SURATAN
DARI SIRATAN
Kepada
Yth. Wonosobo,
23 Agustus 2010
Yuli
Prasetiati
Di
Tempat
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan datangnya surat ini, kami selaku Panitia Reuni SMP N 2 Kepil
mengharap kehadirannya pada:
Hari,
Tanggal : Rabu, 13 Nopember
2010
Tempat
: Aula SMPN 2 Kepil
Acara
: Temu Alumni dan
Silaturrahim
Waktu
: Pukul 09.00 WIB
Demikian
undangan ini kami sampaikan, atas perhatiannya dihaturkan terima kasih.
Panitia
Reuni,
Ketua Sekretaris
Ttd Ttd
Khusnan Aldina
Yusmarajanti
Itulah
selebaran surat yang aku terima setiap tahun mengiring hari libur lebaranku, surat
yang selalu datang ketika aku sedang merasakan rindu yang begitu membara dalam
dada ini. Sebuah noktah yang selalu aku nantikan sebagai pelampiasan rasa
rinduku pada tempat dan masa dimana aku bernaung di bawah pohon rindang nan
segar dekat lapangan sepak bola, berhias seragam bitu putih menghadap bendera
di bawah terik matahari pagi hari senin, menghadap pembimbing konseling ketika
aku melakukan pelanggaran, tempat dimana aku sering berilustrasi dan
berinspirasi memeras otakku ketika menghadapi Ujian, sebuah tempat dimana aku
melepaskan kekesalanku bekerja di rumah, bertemu teman yang sering memberiku
support dan semangat menjalani hidup. Yah, itulah sekolah. Di sebelah timur
pasar randusari, kecamatan kepil itulah tempat berdiri tegak SMP N 2 Kepil yang
sampai kini masih gagah dan tegap menjulang tinggi menantang awan, yang tak
terasa sudah 8 tahun aku meninggalkannya
“Yul,
bisa dateng to reunian besok?” Tanya riki, temenku sekelas waktu di kelas IX A
“Insya
Allah aku datang kalau tidak ada acara mendadak.” Jawabku
“Sip,
aku tunggu ya kedatanganmu!?”
“OK.”
Kembali jawaban terakhirku terungkap padanya, meski hanya lewat tulisan dalam HP.
Sudah lama aku merindukan akan pertemuan yang bernuansa nostalgia ini. Kadang
terpikir di benakku, apakah teman-temanku masih seperti dulu? Ataukah sudah banyak
yang berubah? Hahahaha, aku tertawa ketika terbayang wajah temanku yang sudah
menjadi bapak-bapak atau ibu-ibu, atau bahkan sudah menjadi kakek dan nenek.
Riki
adalah temanku berasal dari Tanjunganom, hahah, dia yang pernah hendak menjalin
hubungan denganku tapi sayang aku yang belum terfikir sampai kesana. Waktu
sekolah dahulu aku hanya terdikir untuk sekolah dan konsentrasi pada mata
pelajaran, bukan pada yang lain. Mungkin dari sekian banyak siswa siswi SMPN 2
kepil yang saat itu berjumlah 500 siswa, hanya beberapa siswa yang berfikir
aneh-aneh dan menggunakan waktu dengan sia-sia.
Tak
terasa, waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru saja aku menerima surat dari
panitia reuni, hanya sekejap saja sudah tanggal 1 Nopember 2010 dan tinggal
beberapa hari lagi reuni yang ditunggu-tunggu dapat dilaksanakan. Padahal aku
menerima surat undangan reuni pada tanggal 1 agustus 2010. Aku bingung dan rasa
tak tentu, bingung, dan bimbang, apakah aku bisa mendatangi acara yang berharga
itu?
“Yul…
reuni besok kamu berangkat to?” Tanya khusnan padaku
“Insya
Allah, tapi kalau reuni besok itu jatuh tanggal 5 syawal aku gak bisa.” Jawabku
“Kenapa?”
“Karena
pada tanggal itu, aku juga punya kegiatan rutin yang tak bisa aku tinggalkan di
desa dan seluruh klan keluargaku.”
“Acara
apa tu?”
