نقيلان
الاذكار
النووية
للإمام
محيى الدين أبي زكريا يحيى بن شرف النووي
باب ما
يقول اذا استيقظ من منامه
BAB
DOA YANG DIBACA KETIKA BANGUN DARI TIDUR
روينا في
صحيحي امامي المحدثين ابي عبد الله محمد بن اسماعيل بن ابراهيم ابن المغيرة
البخاري، وابي الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري رضي الله عنهما عن ابي هريرة
رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "يعقد الشيطان١) على
قافية راس احدكم اذا هو نام ثلاث عقد، يضرب على كل عقدة مكانها: عليك ليل طويل
فارقد٢). فان استيقظ وذكر الله تعالى انحلت عقدة، فان توضأ انحلت عقدة، فان صلى
انحلت عقده كلها فاصبح نشيطا طيب النفس، والا اصبح خبيث النفس كسلان" هذا لفظ
رواية البخاري، ورواية مسلم بمعناه، وقافية الرأس: اخره.
١) قال المصنف في شرح
مسلم: اختلف العلماء فى هذه العقد، فقيل: هو عقد حقيقي بمعنى عقد السحر للانسان ومنعه
من القيام، وقيل: يحتمل ان يكون فعلا يفعله كفعل النفاثات في العقد، وقيل: هو من
عقد القلب وتصميميه فكأنه يوسوس في نفسه ويحدث بأن عليك ليلا طويلا فتأخر عن
القيام، وقيل: هو مجاز كني به عن تثبيط الشيطان عن القيام.
٢) جاء في الفتح لابن
حاجر: كذا في جميع الطرق عن البخاري بالرفع، ووقع في رواية ابي مصعب في الموطأ عن
مالك: عليك ليلا طويلا، وهي في رواية ابن عيينة عن ابي الزناد عند مسلم. قال عياض:
رواية الاكثر عن مسلم بالنصب على الاغراء، ومن رفع فعلى الابتداء اي باق عليك أو
بإضمار فعل أي بقي. وقال القرطبي الرفع اولى من جهة المعنى، لانه الامكن في الغرور
من حيث انه يخبره عن طول الليل ثم يأمره بالرقاد بقوله "فارقد" اهــ
Aku (Imam Nawawi) meriwayatkan dalam
Kedua Kitab Shahih Dua Imam Ahli Hadits, yaitu Abi ‘Abdillah bin Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh Al Bukhori, dan Abil Husain Muslim bin Hajjaj
bin Muslim Al Qusyairi r.a.huma, diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Syaitan mengikat1) leher kepala kalian
ketika kalian tidur dengan 3 ikatan, yang mana syaitan membagi dalam setiap
ikatan dengan bisikan: Kamu memiliki malam yang panjang, maka lelaplah. Apabila
kalian terbangun dan dzikir kepada Allah maka lepaslah satu ikatan, dan jika
kalian mengambil air wudhu maka lepaslah satu ikatan yang lain, dan apabil
kalian shalat maka terlepaslah seluruh ikatan sehingga kalian akan terbangun
(menyambut pagi) dengan ceria dan hati yang bersih, namun apabila ketiga hal
tersebut tidak dilakukan “masih terikat tali syaitan” maka kalian akan
menyambut pagi dengan hati yang jelek dan suka bermalas-malasan.” Ini adalah
riwayat Imam Bukhori, dan riwayat muslim dengan ma’na yang sama dimana lafadz
Qaafiyatirrasi terdapat di akhir hadits.
1) Pengarang Kitab berkata dalam
Syarah Muslim: Ulama ikhtilaf tentang arti ‘Uqod (Ikatan). Ada yang mengatakan
bahwa ikatan tersebut adalah ikatan sejati dengan arti sihir kepada manusia
sehingga mencegah manusia bangun dari tidurnya; ada yang mengatakan bahwa
ikatan tersebut adalah dzahir sebagaimana perlakuan orang yang menyihir Nabi
dengan ikatan (Baca Surat Al Falaq); ada yang mengatakan bahwa ikatan tersebut
adalah ikatan yang menjerat hati dan membungkamnya seakan-akan memberikan
bisikan kepada manusia dan berbicara dalam hatinya bahwa “Malam ini adalah
malam yang panjang” sehingga orang akan bangun lebih akhir; dan ada yang
mengatakan bahwa ikatan tersebut adalah sebuah Majaz Kunny “perumpamaan
keadaan” yang berasal dari godaan “bisikan” syaitan untuk mencegah bangun dari
tidur.
