Sunday, 29 July 2012

CERPEN SURATAN DARI SIRATAN


SURATAN DARI SIRATAN


Kepada Yth.                                                                Wonosobo, 23 Agustus 2010
Yuli Prasetiati
Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan datangnya surat ini, kami selaku Panitia Reuni SMP N 2 Kepil mengharap kehadirannya pada:
Hari, Tanggal             : Rabu, 13 Nopember 2010
Tempat            : Aula SMPN 2 Kepil
Acara              : Temu Alumni dan Silaturrahim
Waktu              : Pukul 09.00 WIB
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatiannya dihaturkan terima kasih.

Panitia Reuni,
Ketua                                       Sekretaris
Ttd                                           Ttd
Khusnan                                  Aldina Yusmarajanti

Itulah selebaran surat yang aku terima setiap tahun mengiring hari libur lebaranku, surat yang selalu datang ketika aku sedang merasakan rindu yang begitu membara dalam dada ini. Sebuah noktah yang selalu aku nantikan sebagai pelampiasan rasa rinduku pada tempat dan masa dimana aku bernaung di bawah pohon rindang nan segar dekat lapangan sepak bola, berhias seragam bitu putih menghadap bendera di bawah terik matahari pagi hari senin, menghadap pembimbing konseling ketika aku melakukan pelanggaran, tempat dimana aku sering berilustrasi dan berinspirasi memeras otakku ketika menghadapi Ujian, sebuah tempat dimana aku melepaskan kekesalanku bekerja di rumah, bertemu teman yang sering memberiku support dan semangat menjalani hidup. Yah, itulah sekolah. Di sebelah timur pasar randusari, kecamatan kepil itulah tempat berdiri tegak SMP N 2 Kepil yang sampai kini masih gagah dan tegap menjulang tinggi menantang awan, yang tak terasa sudah 8 tahun aku meninggalkannya
“Yul, bisa dateng to reunian besok?” Tanya riki, temenku sekelas waktu di kelas IX A
“Insya Allah aku datang kalau tidak ada acara mendadak.” Jawabku
“Sip, aku tunggu ya kedatanganmu!?”
“OK.” Kembali jawaban terakhirku terungkap padanya, meski hanya lewat tulisan dalam HP. Sudah lama aku merindukan akan pertemuan yang bernuansa nostalgia ini. Kadang terpikir di benakku, apakah teman-temanku masih seperti dulu? Ataukah sudah banyak yang berubah? Hahahaha, aku tertawa ketika terbayang wajah temanku yang sudah menjadi bapak-bapak atau ibu-ibu, atau bahkan sudah menjadi kakek dan nenek.
Riki adalah temanku berasal dari Tanjunganom, hahah, dia yang pernah hendak menjalin hubungan denganku tapi sayang aku yang belum terfikir sampai kesana. Waktu sekolah dahulu aku hanya terdikir untuk sekolah dan konsentrasi pada mata pelajaran, bukan pada yang lain. Mungkin dari sekian banyak siswa siswi SMPN 2 kepil yang saat itu berjumlah 500 siswa, hanya beberapa siswa yang berfikir aneh-aneh dan menggunakan waktu dengan sia-sia.
Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru saja aku menerima surat dari panitia reuni, hanya sekejap saja sudah tanggal 1 Nopember 2010 dan tinggal beberapa hari lagi reuni yang ditunggu-tunggu dapat dilaksanakan. Padahal aku menerima surat undangan reuni pada tanggal 1 agustus 2010. Aku bingung dan rasa tak tentu, bingung, dan bimbang, apakah aku bisa mendatangi acara yang berharga itu?
“Yul… reuni besok kamu berangkat to?” Tanya khusnan padaku
“Insya Allah, tapi kalau reuni besok itu jatuh tanggal 5 syawal aku gak bisa.” Jawabku
“Kenapa?”
“Karena pada tanggal itu, aku juga punya kegiatan rutin yang tak bisa aku tinggalkan di desa dan seluruh klan keluargaku.”
“Acara apa tu?”
“Biasa, acara silaturrahim keluarga dan temu keluarga.” Jawabku menjelaskan
Yah, memang jika hari dimana waktu reuni bertepatan dengan tanggal 5 syawal, aku tidak bisa menghadiri undangan dari manapun, termasuk itu dari guruku sekalipun. Karena sudah mencadi rutinitas keluargaku, jika tanggal 5 syawal pasti ada acara keluarga. Dan tanggal 5 syawal itu belum bisa ditentukan sebelum tanggal 1 syawal dilaksanakan, kenapa? Karena keputusan MUI menetapkan tanggal 1 syawal hanya bisa dilaksanakan dengan melihat bulan.
7 nopember 2010, saat-saat dimana seluruh umat muslim menanti-nanti kedatangan syawal. Mereka bahagia karena datangnya syawal diperkirakan adalah hari esok, berbeda denganku yang berharap semoga jatuhnya 1 syawal adalah hari setelah besok. Karena jika 1 syawal jatuh esok hari, maka tanggal 13 nanti jatuh tanggal 5 syawal, dan… tentunya aku tak dapat lagi ikut reuni bareng teman-temanku.
Detik demi detik aku lalui dengan ketegangan, waktu menunjuk pukul 17.30 aku yang sedang kelelahan menahan lapr dan hausnya puasa segera mempersiapkan perbekalan untuk berbuka. Sedang ayah dan ibuku sedang menanti berbuka di ruang tamu dengan nonton TV. Tampak Senang sekali mereka berdua, aku pun ikut gembira melihat orang tuaku bahagia meskipun ibuku adalah ibu yang belum pernah melahirkanku dari kandungannya. Waktu maghrib telah datang, adzannya telah dikumandangkan. Waktu berbuka telah tiba, aku dan kaluarga segera menyantap rampadan (Snack) buka puasa. Aku yang terbayang hari esok dengan kebimbangan ikut makan meski dengan tak lahap, namun tetap aku makan. Maghrib telah berlalu, adzan isya telah dikumandangkan. Aku yang masih dalam keadaan suci (Tidak Haid) hendak melesat menuju masjid, namun ayahku melarang aku ke masjid
“Yul, kamu di rumah saja!” kata ayahku
“Kenapa yah?” Tanyaku penasaran
“Kamu bantu ibu masak di rumah, siapa tahu besok itu jatuh tanggal 1 syawal. Seandainya saja besok jatuh 1 syawal, persiapan kita sudah ada. Dan jika besok belum jatuh 1 syawal ya… tidak apa-apa bisa buat buka puasa besok.”
“Ya ayah, aku di rumah saja.”
Ayah segera pergi menuju masjid, tak lama kemudian iqamat dikumandangkan. 1 menit, 2 menit, 3 menit, dst. Tak terasa sekitar 10 menit dari kepergian ayah ke masjid, terdengar dari speaker masjid

