Sunday 20 December 2015

DOA YANG DIBACA KETIKA BANGUN DARI TIDUR

نقيلان
الاذكار النووية
للإمام محيى الدين أبي زكريا يحيى بن شرف النووي




باب ما يقول اذا استيقظ من منامه
BAB DOA YANG DIBACA KETIKA BANGUN DARI TIDUR

روينا في صحيحي امامي المحدثين ابي عبد الله محمد بن اسماعيل بن ابراهيم ابن المغيرة البخاري، وابي الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري رضي الله عنهما عن ابي هريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "يعقد الشيطان١) على قافية راس احدكم اذا هو نام ثلاث عقد، يضرب على كل عقدة مكانها: عليك ليل طويل فارقد٢). فان استيقظ وذكر الله تعالى انحلت عقدة، فان توضأ انحلت عقدة، فان صلى انحلت عقده كلها فاصبح نشيطا طيب النفس، والا اصبح خبيث النفس كسلان" هذا لفظ رواية البخاري، ورواية مسلم بمعناه، وقافية الرأس: اخره.
١)   قال المصنف في شرح مسلم: اختلف العلماء فى هذه العقد، فقيل: هو عقد حقيقي بمعنى عقد السحر للانسان ومنعه من القيام، وقيل: يحتمل ان يكون فعلا يفعله كفعل النفاثات في العقد، وقيل: هو من عقد القلب وتصميميه فكأنه يوسوس في نفسه ويحدث بأن عليك ليلا طويلا فتأخر عن القيام، وقيل: هو مجاز كني به عن تثبيط الشيطان عن القيام.
٢)   جاء في الفتح لابن حاجر: كذا في جميع الطرق عن البخاري بالرفع، ووقع في رواية ابي مصعب في الموطأ عن مالك: عليك ليلا طويلا، وهي في رواية ابن عيينة عن ابي الزناد عند مسلم. قال عياض: رواية الاكثر عن مسلم بالنصب على الاغراء، ومن رفع فعلى الابتداء اي باق عليك أو بإضمار فعل أي بقي. وقال القرطبي الرفع اولى من جهة المعنى، لانه الامكن في الغرور من حيث انه يخبره عن طول الليل ثم يأمره بالرقاد بقوله "فارقد" اهــ

