CERIS, NABI
MUSA DAN RAJA FIR’AUN
Assalamualikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur
kepada Allah SWT, pada hari ini kita dapat berjumpa dalam keadaan sehat wal
afiat. Allahumma Amiin.
Pada kesempatan kali, Najwa akan bercerita
tentang seorang Nabi yang gagah perkasa, yang mendapat mukjizat dari Allah SWT
berupa sebuah tongkat dan kitab Taurat.
Ada yang tahu, siapa nama Nabi itu?
Benar, Nabi Musa AS.
Dan kali ini, Najwa akan berkisah tentang
Nabi Musa AS dengan Raja Fir’aun.
Negeri Mesir pada masa itu dipimpin oleh
seorang Raja yang bergelar Fir’aun. Seorang raja yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Raja yang sombong dan mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Suatu hari,
peramal istana mengatakan akan lahir bayi laki – laki yang akan mengalahkan Raja
Fir’aun. Raja Fir’aun pun ketakutan. Segera ia perintahkan prajuritnya untuk membunuh
semua bayi laki – laki yang lahir.
Yukabad,
Ibunda Nabi Musa, yang saat itu sedang mengandung Nabi Musa menjadi ketakutan,
kalau-kalau, prajurit Fir’aun mengetahui keberadaannya. Akan tetapi, berkat
perlindungan dari Allah SWT., Yukabad berhasil menyembunyikan kandungannya.
Bahkan, sampai kelahirannya pun tidak diketahui. Kemudian Allah SWT memberi
petunjuk kepada ibunda Musa (Yukabad) agar membuat peti kayu untuk menghanyutkan
bayinya ke sungai Nil.
Diiringi
kesedihan sang ibunda, Musa kecil pun dihanyutkan di sungai Nil.
Subkhanallah!
Ternyata, peti itu hanyut mendekati istana Fir’aun sehingga ditemukan oleh
keluarga Raja Fir’aun.
Tapi, masya
Allah! Semua atas kuasa Allah SWT. Istri
Fir’aun yang bernama Asiah ternyata sangat terpesona oleh senyum bayi Musa yang
lucu, imut, tampan dan menggemaskan. Ia pun merasa sangat sayang pada bayi itu.
Asiah merayu Raja Fir’aun agar mengizinkannya mengambil Musa kecil sebagai
anaknya. Awalnya, Raja Fir’aun menolak, tapi akhirnya Raja Fir’aun menerima dan
mau mengangkat Musa menjadi anak angkatnya. Maka tinggallah Musa kecil di
istana Fir’aun yang megah hingga Nabi Musa menjadi dewasa.
Ketika sudah dewasa, tanpa sengaja Nabi Musa membunuh
saudara Raja Fir’aun yang sedang berkelahi. Mendengar hal itu, Raja Fir’aun menjadi
marah, kemudian menyuruh prajuritnya untuk menangkap Musa. Tetapi Nabi Musa berhasil lolos dan melarikan diri
keluar dari Negeri Mesir.
Selama 10
tahun Nabi Musa meninggalkan Mesir, kota kelahirannya, hingga tiba waktunya, Allah
SWT mengangkat Nabi Musa menjadi seorang Nabi dan Rasul, dan memerintahkan agar
Nabi Musa untuk berdakwah ke negeri Mesir memberi peringatan kepada Fir’aun ditemani
saudaranya yang bernama Nabi Harun AS.
Mereka
bermaksud mengajak Raja Fir’aun menyembah kepada Allah SWT.
“Musa, beri tahu kami siapa Tuhanmu itu?”
seru Fir’aun.
“Tuhanku adalah Tuhanmu juga. Dialah yang
telah menciptakan alam semesta. Dia pula yang menurunkan hujan dari
langit. Segeralah bertobat, ” ajak Nabi Musa.
“Tidak tahu diri kau Musa dulu kamu saya asuh kini
malah berbalik melan dan menentangku”
Namun, Fir’aun yang sombong malah menantang
Nabi Musa untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Nabi Musa pun memasukkan
tangannya ke leher bajunya, lalu menariknya kembali dan muncullah cahaya putih
kemilau.
“Itukah bukti bahwa dirimu adalah
utusan Tuhan? Padahal, itu hanya kepandaianmu dalam mempraktikkan ilmu sihir.
Kami juga punya tukang–tukang sihir yang hebat! Mari kita bertanding!
Orang–orang berkumpul untuk menyaksikan adu
kekuatan antara Nabi Musa dan penyihir – penyihir Fir’aun. Ditengah lapang
terlihat Nabi Musa berdiri berhadapan dengan puluhan penhyihir dari berbagai
negeri. “Hai para ahli sihir, tunjukkan kemampuan kalian! Majulah bersama –
sama! Hadiah besar telah menanti kalian!” seru Fir’aun.
Mereka, para penyihir Raja Fir’aun, mulai
melemparkan tongkat dan tali ke hadapan Nabi Musa. Tali dan tongkat–tongkat itu
berubah menjadi ular–ular buas dan hendak menyerang Nabi Musa. Situasi menjadi
genting. Nabi Musa hanya berharap pada pertolongan Allah.
Segera Nabi Musa melemparkan tongkat
mukjizatnya ke tanah. Saat itu juga mukjizat tongkat Nabi Musa berubah menjadi
ular raksasa yang besar dan menelan semua ular-ular tipuan para penyihir Raja
Fir’aun.
Menyaksikan peristiwa itu, para penyihir
langsung bertobat. “Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun!” seru para
penyihir.
Fir’aun menjadi murka, lalu menghukum mati
semua penyihirnya. Kemenangan Nabi Musa tidak juga membuat Fir’aun sadar. Ia
malah memburu Nabi Musa dan pengikutnya. Fir’aun dan prajuritnya terus memburu
Nabi Musa. Allah SWT, memerintahkan Nabi Musa dan pengikutnya keluar dari
Mesir.
Nabi Musa pun meninggalkan Mesir beserta para
pengikutnya. Ketika mereka tiba di tepi Laut Merah, tiba–tiba orang yang
berjalan di belakang rombongan berseru dengan panik, “Ada Fir’aun! Ada Fir’aun!
Fir’aun dan balatentaranya mengejar kita”.Dari kejauhan, Fir’aun dan pasukannya mengejar. Nabi Musa meminta pengikutnya bersabar. Atas perintah Allah SWT. Nabi Musa mengangkat tongkatnya, lalu memukulkannya ke laut. Subhanallah dengan izin Allah SWT, lautpun terbelah. Ditengah – tengahnya terdapat jalan kering agar rombongan Nabi Musa dapat melewatinya.
Semua rombongan Nabi Musa pun selamat diseberang. Saat Fir’aun dan pasukannya masih di tengah laut terbelah, seketika itu terdengar suara gemuruh yang dahsyat dan laut pun kembali bersatu. Tenggelamlah Fir’aun dan seluruh pasukannya. Itulah azab Allah atas kesombongan Fir’aun.
Lengkingan suara Fir’aun terdengar oleh rombongan Nabi Musa, “Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun!”. Teriak Fir’aun di tengah gelombang laut yang dahsyat. Namun sudah terlambat, tak ada lagi ampunan baginya.
No comments:
Post a Comment