Pengumuman, diberitahukan kepada seluruh warga masyarakat Ropoh. Bahwa shalat tarawih malam hari ini akan dilaksanakan namun menunggu keputusan MUI yang sekarang sedang melaksanakan sidang penentuan jatuhnya 1 syawal 1430 H.
Demikian pengumuman ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian.

Hatiku tegang, bimbang, seakan aku berharap semoga 1 syawal tidak jatuh besok. Jika 1 syawal tidak jatuh besok, rasanya aku akan sujud syukur dengan khusyu sebab 6 hari nanti aku akan bertemu dengan kawan lamaku. Hening dan tenang malam itu, hanya berderingan suara TV dideringkan menemani malam. Aku menemani keheningan malam itu dengan berlari kesana kemari membantu ibu yang sedang masak di dapur. Mempersiapkan ini itu, ini itu, dan lain-lain. Tiba-tiba di tengah kesibukanku, jam dinding bordering theng… theng… theng… theng… waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Aku yang bimbang masih merasa resah kenapa belum ada pengumuman susulan dari masjid?. Tak lama setelah gerutuku terlahir, kembali terdengar suara dari masjid “PENGUMUMAN”. Hatiku semakin tak tentu, dalam benakku aku berkata dan berharap Semoga 1 syawal tidak jadi besok! Amien.

Diberitahukan kepada seluruh warga ropoh bahwa menurut MUI yang baru saja menyelesaikan siding penentuan 1 syawal 1430 H. bahwa 1 syawal jatuh pada tanggal 8 Nopember 2010, yaitu besok pagi. Maka dari itu, marilah kita membaca takbir bersama-sama.
Allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar, laa…ilahaillallahu wallahuakbar, allahukabar, walillahil hamdu… Alhamdulillah.
Demikian pengumuman ini kami sampaikan semoga mendapat perhatian, dan kepada seluruh remaja, pemuda, dan penduduk ropoh dimohon untuk ke masjid guna takbir bersama-sama. Terima kasih.

