Teman Hayalanku
Keceriaanku semakin mengundang rasa penasaran ibuku. Bagaimana bisa anak yang sangat pemurung dan pendiam seperti itu, bisa menjadi anak yang periang. Ibuku berbicara pada ayahku, dan ayahku saat itu pernah mendengar bahwa aku berbicara ada anak perempuan sebayaku.
Pertama, orang tua ku menganggap bahwa mungkin itu karena film yang sering ku tonton. Tapi, lama-kelamaan, aku malah seperti lupa akan diriku yang asli, aku seperti berubah 360 derajat. Aku bukan anak pendiam yang dulu lagi, kini aku lebih sering tertawa sendiri dan sering mengobrol sendiri. Khawatir akan kejiwaanku yang mulai memburuk, orang tuaku membawaku ke kenalan mereka yang pintar masalah kejiwaan sekaligus pintar ilmu kebatinan. Dia sengaja dipanggil jauh-jauh dari Bandung hanya untuk mengkonsultasikan keadaan ku ini.
Saat ia datang, aku hanya duduk di sofa dan ditanya-tanya oleh sahabat karib ayahku itu. "De, dede sering maen sama siapa ?". "Sama Mita" jawabku. "Mita itu siapa ?", tanyanya. "Dia teman Aii". "Bisa tunjukin dimana sekarang dianya de ?". Aku pun menunjuk ke arah meja makan "Tuh, dia lagi disana".
Sejenak, sahabat karib ayahku itu pun memejamkan mata dan aku tak melihat temanku itu berdiri di meja makan, aku tak tahu ia pergi kemana. Setelah beberapa saat, sahabat karib ayahku itu pun berkata pada ibu dan ayahku, "Dia tidak apa-apa kok pak, bu. Singkatnya dia itu ada yang menemani, dia baik sekali kok bu, malah bisa juga jadi yang ngejagain si Aii" katanya. Ibuku sedikit menghilangkan kekhawatirannya. Dan lalu setelah itu, ia pulang dan lalu kami pun segera tidur...
Di malam selanjutnya, ketika aku hendak tidur, Mita menyapaku dan berkata padaku. Kurang lebih seperti ini...
mita : Aii.. Mita nya mulai besok mau pindah rumah, jangan nangis terus ya. Mulai besok atau secepatnya, Aii pasti dapetin teman yang banyak. Mungkin Mitanya bakal dateng lagi nyamper Aii sekali-sekali, tapi waktunya lama banget. Jangan sering nangis lagi ya
zip : Kok pindah ? Aii nanti ga punya teman lagi. Nanti ada patung lagi.
mitan: Tenang aja, mulai besok Aii bakal dapet permen yang lebih enak lagi dari yang sekarang Aii makan. Pokoknya, Aii ga boleh sedih ya kalau Mita besok ga nyamper Aii lagi.
zip : Tapi Mita janji kan bakal nyamper Aii lagi nanti ?
mita : Iya, hehe, nanti Mita bakal bangunin lagi Aii kaya dulu. Terus nanti kalau orang tua Mita maen kesini lagi, Mita janji mau nyamper Aii lagi.
zip : Pokoknya Mita harus kesini lagi nanti
mita : Iya, gih sana. Ayah sama ibu nanti bentar lagi ke kamar, Aii nya siap-siap buat tidur aja ya.
"Iya" jawabku sambil tak mau melihat wajah lucunya. Lalu saat kulihat ia, ia sudah tidak ada, dan aku pun tidur bersama orang tuaku. Saat bermimpi, aku berada di tengah-tengah karnaval yang saat itu aku pernah berada. Disana tidak kutemui satu orang pun. Lalu aku pun berkeliling.
Saat aku berada di permainan korsel kuda, aku melihat banyak kerumunan orang yang pertama kali mengerumuni Mita saat di mimpiku yang pertama namun sekarang dengan wajah yang terlihat. Banyak diantara mereka, wanita dan pria, yang wajahnya hancur, mata menggantung di pipi, bibirnya aneh (bibirnya nampak vertikal tidak seperti lazimnya manusia), sekujurnya luka yang jelek sekali, seperti luka bekas tikaman yang parah sekali, ada sebagian yang di lehernya seperti bekas gorokan, ada yang bekas gantungan tali, ada yang ususnya terurai keluar dengan darah yang menetes-netes, ada pula yang berbentuk seperti pocongan, lalu ada yang badannya kecil sekali, namun kepalanya besar dengan lidah menjulur sampai dada berkuku panjang matanya melotot tajam !..