2) Tercantum dalam kitab Al Fath
karangan Ibnu Hajar: hal tersebut (Permasalahan bahasa dan bacaan) yang
tercantum dari seluruh arah riwayat dari Imam Bukhori dibaca Rafa’ (Dhummah).
Dan terdapat dalam riwayat Abi Mash’ab dalam Kitab Al Muwatho dari Imam Malik:
“alaika lailan thawilan” dengan dibaca nashab (fathah). Bacaan fathah tersebut
adalah riwayat ‘uyainah dari abi zanad, menurut Imam Muslim. ‘Iyadl Berkata:
Kebanyakan riwayat dari Imam Muslim adalah dibaca nashab (Fathah) karena dirasa
lebih mengena. Dan barang siapa yang membacanya dengan rafa (Dhummah) maka akan
menjadi mubtada dengan penaksiran Baaqin ‘alaika atau dengan mendlamirkan
kalimah fiil dengan penaksiran Baqiya. Namun Imam Qurtubi berkata: Dibaca
dengan rafa (Dhummah) lebih utama dilihat dari arah makna, sebab lebih mengena
dengan perkiraan bahwa syaitan memberikan berita tentang malam yang panjang dan
memerintahkan untuk lelap dengan perintah “Farqud” alif ha (Intaha “telah
selesai”)
وروينا في
صحيح البخاري عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما وعن ابي ذر رضي الله عنه قالا:
"كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اوى الى فراشه قال: باسمك اللهم
احيا واموت، وإذا استيقظ قال: الحمد لله الذي احيانا بعد ما اماتنا وإليه
النشور".
Aku (Imam Nawawi) meriwayatkan
sebuah hadits dari Hudaifah bin Al Yaman r.a.huma dan dari Abi Dzarr r.a,
mereka berdua berkata: “Ketika Rasulullah SAW meletakkan tubuhnya di atas
tikarnya, beliau berkata باسمك اللهم احيا واموت {dengan
menyebut namaMu wahai Allah, aku hidup dan mati}, dan ketika bangun dari
tidurnya beliau berkata الحمد لله الذي احيانا بعد ما اماتنا
وإليه النشور {segala puji hanya bagi Allah yang telah
memberikanku kehidupan setelah kematian, dan hanya kepadaNya tempat kita akan
dikumpulkan}”.
وروينا في
كتاب ابن السنى بإسناد صحيح عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه
وسلم قال: "إذا استيقظ احدكم فليقل: الحمد لله الذي رد علي روحي، وعافاني
في جسدي، واذن لي بذكره."
Aku (Imam Nawawi) telah meriwayatkan
dari Ibnu Sina dengan sanad yang shahih dari Abu Hurairah r.a dari Nabi
Muhammad SAW, beliau berkata: “Ketika kalian bangun dari tidur, maka alangkah
baiknya membaca: الحمد لله الذي رد علي روحي، وعافاني في جسدي،
واذن لي بذكره
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah mengembalikan nyawaku,
telah memberikan kesehatan pada tubuhku, dan memberikan ijin untuk selalu
mengingatNya.”
Dinuqil dari Sumber:
Kitab
Al Adzkar An Nawawi
Karangan
Imam Muhyiddin
Abi Zakariyya Yahya Ibn Syarf An Nawawi
Penerbit: Dar
Al Kutub Al Islamiyyah
Jl. Kalibata
Timur 1/61 Jakarta, 2004
Halaman 28 ||
Bab Maa Yaquulu Idzastaiqadza min manamihi
No comments:
Post a Comment