CONTOH PIDATO TEMA BAKTI KEPADA ORANG TUA
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ
اَرْسَلَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاَحْسَنِ
الْخَلْقِ وَالْخُلُقِ وَاْلاَدَبِ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى وَنَبِيِّكَ الْمُرْتَضَى وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلِّمَ اَجْمَعِيْنَ، اَمِّابَعْدُ:
قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا....الاية
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَدَّبَنِيْ
رَبِّيْ فَاَحْسَنَ تَأْدِيْبِيْ...الحديث
Ø Yang terhormat ……….
Ø Tidak lupa hormat kami haturkan kepada ……
Ø Kepada yang terhormat …….
Ø Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah YME, Tuhan semesta alam,
Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya kepada
kita sehingga pada hari, jam, menit, dan detik ini kita masih diberi kesempatan
untuk senantiasa meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepadaNya.
Selain itu Allah-lah yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan kepada
kita untuk berjumpa, bertemu, dan berkumpul dalam tempat yang penuh dengan
berkah ini tanpa halangan suatu apapun. Untuk itu rasa syukur kita kepada
Allah, kita lahirkan dengan bersama-sama meningkatkan keimanan kita, serta
dengan bacaan tahmid bersama, Alhamdulillahirabbil’alamien.
Shalawat serta
salamNya semoga tetap tercurah atas Nabi Besar Muhammad SAW, seorang nabi yang
telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada seluruh umatnya dengan kebaikan
dan kesempurnaan akhlak dan adab. Maka dari itu, sebagai wujud rasa cinta kita
kepada Rasulullah marilah kita lahirkan dengan membaca shalawat bersama,
Allahumma shalli ‘ala Muhammad. Semoga kita semua adalah segolongan umat yang
mendapat syafa’at rasulullah di hari kiamat nanti, amien.
Hadirin hadirat yang dimuliakan
Allah
Rasulullah SAW
sebagai tauladan seluruh umat Islam telah mengajarkan, memberikan teladan dalam
perilaku keseharian. Tersebut dalam Alquran al karim:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة
Yang artinya: “sesungguhnya telah kamu temukan tauladan dalam diri
rasulullah”
Tauladan yang
perlu kita ketahui dalam diri rasulullah, salah satunya adalah perilaku mulia
beliau SAW. Betapa besar dan hebatnya akhlak dan adab beliau. Dibuktikan dengan
suatu hadits yang telah disabdakan beliau, bahwa: “Tuhanku telah mengajariku
Adab (sopan santun), dan sekaligus telah melimpahkan lebih tentang adabku.”
Salah satu
Keteladanan yang patut kita semua tiru dan teladani dalam menjalani kehidupan
adalah akhlak rasulullah yang begitu mulia. Karena rasulullah diutus di dunia
ini adalah untuk menyempurnakan adab dan akhlak seluruh umatnya. Betapa besar
dan mulianya akhlak dalam diri beliau, tidak ada orang yang tidak menghormati
beliau karena akhlaknya. Adalah wajib bagi kita untuk menghormat beliau dengan
segala pujian, serta segala apa yang kita miliki tidak bisa berbanding dengan
jasa yang telah diberikan kepada kita.
Tidak beda
dengan orang tua kita, orang yang telah merawat kita sebelum, ketika, bahkan
setelah kita dilahirkan. Jika jasa rasulullah SAW memberikan tauladan tentang
adab dan akhlak, maka jasa orang tua adalah telah memberikan kesempatan
kehidupan kepada kita. Betapa besar dan mulia jasa orang tua kepada kita. Ibu
kita yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, selama sembilan bulan membawa,
dan selalu menemani kita , baik susah maupun senang selalu beliau rasakan
ketika kita masih dalam kandungan. Seorang ibu ketika mengandung sangatlah
sulit untuk menjalankan aktifitas sehari-hari, bahkan untuk beristirahat saja
harus dengan tenaga. Ingin tidur miring kanan atau kiri berat sebelah, mau
tengkurup seperti gangsingan, dan lain sebagainya. Selain itu ibu selalu
menjaga pola makan agar gizi kita yang masih dalam kandungan selalu tercukupi.