Hatiku gelisah, gempar, dan tak tentu sekan aku ingin menggerutu pada Tuhan. Kenapa setiap kali aku menginginkan sesuatu pasti berlainan dengan kenyataan yang ada. Meski aku sedikit merasa senang karena hari kemenangan telah tiba, namun kemenanganku terasa belum sempurna tanpa adanya temu alumni di SMP, karena pertemuan itu adalah memo terindah dalam hidupku. Tiba-tiba dalam kesibukanku malam itu, sedangkan ibuku sedang bersujud dalam tempat shalatnya. Dari dalam kamarku terdengar dering HPku berbunyi keras, kring… kring… kring… aku buka satu demi satu sms yang masuk
Yul, met hari raya semoga kita mendapat kemenangan di tahun ini
Rian, IXB

Hey, Gak terasa udah lebaran ea? Segala khilaf dan salahku, maafin ya?
Fifi, VIIIA

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin
Lia, IXF

Kadang salah tak terasa, namun di hari ini salah kan hilang. Maafkan segala kesalahan
Amalia, IXA

Dan masih banyak lagi sms serupa, aku hanya tercengan melihat mereka begitu bahagia. Aku yang hanya merana karena sudah tahu tanggal 13 besok bertepatan dengan 5 syawal. Dengan segera aku menghubungi ketua panitia reuni beserta sekretarisnya yang kebetulan kedua-duanya sedang berusaha menjalin hubungan.
Aslm. Khusnan, maaf untuk tahun ini aku gak bisa ikut reuninan lagi. Tadi malem MUI sudah beri pengumuman kalau besok jatuh 1 syawal. Jika besok itu 1 syawal, maka tanggal 13 lusa tanggal 5 syawal, dan jika tanggal 5 syawal aku pasti gak bisa datang ke reuni. Maaf, dan Selamat hari raya idul fitri 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Yuli, IXA, 2002

Sms yang aku buat, aku kirim pada ketua dan sekretaris panitia. Ketua panitia, Khusnan yang sudah tahu kebiasaanku kalau setiap tahun jika tanggal 5 syawal aku tidak bisa mendatangi acara reuni, dengan senyum manis ia menjawab
Wslm. Hehehe, Ya, gak apa-apa yul. Kapan-kapan suatu waktu nanti pasti aka nada waktu kita, temen-temen ketemu bareng, ngobrol bareng, dan poko’e seneng deh!
Met hari raya juga, Mohon Maaf Lahir Batin

Aldhina sebagai sekretaris pun tak mau kalah dalam laga jawaban sms yang aku kirimkan.
Wslm. Yah, yul gak apa-apa. Kapan-kapan aku undang saja kamu ke tempatku, reuni di tempatku. Rasanya udah pengen banget ketemu kamu, sudah 8 tahun kayaknya aku gak ketemu. Pengen rasanya aku nampar kamu kayak pas ada kericuhan antara kelas IXA dengan IX D dulu itu?. kalau teringat pengen tertawa sendiri. Hahaha. Kok sampai separah itu hubungan kita ya? Tapi sekarang aku tahu kok betapa besar dan hebat hubungan pertemanan itu. Pertemanan bukanlah peralatan untuk mencari sesuatu, namun pertemanan adalah hubungan yang menyatukan jiwa. Ingat kata-kata itu yul? Kata yang kamu katakan ketika perpisahan dulu? Hehe,
Met hari raya idul fitri 1430 H juga, semoga di tahun ini kita ada peningkatan dibanding tahun yang sudah berlalu.
Dina, IXA, 2002

Ketika membaca sms dari dina, tanpa aku sadari mataku terasa berat untuk terpejam ataupun melihat, seluruh bola mata terpenuhi kucuran air mata. Karena memang aku pernah mengucapkan hal yang disampaikan dina padaku, hubungan pertemanan adalah hubungan penyatuan, bukan suatu hubungan untuk memperoleh sesuatu. Tapi kini betapa berat menjalin hubungan pertemanan ketika semuanya sudah terpisah dengan kehidupan dan penghidupan yang berbeda?
Hari demi hari pun berlalu, di suatu kecerahan pagi berteman embun yang segar, datang seorang padaku dengan membawakan sebuah surat yang begitu ringkas dan tegas.

