyum lega ketika kita beribadah, dan lain-lain.
Ingatlah bahwa ibu kita bahagia ketika melihat kita dilahirkan meski memendam rasa sakit yang begiti dalam, namun senyum dari bibirnya terlahir dengan ucapan Alhamdulillah anakku lahir dengan sehat wal afiat. Setelah kita beranjak besar, kebahagiaan ibu semakin membesar pula. Kekurangan serta kelebihan kita adalah kebagiaan baginya, berbeda dengan kita yang ketika melihat ada kekurangan pada diri kita, kita masih mengira bahwa hal tersebut adalah suatu cela yang harus dihilangkan. Padahal pandangan seorang ibu terhadap kekurangan yang kita miliki adalah kebahagiaan, menjadi satu pelajaran, bahwa tiada manusia yang dilahirkan sempurna. Maka ibu selalu berusaha untuk merubah kakurangan yan kita miliki sehingga tidak ada lagi kekurangan dalam diri, meskipun perubahan tersebut tidak sempurna. Karena perlu kita sadari bahwa yang sempurna di dunia ini hanyalah Allah semata.
Selain ibu ada satu orang yang berpengaruh terhadap kehidupan kita, yaitu ayah. Seorang yang telah berjasa memberikan nafkah kepada ibu ketika ibu masih mengandung. Dan seorang yang selalu marah ketika kita melakukan hal yang negatif. Orang yang telah mengajari kita beradab, bertingkah laku, dan berakhlak yang baik.
Orang tua, itulah yang patut untuk kita sebut kepada mereka karena jasa mereka yang begitu besar telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan cinta. Untu itulah suatu kewajiban bagi kita kepadanya adalah sebagaimana tersebut dalam firmanNya.
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Keterangan lebih lanjut tentang ayat diatas adalah sebagai berikut.
Suatu kewajiban kita kepada orang tua adalah berakhlak dan beradab kepada mereka, baik dalam perkataan maupun perbuatan, serta dalam permohonan kita.
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Kita tidak diperkenankan mengucapkan kata ah ketika kita diperintah atau diberi penataran oleh orang tua. Ucapan yang pantas kita ucap kepada orang tua ketika kita tidak bisa melaksanakan perintahnya adalah “alhamdulillah, ibu/bapak telah memberiku pelajaran agar aku dapat melakukan ini, itu, dll. Namun maaf saya belum bisa melaksanakan apa yang ibu/bapak perintah, namun mohon tambah do’a semoga saya bisa melaksanakan perintah ibu/bapak, meski saya belum bisa melaksanakan/mewujudkan perintah ibu/bapak, akan saya usahakan supaya perintah ibu/bapak dapat terlaksana/diwujudkan”. Kita mengucapkan ah saja tidak boleh apalagi kita berkata kasar pada orang tua, sangatlah diharamkan dan tidak diperbolehkan secara mutlak., karena jasa yang telah diberikan kepada kita tidak bisa kita bandingkan dengan apa yang ada dalam fikiran kita. Tersebut dalam suatu hadits bahwa ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW: “wahai rasul, ayah saya adalah orang yang lumpuh, beliau berkeinginan melakukan ibadah haji. Kemudian saya menggendong beliau ketika thawaf, sa’I, dan ibadah-ibadah laiinya. Apakah saya telah membalas/mengimbangi jasa ayah kepada saya?”. Rasulullah menjawab dengan sabdanya: “ketahuilah, jasa orang tua itu tiada bandingannya. Meskipun kami menggendong ayah kamu dan beribadah haji selama 70 kali, pahala itu belum cukup untuk membalas jasa orang tua yang telah diberikan kepadamu.”….alhadits.
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
Makna rendahkanlah adalah merendahkan diri kepada orang tua, baik merendahkan diri secara lahir maupun batin. Merendahkan secara lahir adalah berakhlak dan beradab kepada orang tua. Sebagai contoh merendahkan diri secara lahiriyah adalah: menata cara berjalan kita ketika di depan atu di belakang orang tua dengan penuh ta’dzim dan hurmat kepada orang tua, berkata dan menjawab pertanyaan dengan halus dan penuh dengan ta’dzim serta rasa hurmat, mengatur cara bertingkah laku kita ketika ada atau orang tua kita tidak ada di hadapan kita, dan lain sebagainya. Merendahkan secara batin adalah memberikan do’a dan pujian serta selalu memuji dan berusaha membalas jasa mereka. Dalam firmanNya kita diperintah untuk senantiasa mendo’akan mereka agar Allah memberikan maghfiroh (ampunan) dan mengasihi orang tua, Sebagaimana tersebut dalam ayat Alquran di atas.
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Adalah sebuah do’a yang kita lantunkan kepada mereka agar Allah selalu mengasihi mereka sebagaimana mereka telah mendidik kita diwaktu kecil. Banyak Didikan mereka yang telah diberikan ketika kita masih kecil sebagaimana kami sebutkan tadi dalam pembahasan jasa-jasa orang tua. Selain pada ayat di atas, ada ayat lain yang memberikan perintah kepada kita agar kita senantiasa memberikan do’a kepada mereka. Salah satu diantaranya adalah.
Qs. Nuh: ayat 28 memerintahkan agar Allah selalu memberikan ampunan kepada orang tua dan seluruh orang mukmin mukminat yang masuk rumah kita, dan membinasakan kedzaliman.
“Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
Qs. Al hasyr: ayat 10 memerintahkan kepada kita agar Allah mengampuni saudara-saudara kita yang telah mendahului kita dengan iman, dan tidak membiarkan kedengkian merajalela dalam hati kita terhadap orang yang beriman. Yang dimaksud saudara-saudara dalam ayat ini adalah seluruh orang selain kita selama orang itu mengaku Islam/muslim/mukmin adalah saudara kita. Termasuk di dalamnya adalah orang tua, karena orang tua adalah saudara Islam kita di hari kiamat nanti.
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
Semoga kita adalah segolongan umat Muhammad yang selalu senantiasa berusaha membalas jasa orang tua dengan berakhlak dan beradab kepada mereka dan selalu memberikan do’a kepada mereka, dan semoga Allah selalu memberikan ampunan dan kasih sayang kepada mereka sebagaimana mereka telah mendidik kita diwaktu kita masih kecil, amien allahumma amien.
Masih banyak ayat yang memerintahkan agar kita selalu memberikan do’a kepada orang tua kita, namun sekian yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya dalam penyampaian baik af’al, aqwal, maupun ahwal kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.
Kami akhiri
والله الموفق الى اقوام الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



No comments:

Post a Comment