Tuesday 10 July 2012

PUISI DI BALIK PAGAR SUCI


DI BALIK PAGAR SUCI

Jauh di sana aku melihat
Bukit indah berhias senja merah
Ingin rasanya aku memilikinya
Gapaian tanganku tak terasa bergerak mendekat
Dayungku tak terasa terayun
Perahuku mulai berlayar mengejar matahari
            Terlalu jauh aku berlayar
            Tak sampai aku menggapai mimpi
            Memeluk matahari
            Menggapai bukit nan indah berhias senja
****
Aku yang serba tiada
Aku yang tak punya apa-apa
Berhayal ingin memiliki Insan mulia
Kau yang aku damba semakin menjauh
Kau yang aku harap semakin meninggi
            Hanya gagapan tanganku yang tak mungkin sampai
            Menggapai matahari
            Kau terasa dekat untuk aku sentuh
            Namun hakikatnya kau terlalu jauh
****
Kau yang terkurung
Berlindungkan bukit tinggi setinggi matahari bersinar
Bertutupkan satir kesucian
Bersembunyi di belakang gerbang penantian
            Terlalu lama aku memendam
            Rasa rinduku pada insan mulia
            Yang terkurung, tertutup, dan terlindung
            Pagar suci tempat perjanjian
            Seorang alim dengan penitip buah hati
****
Dengan mataku aku bisa melihatmu
Meski dari kejauhan, Kau terasa begitu dekat di hatiku
Namun ketika hatiku melihatmu
Hakikatnya Kau terlalu jauh
Hakikatnya Kau terlalu besar
Hakikatnya Kau terlalu mulia
Untuk dimiliki hamba yang hina dina
Namun harapku bersamamu
Selalu menemani hidupku
Yang memberiku kekuatan dan harapan
Karena di balik pagar suci itulah
Hatimu bersembunyi dari pencarianku

No comments:

Post a Comment