Aku yang saat itu hanya seorang anak kecil, sudah tidak tahu apa yang aku akan lakukan. Badanku tidak bisa bergerak, sementara gerombolan mahluk yang tidak tahu apa itu semakin mendekat. Dalam kebuntuanku itu, aku hanya bisa menangis sejadinya, sedangkan kerumunan itu terus mendekatiku. Aku hanya menyebut, ayah, ibu, ya Allah ! (kebetulan saat itu aku sudah diajarkan mengenai agama Islam karena TK ku itu TK Islam, namun aku hanya tahu Allah saja dan surat al-fatihah, karena aku diajarkan lagu yang liriknya "Allah Tuhannya kita para muslim" begitu).
Lalu kemudian muncul seorang wanita berambut panjang yang memakai daster putih dan kakek tua yang wajah mereka bersinar sangat terang sekali beserta seekor kucing mengikutinya (benar-benar diluar logika memang, bila kalian memikirkan apa yang ku ceritakan.. namun ini yang ada di mimpiku). Mereka seperti ditakuti oleh kerumunan mahluk jahanam itu, mereka tiba-tiba terbakar satu per satu saat kakek itu mengacungkan tongkat yang digunakan untuk membantunya berdiri tersebut.
Kakek itu hanya berbicara "Uruslah urusan kalian, anak ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan kalian. Maju selangkah lagi dzat yang maha Agung akan mengirim kalian ketempat yang lebih hina seribu kali dari kalian". Lalu mahluk-mahluk itu pun sambil terbakar, mereka berlarian tidak tahu kemana.
Setelah aku berhenti menangis, aku melihat wanita tadi berkata padaku.
wanita : Aii, ini Mita. Aiinya jangan takut lagi ya, mereka ngga akan ganggu Aii lagi
zip : Mereka tuh siapa ? kenapa ganggu Aii terus ? (sambil menangis)
mita : Mereka tuh orang jahat di power ranger yang sering Aii tonton
zip : " *spontan* Makasih !!! sambil memeluk wanita berdaster tadi
Lalu setelah beberapa lama aku ditenangkan, kakek dan wanita tadi mengantarku ke sebuah rumah yang terlihat seperti rumahku. Aku pun berjalan masuk menuju pintu rumah tersebut. Dan ketika aku menoleh ke belakang, mereka melambaikan tangan padaku dan aku pun melambaikan tanganku pada mereka, dan aku pun berjalan masuk ke kamarku, dan kutarik selimut, aku pun tidur dan tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Aku melihat jendela, tak ada lagi patung, tak ada lagi temanku itu yang membangunkanku. Itulah pertama kali aku merasa kehilangan seorang teman yang takkan aku bisa kembali menjumpainya lagi...
Siangnya, ayahku mendapat telepon dari sahabatnya dan menanyakan kondisiku, tapi ayahku mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Baru disitulah sahabat ayahku itu mengatakan hal yang sebenarnya dari cerita saat dia berkomunikasi dengan teman ku itu saat dia pertama kali ke rumah untuk menanyaiku.
Dia menceritakan bahwa sebenarnya ada mahluk2 yang mencari seseorang untuk dijadikan salah satu dari mereka, namun gagal mencelakai targetnya. Ketika mahluk-mahluk tersebut kembali mencarinya, mereka melihatku sering terduduk kosong sendirian di teras sepanjang pagi maupun sore menjelang maghrib, mereka pun tertarik denganku. Namun ada sosok ghaib lain yang ternyata sama-sama menyukaiku, ia diam di pohon belakang rumahku, namun dia bersifat baik dan penuh kasih sayang karena faktor `x` di masa lalunya yang kemudian tidak mau bahwa aku di apa-apakan oleh mereka.
Lalu saat ia ingin memperingatiku, ia malah tertangkap oleh kerumunan mahluk yang aku lihat sebelumnya. Kemudian saat itu, dia melindungiku dari dekat sebagai anak kecil yang mengerti duniaku karena orang tuaku mungkin akan berpikir bahwa aku sedang mempunyai teman khayalan. Namun saat ia melihat kakek-kakek galak yang melindungiku dari mereka, sahabat karib ayahku mengatakan, bahwa itu adalah pelindung yang dikirim kakekku untuk melindungiku dari kecil.
Lalu kemudian karena sahabat ayahku takut akan apa-apa, ia menyuruh aku bersekolah dan dibesarkan di Bandung saja, karena disana, bila ada apa-apa, sahabat ayahku itu bisa mengontrolnya dan bisa langsung menolong. Dan akhirnya, aku tinggal di Bandung sampai sekarang dan alhamdulillah, tidak pernah aku mengalami hal yang seperti yang kualami saat kecil.
Namun terkadang, ketika aku terduduk di balkon di suatu malam dalam kondisiku yang sekarang, tidak jarang aku sering mengingat sahabat kecilku "Mita" yang mungkin seperti mimpi bagi kalian saat aku menceritakan pengalaman teraneh selama masa kecilku ini.
Aku merindukanmu kawan. Akankah engkau bermain bersamaku lagi hari ini dan seterusnya ...
No comments:
Post a Comment