Belum lagi ketika kita dilahirkan, begitu besar taruhan yang dibebankan.
Ketika Seorang
ibu melahirkan, taruhan yang diberikan adalah nyawanya, jika gagal dalam
melahirkan maka nyawa ibu melayang, namun alhamdulillah perlu kita syukuri
karena kita semua lahir dalam keadaan sehat wal afiat, begitu juga dengan ibu
kita. Perlu kita lahirkan rasa syukur yang begitu besar ketika kita melihat
wajah ibu kita yang selalu tersenyum melihat tingkah laku kita, selalu
tersenyum lega ketika kita beribadah, dan lain-lain.
Ingatlah bahwa
ibu kita bahagia ketika melihat kita dilahirkan meski memendam rasa sakit yang
begiti dalam, namun senyum dari bibirnya terlahir dengan ucapan Alhamdulillah
anakku lahir dengan sehat wal afiat. Setelah kita beranjak besar, kebahagiaan
ibu semakin membesar pula. Kekurangan serta kelebihan kita adalah kebagiaan
baginya, berbeda dengan kita yang ketika melihat ada kekurangan pada diri kita,
kita masih mengira bahwa hal tersebut adalah suatu cela yang harus dihilangkan.
Padahal pandangan seorang ibu terhadap kekurangan yang kita miliki adalah
kebahagiaan, menjadi satu pelajaran, bahwa tiada manusia yang dilahirkan
sempurna. Maka ibu selalu berusaha untuk merubah kakurangan yan kita miliki
sehingga tidak ada lagi kekurangan dalam diri, meskipun perubahan tersebut
tidak sempurna. Karena perlu kita sadari bahwa yang sempurna di dunia ini
hanyalah Allah semata.
Selain ibu ada satu orang yang berpengaruh terhadap kehidupan kita,
yaitu ayah. Seorang yang telah berjasa memberikan nafkah kepada ibu ketika ibu
masih mengandung. Dan seorang yang selalu marah ketika kita melakukan hal yang
negatif. Orang yang telah mengajari kita beradab, bertingkah laku, dan
berakhlak yang baik.
Orang tua,
itulah yang patut untuk kita sebut kepada mereka karena jasa mereka yang begitu
besar telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan cinta. Untu itulah
suatu kewajiban bagi kita kepadanya adalah sebagaimana tersebut dalam
firmanNya.
“Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Keterangan
lebih lanjut tentang ayat diatas adalah sebagai berikut.
Suatu
kewajiban kita kepada orang tua adalah berakhlak dan beradab kepada mereka,
baik dalam perkataan maupun perbuatan, serta dalam permohonan kita.
Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.
Kita tidak diperkenankan mengucapkan
kata ah ketika kita diperintah atau diberi penataran oleh orang tua. Ucapan
yang pantas kita ucap kepada orang tua ketika kita tidak bisa melaksanakan
perintahnya adalah “alhamdulillah, ibu/bapak telah memberiku pelajaran agar aku
dapat melakukan ini, itu, dll. Namun maaf saya belum bisa melaksanakan apa yang
ibu/bapak perintah, namun mohon tambah do’a semoga saya bisa melaksanakan
perintah ibu/bapak, meski saya belum bisa melaksanakan/mewujudkan perintah
ibu/bapak, akan saya usahakan supaya perintah ibu/bapak dapat
terlaksana/diwujudkan”. Kita mengucapkan ah saja tidak boleh apalagi kita
berkata kasar pada orang tua, sangatlah diharamkan dan tidak diperbolehkan
secara mutlak., karena jasa yang telah diberikan kepada kita tidak bisa kita
bandingkan dengan apa yang ada dalam fikiran kita. Tersebut dalam suatu hadits
bahwa ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW: “wahai rasul,
ayah saya adalah orang yang lumpuh, beliau berkeinginan melakukan ibadah haji.
