MAAF DAN SESALAN
Pagi buta membuatku tak dapat melihat apapun
Hingga sang mentari menjemputku dengan keindahan dan kehangatan cahyanya
Dalam kelelapanku aku terbayang
Akan keindahan esok hari yang bergitu penuh dengan kekosongan
Kicauan burung menghias indahnya pagi
Sinaran surya mencakar bumi dengan kasihnya
Aku yang baru tersadar dari lelapku
Melihat sesosok jiwa yang kuat nan tabah
Sedang berjalan berlalu melampui jalan yeng penuh dengan ketidakpastian
Ia dengan tabah dan kuat menjaga martabat
Tuk menghidupi buah hati yang ia dambakan
Menjadi hamba yang begitu memiliki kemanfaatan
Dengan membawa sebuah keranjang berisikan minuman
Ia berlalu lalang berteriak memanjakan barang yang dibawa
Dengan berharap ada yang terkesima dengan teriakannya
Aku yang sedang duduk di kamar
Termenung dan terkesan
Dengan yang diteriakkan
Begitu tabah dan kuat jiwanya
Ia yang sudah bertahun-tahun hidup sendiri
Tanpa kekuatan sang suami
Sedang buah hati yang didambakannya menjadi yang berguna
Sedang berlalu di bangku pendidikan yang begitu jauh darinya
Ketika aku melihatnya
Sekilas aku berfikir
Bahwa begitu nikmatnya menjadi aku
Yang selalu mendapat kasih dari orang tuaku
Tak jauh dari tatapan mata
Tak lalu dari ratapan jiwa
Hingga aku berfikir
Kan ku mohon maaf dan berterima kasih teramat
Pada orang tuaku yang telah memberiku penghidupan
Namun kasar dan kerasnya hati ini
Hingga mata ini tak sanggup menitihkan air mata
Maafkan aku ayah, ibu
Telah banyak membuat kesalahan dan kesusahan
Tak faham kan artinya kasih sayang orang tua
Yang telah dilimpahkan pada diriku yang hina dina ini
No comments:
Post a Comment