DI
BALIK PAGAR SUCI
Jauh di sana aku melihat
Bukit indah berhias senja merah
Ingin rasanya aku memilikinya
Gapaian tanganku tak terasa bergerak mendekat
Dayungku tak terasa terayun
Perahuku mulai berlayar mengejar matahari
            Terlalu jauh aku
berlayar
            Tak sampai aku
menggapai mimpi
            Memeluk matahari
            Menggapai bukit nan
indah berhias senja 
****
Aku yang serba tiada
Aku yang tak punya apa-apa
Berhayal ingin memiliki Insan mulia
Kau yang aku damba semakin menjauh
Kau yang aku harap semakin meninggi
            Hanya gagapan
tanganku yang tak mungkin sampai
            Menggapai matahari
            Kau terasa dekat
untuk aku sentuh
            Namun hakikatnya
kau terlalu jauh
****
Kau yang terkurung 
Berlindungkan bukit tinggi setinggi matahari bersinar
Bertutupkan satir kesucian
Bersembunyi di belakang gerbang penantian
            Terlalu lama aku
memendam
            Rasa rinduku pada
insan mulia 
            Yang terkurung,
tertutup, dan terlindung
            Pagar suci tempat
perjanjian
            Seorang alim
dengan penitip buah hati
****
Dengan mataku aku bisa melihatmu
Meski dari kejauhan, Kau terasa begitu dekat di hatiku
Namun ketika hatiku melihatmu
Hakikatnya Kau
terlalu jauh 
Hakikatnya Kau
terlalu besar
Hakikatnya Kau terlalu
mulia
Untuk dimiliki
hamba yang hina dina
Namun harapku bersamamu
Selalu menemani hidupku
Yang memberiku kekuatan dan harapan
Karena di balik pagar suci itulah
Hatimu bersembunyi dari pencarianku
No comments:
Post a Comment