Kemudian saya menggendong beliau ketika thawaf, sa’I, dan ibadah-ibadah
laiinya. Apakah saya telah membalas/mengimbangi jasa ayah kepada saya?”.
Rasulullah menjawab dengan sabdanya: “ketahuilah, jasa orang tua itu tiada
bandingannya. Meskipun kami menggendong ayah kamu dan beribadah haji selama 70
kali, pahala itu belum cukup untuk membalas jasa orang tua yang telah diberikan
kepadamu.”….alhadits.
rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
Makna rendahkanlah adalah
merendahkan diri kepada orang tua, baik merendahkan diri secara lahir maupun
batin. Merendahkan secara lahir adalah berakhlak dan beradab kepada orang tua.
Sebagai contoh merendahkan diri secara lahiriyah adalah: menata cara berjalan
kita ketika di depan atu di belakang orang tua dengan penuh ta’dzim dan hurmat
kepada orang tua, berkata dan menjawab pertanyaan dengan halus dan penuh dengan
ta’dzim serta rasa hurmat, mengatur cara bertingkah laku kita ketika ada atau
orang tua kita tidak ada di hadapan kita, dan lain sebagainya. Merendahkan
secara batin adalah memberikan do’a dan pujian serta selalu memuji dan berusaha
membalas jasa mereka. Dalam firmanNya kita diperintah untuk senantiasa
mendo’akan mereka agar Allah memberikan maghfiroh (ampunan) dan mengasihi orang
tua, Sebagaimana tersebut dalam ayat Alquran di atas.
dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Adalah sebuah do’a yang kita
lantunkan kepada mereka agar Allah selalu mengasihi mereka sebagaimana mereka
telah mendidik kita diwaktu kecil. Banyak Didikan mereka yang telah diberikan
ketika kita masih kecil sebagaimana kami sebutkan tadi dalam pembahasan
jasa-jasa orang tua. Selain pada ayat di atas, ada ayat lain yang memberikan
perintah kepada kita agar kita senantiasa memberikan do’a kepada mereka. Salah
satu diantaranya adalah.
Qs.
Nuh: ayat 28 memerintahkan agar Allah selalu memberikan ampunan kepada orang
tua dan seluruh orang mukmin mukminat yang masuk rumah kita, dan membinasakan
kedzaliman.
“Ya
Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
Qs. Al hasyr:
ayat 10 memerintahkan kepada kita agar Allah mengampuni saudara-saudara kita
yang telah mendahului kita dengan iman, dan tidak membiarkan kedengkian
merajalela dalam hati kita terhadap orang yang beriman. Yang dimaksud
saudara-saudara dalam ayat ini adalah seluruh orang selain kita selama orang
itu mengaku Islam/muslim/mukmin adalah saudara kita. Termasuk di dalamnya
adalah orang tua, karena orang tua adalah saudara Islam kita di hari kiamat
nanti.
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan
Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi
Maha Penyayang."
Semoga kita
adalah segolongan umat Muhammad yang selalu senantiasa berusaha membalas jasa orang
tua dengan berakhlak dan beradab kepada mereka dan selalu memberikan do’a
kepada mereka, dan semoga Allah selalu memberikan ampunan dan kasih sayang
kepada mereka sebagaimana mereka telah mendidik kita diwaktu kita masih kecil, amien
allahumma amien.
Masih banyak
ayat yang memerintahkan agar kita selalu memberikan do’a kepada orang tua kita,
namun sekian yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya dalam penyampaian baik
af’al, aqwal, maupun ahwal kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan atas
perhatiannya kami haturkan terima kasih.
Kami akhiri
والله الموفق الى اقوام الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Kereeeen,,,, :D
ReplyDeletemasukan, dan kritiknya admin nantikan untuk kemajuan bersama....tkx :)
Delete