“Biasa,
acara silaturrahim keluarga dan temu keluarga.” Jawabku menjelaskan
Yah,
memang jika hari dimana waktu reuni bertepatan dengan tanggal 5 syawal, aku
tidak bisa menghadiri undangan dari manapun, termasuk itu dari guruku
sekalipun. Karena sudah mencadi rutinitas keluargaku, jika tanggal 5 syawal
pasti ada acara keluarga. Dan tanggal 5 syawal itu belum bisa ditentukan
sebelum tanggal 1 syawal dilaksanakan, kenapa? Karena keputusan MUI menetapkan
tanggal 1 syawal hanya bisa dilaksanakan dengan melihat bulan.
7
nopember 2010, saat-saat dimana seluruh umat muslim menanti-nanti kedatangan
syawal. Mereka bahagia karena datangnya syawal diperkirakan adalah hari esok,
berbeda denganku yang berharap semoga jatuhnya 1 syawal adalah hari setelah besok.
Karena jika 1 syawal jatuh esok hari, maka tanggal 13 nanti jatuh tanggal 5
syawal, dan… tentunya aku tak dapat lagi ikut reuni bareng teman-temanku.
Detik
demi detik aku lalui dengan ketegangan, waktu menunjuk pukul 17.30 aku yang
sedang kelelahan menahan lapr dan hausnya puasa segera mempersiapkan perbekalan
untuk berbuka. Sedang ayah dan ibuku sedang menanti berbuka di ruang tamu
dengan nonton TV. Tampak Senang sekali mereka berdua, aku pun ikut gembira
melihat orang tuaku bahagia meskipun ibuku adalah ibu yang belum pernah
melahirkanku dari kandungannya. Waktu maghrib telah datang, adzannya telah
dikumandangkan. Waktu berbuka telah tiba, aku dan kaluarga segera menyantap
rampadan (Snack) buka puasa. Aku yang terbayang hari esok dengan kebimbangan
ikut makan meski dengan tak lahap, namun tetap aku makan. Maghrib telah
berlalu, adzan isya telah dikumandangkan. Aku yang masih dalam keadaan suci
(Tidak Haid) hendak melesat menuju masjid, namun ayahku melarang aku ke masjid
“Yul,
kamu di rumah saja!” kata ayahku
“Kenapa
yah?” Tanyaku penasaran
“Kamu
bantu ibu masak di rumah, siapa tahu besok itu jatuh tanggal 1 syawal.
Seandainya saja besok jatuh 1 syawal, persiapan kita sudah ada. Dan jika besok
belum jatuh 1 syawal ya… tidak apa-apa bisa buat buka puasa besok.”
“Ya
ayah, aku di rumah saja.”
Ayah
segera pergi menuju masjid, tak lama kemudian iqamat dikumandangkan. 1 menit, 2
menit, 3 menit, dst. Tak terasa sekitar 10 menit dari kepergian ayah ke masjid,
terdengar dari speaker masjid
Pengumuman, diberitahukan kepada seluruh warga masyarakat Ropoh.
Bahwa shalat tarawih malam hari ini akan dilaksanakan namun menunggu keputusan
MUI yang sekarang sedang melaksanakan sidang penentuan jatuhnya 1 syawal 1430
H.
Demikian pengumuman ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian.
Hatiku
tegang, bimbang, seakan aku berharap semoga 1 syawal tidak jatuh besok. Jika 1
syawal tidak jatuh besok, rasanya aku akan sujud syukur dengan khusyu sebab 6
hari nanti aku akan bertemu dengan kawan lamaku. Hening dan tenang malam itu,
hanya berderingan suara TV dideringkan menemani malam. Aku menemani keheningan
malam itu dengan berlari kesana kemari membantu ibu yang sedang masak di dapur.
Mempersiapkan ini itu, ini itu, dan lain-lain. Tiba-tiba di tengah kesibukanku,
jam dinding bordering theng… theng… theng… theng… waktu menunjukkan pukul 22.00
WIB. Aku yang bimbang masih merasa resah kenapa belum ada pengumuman susulan
dari masjid?. Tak lama setelah gerutuku terlahir, kembali terdengar suara dari
masjid “PENGUMUMAN”. Hatiku semakin tak tentu, dalam benakku aku berkata
dan berharap Semoga 1 syawal tidak jadi besok! Amien.
Diberitahukan kepada seluruh warga ropoh bahwa menurut MUI yang
baru saja menyelesaikan siding penentuan 1 syawal 1430 H. bahwa 1 syawal jatuh
pada tanggal 8 Nopember 2010, yaitu besok pagi. Maka dari itu, marilah kita
membaca takbir bersama-sama.
Allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar, laa…ilahaillallahu
wallahuakbar, allahukabar, walillahil hamdu… Alhamdulillah.