Kepada Yth:                                                                            Kepil, 20 Nopember 2010
Yuli Prasetiati
Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Mengharap kedatangannya pada:
Hari, Tanggal             : Jum’at, 29 Nopember 2010
Tempat                        : Rumah Sdr. Khusnan, Tanjunganom
Acara                          : Temu Alumni
Waktu                          : Pukul 09.00 WIB
Demikian semoga mendapat perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Panitia
                                                Ttd
Khusnan

Aku terkejut, bukankah baru saja reuni itu dilaksanakan, bukankah masih beberapa hari yang lalu temu alumni di sekolah, tapi kenapa ada undangan reuni lagi? Tanyaku menemani kebingunganku atas undangan yang datang pagi itu. aku yang kebingungan segera menhubungi ketua panitia.
“Aslm. Khusnan, Maksudnya apa? Bukankah baru beberapa hari kemaren reuni itu dilaksanakan?” Tanyaku. Dari handphone ketua panitia terdapat jawabab.
“Wslm. Gak apa-apa yul, bukankah kemaren dina udah ngobrol sama kamu?”
“Tapi apa maskudnya?” tanyaku penasaran
“Kamu datang saja di hari dan jam itu. kamu akan tahu disana. OK?”
“Yah, siap!” Jawabku bersama dengan senyum bimbang
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa hari jum’at 29 Nopember 2010 telah tiba. Tepat pukul 08.00 WIB aku bersiap-siap berangkat dengan membawa hati yang penuh Tanya. Langkah demi langkah aku lalui, di tengah perjalanan aku bertemu Riki.
“Yul, kok jalan kaki to? Bareng aku saja. Mau ke rumah khusnan to?”
“Hm’m, kok tahu aku mau kesana?” tanyaku
“Ya tahulah, aku juga mau kesana. Aku dapet undangan susulan beberapa hari yang lalu.”
“Kira-kira ada acara apa to si khusnan?”
“Aku juga gak tahu dia punya acara apa, yang penting kita kesana dulu! Ayo cepetan naik!” tawarnya padaku
“Ya.”
Hanya dalam hitungan menit aku sudah melihat sebuah gedung bertembok putih, berhias kaca hitam gelap, dengan halaman rumah yang agak besar. Betapa gembira, dan senang tak terhingga ketika aku sadar dan turun dari motor riki yang agak jadul. Seperti mimpi saja, Disana sudah terkumpul semua teman-temanku seangkatan tahun 2002 silam. Rina, Fifi, Ali, As, Dwi, Siti, Dani, Dian, Novi, aaaaah dan masih banyak yang gak bisa aku sampaikan. Aku masuk ke lokasi halaman rumah khusnan, ngobrol-ngobrol hingga lupa waktu dan keadaan, hingga ada yang sempat bertanya padaku.
“Sebenarnya khusnan ada acara apa to?” fian, angkatan alumni kakak kelasku bertanya padaku
“Aku juga gak tahu?” jawabku nyantai
Bimbangku kembali muncul hingga dari dalam rumah khusnan muncul suara dari khusnan lewat speaker yang dipampang di depan rumahnya
Pengumuman,
Ditujukan kepada seluruh teman-temanku baik yang seangkatan ataupun yang diatas atau dibawahku yang sedang berbahagia, maksud aku mengundang kalian semua malakukan reuni kedua setelah beberapa hari yang lalu sudah reunian. Selain untuk mempersatukan hubungan kembali, aku bermaksud melakukan syukuran atas jadinya aku dengan aldhina, dan sekarang aku mengundang kalian semua agar mau menjadi saksi atas akad nikahku dengan aldhina.
Alhamdulillah, semoga dengan pertemuan ini aku mendapat do’a yang besar dari teman-teman, Amien.

Hahahaha, aku tertawa girang dan bahagia. Ternyata maksud khusnan mengundang teman-teman selain untuk reuni adalah sebagai saksi pernikahannya dengan Aldhina. Hemmmmm, dapat dijadikan contoh, kapan-kapan aku mau nikah, aku undang saja temanku! Haha,

No comments:

Post a Comment