Aku (Imam Nawawi) meriwayatkan dalam Kedua Kitab Shahih Dua Imam Ahli Hadits, yaitu Abi ‘Abdillah bin Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh Al Bukhori, dan Abil Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi r.a.huma, diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Syaitan mengikat1) leher kepala kalian ketika kalian tidur dengan 3 ikatan, yang mana syaitan membagi dalam setiap ikatan dengan bisikan: Kamu memiliki malam yang panjang, maka lelaplah. Apabila kalian terbangun dan dzikir kepada Allah maka lepaslah satu ikatan, dan jika kalian mengambil air wudhu maka lepaslah satu ikatan yang lain, dan apabil kalian shalat maka terlepaslah seluruh ikatan sehingga kalian akan terbangun (menyambut pagi) dengan ceria dan hati yang bersih, namun apabila ketiga hal tersebut tidak dilakukan “masih terikat tali syaitan” maka kalian akan menyambut pagi dengan hati yang jelek dan suka bermalas-malasan.” Ini adalah riwayat Imam Bukhori, dan riwayat muslim dengan ma’na yang sama dimana lafadz Qaafiyatirrasi terdapat di akhir hadits.
1) Pengarang Kitab berkata dalam Syarah Muslim: Ulama ikhtilaf tentang arti ‘Uqod (Ikatan). Ada yang mengatakan bahwa ikatan tersebut adalah ikatan sejati dengan arti sihir kepada manusia sehingga mencegah manusia bangun dari tidurnya; ada yang mengatakan bahwa ikatan tersebut adalah dzahir sebagaimana perlakuan orang yang menyihir Nabi dengan ikatan (Baca Surat Al Falaq); ada yang mengatakan bahwa ikatan tersebut adalah ikatan yang menjerat hati dan membungkamnya seakan-akan memberikan bisikan kepada manusia dan berbicara dalam hatinya bahwa “Malam ini adalah malam yang panjang” sehingga orang akan bangun lebih akhir; dan ada yang mengatakan bahwa ikatan tersebut adalah sebuah Majaz Kunny “perumpamaan keadaan” yang berasal dari godaan “bisikan” syaitan untuk mencegah bangun dari tidur.
2) Tercantum dalam kitab Al Fath karangan Ibnu Hajar: hal tersebut (Permasalahan bahasa dan bacaan) yang tercantum dari seluruh arah riwayat dari Imam Bukhori dibaca Rafa’ (Dhummah). Dan terdapat dalam riwayat Abi Mash’ab dalam Kitab Al Muwatho dari Imam Malik: “alaika lailan thawilan” dengan dibaca nashab (fathah). Bacaan fathah tersebut adalah riwayat ‘uyainah dari abi zanad, menurut Imam Muslim. ‘Iyadl Berkata: Kebanyakan riwayat dari Imam Muslim adalah dibaca nashab (Fathah) karena dirasa lebih mengena. Dan barang siapa yang membacanya dengan rafa (Dhummah) maka akan menjadi mubtada dengan penaksiran Baaqin ‘alaika atau dengan mendlamirkan kalimah fiil dengan penaksiran Baqiya. Namun Imam Qurtubi berkata: Dibaca dengan rafa (Dhummah) lebih utama dilihat dari arah makna, sebab lebih mengena dengan perkiraan bahwa syaitan memberikan berita tentang malam yang panjang dan memerintahkan untuk lelap dengan perintah “Farqud” alif ha (Intaha “telah selesai”)

وروينا في صحيح البخاري عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما وعن ابي ذر رضي الله عنه قالا: "كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اوى الى فراشه قال: باسمك اللهم احيا واموت، وإذا استيقظ قال: الحمد لله الذي احيانا بعد ما اماتنا وإليه النشور".
Aku (Imam Nawawi) meriwayatkan sebuah hadits dari Hudaifah bin Al Yaman r.a.huma dan dari Abi Dzarr r.a, mereka berdua berkata: “Ketika Rasulullah SAW meletakkan tubuhnya di atas tikarnya, beliau berkata باسمك اللهم احيا واموت {dengan menyebut namaMu wahai Allah, aku hidup dan mati}, dan ketika bangun dari tidurnya beliau berkata الحمد لله الذي احيانا بعد ما اماتنا وإليه النشور  {segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikanku kehidupan setelah kematian, dan hanya kepadaNya tempat kita akan dikumpulkan}”.

وروينا في كتاب ابن السنى بإسناد صحيح عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إذا استيقظ احدكم فليقل: الحمد لله الذي رد علي روحي، وعافاني في جسدي، واذن لي بذكره."
Aku (Imam Nawawi) telah meriwayatkan dari Ibnu Sina dengan sanad yang shahih dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: “Ketika kalian bangun dari tidur, maka alangkah baiknya membaca: الحمد لله الذي رد علي روحي، وعافاني في جسدي، واذن لي بذكره “Segala puji hanya bagi Allah yang telah mengembalikan nyawaku, telah memberikan kesehatan pada tubuhku, dan memberikan ijin untuk selalu mengingatNya.”



Dinuqil dari Sumber:
Kitab Al Adzkar An Nawawi
Karangan
Imam Muhyiddin Abi Zakariyya Yahya Ibn Syarf An Nawawi
Penerbit: Dar Al Kutub Al Islamiyyah
Jl. Kalibata Timur 1/61 Jakarta, 2004

Halaman 28     ||     Bab Maa Yaquulu Idzastaiqadza min manamihi

No comments:

Post a Comment