Demikian pengumuman ini kami sampaikan semoga mendapat perhatian,
dan kepada seluruh remaja, pemuda, dan penduduk ropoh dimohon untuk ke masjid
guna takbir bersama-sama. Terima kasih.
Hatiku
gelisah, gempar, dan tak tentu sekan aku ingin menggerutu pada Tuhan. Kenapa
setiap kali aku menginginkan sesuatu pasti berlainan dengan kenyataan yang ada.
Meski aku sedikit merasa senang karena hari kemenangan telah tiba, namun
kemenanganku terasa belum sempurna tanpa adanya temu alumni di SMP, karena
pertemuan itu adalah memo terindah dalam hidupku. Tiba-tiba dalam kesibukanku
malam itu, sedangkan ibuku sedang bersujud dalam tempat shalatnya. Dari dalam
kamarku terdengar dering HPku berbunyi keras, kring… kring… kring… aku buka
satu demi satu sms yang masuk
Yul,
met hari raya semoga kita mendapat kemenangan di tahun ini
Rian,
IXB
Hey,
Gak terasa udah lebaran ea? Segala khilaf dan salahku, maafin ya?
Fifi,
VIIIA
Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Lia,
IXF
Kadang
salah tak terasa, namun di hari ini salah kan hilang. Maafkan segala kesalahan
Amalia,
IXA
Dan
masih banyak lagi sms serupa, aku hanya tercengan melihat mereka begitu
bahagia. Aku yang hanya merana karena sudah tahu tanggal 13 besok bertepatan
dengan 5 syawal. Dengan segera aku menghubungi ketua panitia reuni beserta
sekretarisnya yang kebetulan kedua-duanya sedang berusaha menjalin hubungan.
Aslm. Khusnan, maaf untuk tahun ini aku gak bisa ikut reuninan
lagi. Tadi malem MUI sudah beri pengumuman kalau besok jatuh 1 syawal. Jika
besok itu 1 syawal, maka tanggal 13 lusa tanggal 5 syawal, dan jika tanggal 5
syawal aku pasti gak bisa datang ke reuni. Maaf, dan Selamat hari raya idul
fitri 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Yuli, IXA, 2002
Sms
yang aku buat, aku kirim pada ketua dan sekretaris panitia. Ketua panitia,
Khusnan yang sudah tahu kebiasaanku kalau setiap tahun jika tanggal 5 syawal
aku tidak bisa mendatangi acara reuni, dengan senyum manis ia menjawab
Wslm. Hehehe, Ya, gak apa-apa yul. Kapan-kapan suatu waktu nanti pasti
aka nada waktu kita, temen-temen ketemu bareng, ngobrol bareng, dan poko’e
seneng deh!
Met hari raya juga, Mohon Maaf Lahir Batin
Aldhina
sebagai sekretaris pun tak mau kalah dalam laga jawaban sms yang aku kirimkan.
Wslm. Yah, yul gak apa-apa. Kapan-kapan aku undang saja kamu ke
tempatku, reuni di tempatku. Rasanya udah pengen banget ketemu kamu, sudah 8
tahun kayaknya aku gak ketemu. Pengen rasanya aku nampar kamu kayak pas ada
kericuhan antara kelas IXA dengan IX D dulu itu?. kalau teringat pengen tertawa
sendiri. Hahaha. Kok sampai separah itu hubungan kita ya? Tapi sekarang aku
tahu kok betapa besar dan hebat hubungan pertemanan itu. Pertemanan bukanlah
peralatan untuk mencari sesuatu, namun pertemanan adalah hubungan yang
menyatukan jiwa. Ingat kata-kata itu yul? Kata yang kamu katakan ketika
perpisahan dulu? Hehe,
Met hari raya idul fitri 1430 H juga, semoga di tahun ini kita ada
peningkatan dibanding tahun yang sudah berlalu.
Dina, IXA, 2002
Ketika
membaca sms dari dina, tanpa aku sadari mataku terasa berat untuk terpejam
ataupun melihat, seluruh bola mata terpenuhi kucuran air mata. Karena memang
aku pernah mengucapkan hal yang disampaikan dina padaku, hubungan pertemanan
adalah hubungan penyatuan, bukan suatu hubungan untuk memperoleh sesuatu. Tapi
kini betapa berat menjalin hubungan pertemanan ketika semuanya sudah terpisah
dengan kehidupan dan penghidupan yang berbeda?
Hari
demi hari pun berlalu, di suatu kecerahan pagi berteman embun yang segar,
datang seorang padaku dengan membawakan sebuah surat yang begitu ringkas dan
tegas.
Kepada
Yth: Kepil,
20 Nopember 2010
Yuli
Prasetiati
Di
Tempat
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Mengharap
kedatangannya pada:
Hari,
Tanggal : Jum’at, 29 Nopember
2010
Tempat
: Rumah Sdr.
Khusnan, Tanjunganom
Acara
: Temu Alumni
Waktu
: Pukul 09.00 WIB
Demikian
semoga mendapat perhatian
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Panitia
Ttd
Khusnan
Aku
terkejut, bukankah baru saja reuni itu dilaksanakan, bukankah masih beberapa
hari yang lalu temu alumni di sekolah, tapi kenapa ada undangan reuni lagi?
Tanyaku menemani kebingunganku atas undangan yang datang pagi itu. aku yang
kebingungan segera menhubungi ketua panitia.
“Aslm.
Khusnan, Maksudnya apa? Bukankah baru beberapa hari kemaren reuni itu
dilaksanakan?” Tanyaku. Dari handphone ketua panitia terdapat jawabab.
“Wslm.
Gak apa-apa yul, bukankah kemaren dina udah ngobrol sama kamu?”
“Tapi
apa maskudnya?” tanyaku penasaran
“Kamu
datang saja di hari dan jam itu. kamu akan tahu disana. OK?”
“Yah,
siap!” Jawabku bersama dengan senyum bimbang
Waktu
berjalan begitu cepat, tak terasa hari jum’at 29 Nopember 2010 telah tiba.
Tepat pukul 08.00 WIB aku bersiap-siap berangkat dengan membawa hati yang penuh
Tanya. Langkah demi langkah aku lalui, di tengah perjalanan aku bertemu Riki.
“Yul,
kok jalan kaki to? Bareng aku saja. Mau ke rumah khusnan to?”
“Hm’m,
kok tahu aku mau kesana?” tanyaku
“Ya
tahulah, aku juga mau kesana. Aku dapet undangan susulan beberapa hari yang
lalu.”
“Kira-kira
ada acara apa to si khusnan?”
“Aku
juga gak tahu dia punya acara apa, yang penting kita kesana dulu! Ayo cepetan
naik!” tawarnya padaku
“Ya.”
Hanya
dalam hitungan menit aku sudah melihat sebuah gedung bertembok putih, berhias
kaca hitam gelap, dengan halaman rumah yang agak besar. Betapa gembira, dan
senang tak terhingga ketika aku sadar dan turun dari motor riki yang agak
jadul. Seperti mimpi saja, Disana sudah terkumpul semua teman-temanku
seangkatan tahun 2002 silam. Rina, Fifi, Ali, As, Dwi, Siti, Dani, Dian, Novi,
aaaaah dan masih banyak yang gak bisa aku sampaikan. Aku masuk ke lokasi
halaman rumah khusnan, ngobrol-ngobrol hingga lupa waktu dan keadaan, hingga
ada yang sempat bertanya padaku.
“Sebenarnya
khusnan ada acara apa to?” fian, angkatan alumni kakak kelasku bertanya padaku
“Aku
juga gak tahu?” jawabku nyantai
Bimbangku
kembali muncul hingga dari dalam rumah khusnan muncul suara dari khusnan lewat
speaker yang dipampang di depan rumahnya
Pengumuman,
Ditujukan kepada seluruh teman-temanku baik yang seangkatan ataupun
yang diatas atau dibawahku yang sedang berbahagia, maksud aku mengundang kalian
semua malakukan reuni kedua setelah beberapa hari yang lalu sudah reunian.
Selain untuk mempersatukan hubungan kembali, aku bermaksud melakukan syukuran
atas jadinya aku dengan aldhina, dan sekarang aku mengundang kalian semua agar
mau menjadi saksi atas akad nikahku dengan aldhina.
Alhamdulillah, semoga dengan pertemuan ini aku mendapat do’a yang
besar dari teman-teman, Amien.
Hahahaha,
aku tertawa girang dan bahagia. Ternyata maksud khusnan mengundang teman-teman
selain untuk reuni adalah sebagai saksi pernikahannya dengan Aldhina. Hemmmmm,
dapat dijadikan contoh, kapan-kapan aku mau nikah, aku undang saja temanku!
Haha,
No comments:
Post a Comment